Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Ibu Hamil Muda Boleh Makan Sate? Ketahui Dampak Makanan yang Dibakar untuk Janin

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 23 Nov 2023 13:25 WIB

Ilustrasi Makan Sate
Ibu Hamil Muda Boleh Makan Sate? Ketahui Dampak Makanan yang Dibakar untuk Janin/ Foto: Getty Images/iStockphoto/gahsoon
Daftar Isi
Jakarta -

Bunda ngidam makan sate saat hamil? Makanan asli Indonesia ini memang bisa menggugah selera bila disajikan dalam kondisi panas.

Makan sate saat hamil sebaiknya dikurangi dulu, Bunda. Sebab, sate merupakan makanan yang dibakar dan seringkali menggunakan daging mentah langsung bakar dalam pengolahannya.

Dilansir laman Eating Well, makanan yang dibakar mengalami proses kimia yang disebut non-enzymatic browning. Ada dua jenis non-enzymatic browning, yakni karamelisasi dan reaksi Maillard.

Karamelisasi terjadi ketika karbohidrat atau gula dipanaskan dan air dihilangkan, kemudian diikuti dengan proses yang disebut isomerisasi (ketika suatu senyawa atau makanan diubah menjadi bentuk yang berbeda) dan polimerisasi (menggabungkan molekul, memberikan warna coklat pada makanan dan rasa pedas).

Sedangkan, reaksi Maillard terjadi ketika asam amino dalam makanan bereaksi dengan gula pereduksi saat makanan dimasak. Proses ini juga memberikan rasa yang berbeda, serta warna yang lebih gelap pada makanan tersebut.

Namun, jika makanan yang dimasak sudah melewati titik karamelisasi, makanan tersebut akan menjadi hitam dan hangus. Makanan yang dimasak dalam suhu tinggi kemungkinan besar mengandung bahan kimia akrilamida, heterosiklik (HCA), dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).

Lalu apa saja dampak makanan yang dibakar, seperti sate, untuk janin dan ibu hamil?

Simak penjelasan lengkapnya berikut ini ya!

Ibu hamil muda makan sate

Makan sate saat hamil muda sebaiknya dihindari dulu ya, Bunda. Sebab, konsumsi makanan yang dibakar seperti sate kambing atau sate ayam bisa berisiko menimbulkan komplikasi dan masalah pada janin.

Saat dibakar, permukaan luar daging yang bersentuhan dengan api pembakaran dapat menyebabkan lemak daging dan asap arang menghasilkan PAH dalam jumlah tinggi. Selain itu, efek karsinogen yang ditimbulkan dari pembakaran daging juga bisa berdampak buruk pada ibu hamil dan janinnya.

Dampak makanan yang dibakar untuk janin dan ibu hamil

Secara umum, penelitian belum ada yang menemukan secara detail dampak ibu hamil muda makan sate atau daging yang dibakar. Namun, sudah banyak studi yang menemukan dampak PAH pada janin, tanpa menjelaskan kaitannya dengan usia kehamilan

Hidrokarbon aromatik polisiklik atau polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) merupakan jenis bahan kimia di sate bakar yang bisa memicu masalah pada kehamilan. PAH dapat ditemukan di baru bara dan arang.

Memasak makanan dengan suhu tinggi seperti dibakar dapat menghasilkan PAH yang besar, dan beberapa di antaranya diklasifikasikan 'bersifat karsinogenik' bagi manusia. Dilansir laman Washingtonian, dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Nutrition disebutkan bahwa PAH dapat ditranfer dari plasenta ke janin.

"Janin dan bayi yang sedang berkembang secara signifikan lebih sensitif terhadap bahan kimia beracun dibandingkan orang dewasa," kata tim peneliti.

Ilustrasi SateIlustrasi Sate Bakar/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Ika Rahma

Berikut beberapa dampak makanan yang dibakar pada janin dan ibu hamil:

1. Menyebabkan berat badan lahir rendah

Sementara melansir dari laman Romper, dijelaskan bahwa PAH berkontribusi terhadap rendahnya berat badan lahir dan lingkar kepala bayi baru lahir. Dalam studi terbaru yang diterbitkan di Environment International pada Agustus 2023, juga menjelaskan bahwa akumulasi bukti epidemiologi menemukan bahwa paparan prenatal terhadap PHA dikaitkan dengan gangguan perkembangan neurokognitif.

Ulasan lain di Public Health Nutrition yang dipublikasikan Cambridge University Press tahun 2016 juga menjelaskan kaitan paparan PAH pada janin. Menurut ulasan, konsumsi daging yang dibakar dalam jumlah tinggi selama kehamilan dikaitkan dengan penurunan berat badan lahir, Bunda.

2. Dikaitkan dengan terjadinya kanker pada anak

Studi yang diterbitkan dalam British Medical Journal tahun 2015 menemukan bahwa konsumsi makanan dengan zat karsinogenik selama kehamilan dikaitkan dengan kanker pada masa kanak-kanak. Meski jarang terjadi, kanker pada masa kanak-kanak merupakan salah satu penyebab kematian paling umum pada anak kecil.

Peneliti menemukan bahwa hubungan antara kanker dan karsinogenik ini paling jelas terlihat pada kondisi leukemia, khususnya pada anak laki-laki. Demikian seperti mengutip laman Maastricht University.

3. Meningkatkan risiko keguguran

Makanan seperti sate umumnya dibakar dalam kondisi mentah. Hal ini dapat menimbulkan risiko ibu hamil terkena infeksi Toksoplasmosis, Bunda.

Toksoplasmosis adalah infeksi parasit Toxoplasma gondii. Pada orang yang tidak hamil, infeksi biasanya tidak berbahaya dan seringkali tanpa gejala. Namun, pada wanita hamil, toksoplasmosis dapat meningkatkan risiko keguguran, bayi lahir mati, atau kerusakan pada organ bayi yang sedang berkembang.

"Toksoplasmosis bisa berbahaya bagi janin yang sedang berkembang. Sayangnya, dalam sejumlah kecil kasus, hal ini dapat menyebabkan keguguran atau bayi meninggal saat lahir," kata ahli diet di bidang nutrisi anak, Sasha Watkins, dikutip dari Baby Centre.

4. Menyebabkan penyakit asam lambung

Secara umum, konsumsi makanan yang dibakar terlalu sering bisa menyebabkan asam lambung naik. Makanan yang dibakar bisa membuat sistem pencernaan, terutama lambung, bekerja ekstra untuk mencernanya.

Peningkatan asam lambung saat hamil bisa membuat Bunda tidak nyaman menjalankan aktivitas. Terlebih, ibu hamil rentan mengalami penyakit asam lambung karena perubahan hormon kehamilan.

Tips memasak daging untuk mengurangi risiko bahan kimia

Saat hamil, Bunda sebaiknya menghindari dulu makanan yang dibakar, seperti sate. Bila memang ngidam makan sate, Bunda bisa konsultasikan dulu ke dokter ya.

Sebenarnya, konsumsi daging tak harus selalu dibakar. Bunda bisa mengolahnya dengan cara dimasak sampai matang, lalu dibumbui dengan rempah.

Daging, terutama sapi dan ayam, mengandung nutrisi yang baik dikonsumsi selama hamil. Daging sapi, misalnya, mengandung zat besi yang dapat mencegah anemia selama kehamilan.

Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terpapar bahan kimia saat memasak daging:

  1. Masak makanan terlebih dahulu dalam microwave selama beberapa menit untuk mengurangi waktu memanggang atau membakarnya.
  2. Hindari membakar makanan langsung ke api terbuka, atau langsung ke logam panas.
  3. Jaga suhu panggangan atau pembakaran tetap moderat untuk meminimalkan api besar.
  4. Balikkan daging sesering mungkin.
  5. Potong bagian makanan yang hangus sebelum disajikan.
  6. Jangan membuat kuah dari tetesan daging.

Simak juga tips mengolah daging kambing yang aman untuk ibu hamil, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda