HaiBunda

KEHAMILAN

Mengenal Kondisi Rahim setelah Kuret dan Tandanya Sudah Bersih

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 04 Jan 2024 20:55 WIB
Mengenal Kondisi Rahim setelah Kuret dan Tandanya Sudah Bersih/ Foto: iStockphoto/Getty Images/PonyWang
Jakarta -

Prosedur kuret dapat dilakukan segera bila Bunda mengalami keguguran. Kondisi rahim setelah menjalani kuret dapat berubah dan mengetahui perubahan ini penting untuk kembali memulai program hamil.

Ya, setelah menjalani kuret, Bunda dapat menunggu selama beberapa waktu untuk kemudian kembali program hamil. Setidaknya, Bunda perlu menunggu sampai rahim siap dan sudah bersih dari jaringan.

Mengenal prosedur kuret

Dalam istilah medis, kuret disebut juga Dilation and Curettage (D&C). American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan bahwa kuret adalah prosedur pembedahan di mana serviks dibuka (dilation) dan sebuah alat tipis yang dimasukkan ke dalam rahim. Alat ini digunakan untuk mengeluarkan jaringan di dalam rahim.


"Kuret (D&C) dapat digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati banyak kondisi yang memengaruhi rahim, seperti perdarahan yang tidak normal. Tindakan ini juga dapat dilakukan untuk menghilangkan jaringan kehamilan karena keguguran di trimester pertama," tulis ACOG dalam laman resminya.

Kuret merupakan jenis prosedur medis. Artinya, tindakan ini hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dan oleh profesional, seperti dokter.

Prosedur kuret memakan waktu yang terbilang singkat, yakni sekitar 5-10 menit. Namun, prosesnya mungkin lebih lama. Bunda akan diminta menunggu selama beberapa jam untuk pemulihan sebelum diizinkan pulang.

Kegunaan kuret

Kuret biasanya dilakukan untuk beberapa kondisi medis yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita. Dilansir beberapa sumber, berikut beberapa kegunaan kuret:

  1. Membersihkan jaringan yang berada di rahim setelah keguguran. Tujuannya untuk mencegah infeksi atau pendarahan hebat.
  2. Menghilangkan kehamilan mola atau hamil anggur, di mana ada benjolan yang bukan kehamilan normal.
  3. Menghilangkan polip serviks yang biasanya bersifat jinak.
  4. Mengobati pendarahan yang berlebihan setelah melahirkan dengan membersihkan semua plasenta yang tertinggal dalam rahim.
  5. Menentukan penyebab pendarahan di uterus yang abnormal.
  6. Mendeteksi kanker atau mengetahui infertilitas.

Ilustrasi Kuret/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Leandro Santiago

Kondisi rahim setelah kuret

Setelah menjalani prosedur kuret, Bunda biasanya sudah dapat melanjutkan aktivitas dalam waktu satu atau dua hari. Efek sampingnya memang bisa menimbulkan nyeri, tapi masih terbilang ringan. Beberapa perempuan melaporkan mengalami bercak atau perdarahan selama beberapa minggu.

Setelah kuret, lapisan baru akan terbentuk di dalam rahim. Menurut ACOG, hal tersebut membuat periode menstruasi setelah kuret mungkin tidak terjadi seperti biasanya, bisa lebih awal atau terlambat.

Sebelum serviks kembali ke kondisi normal dan tertutup, Bunda juga berisiko lebih tinggi terkena bakteri dan mengalami infeksi.

Perlu diketahui, kondisi rahim setelah kuret umumnya akan kembali menjadi normal dalam waktu cepat. Asalkan, Bunda mematuhi anjuran dari dokter, seperti tidak menggunakan tampon selama dua minggu atau sampai diizinkan, dan tidak melakukan hubungan intim selama dua minggu setelah operasi.

Sementara itu, rahim dikatakan telah bersih usai kuret bila siklus haid sudah kembali lancar, tidak mengalami kram, dan tidak lagi muncul bercak atau perdarahan. Dilansir Very Well Family, sulit untuk memprediksi kapan Bunda akan mendapatkan haid kembali setelah kuret. Namun, kebanyakan akan kembali dalam waktu dua hingga enam minggu.

"Rata-rata sekitar dua hingga enam minggu, namun waktunya akan berbeda-beda pada setiap orang. Jika perempuan mengalami keguguran, kadar hormon harus kembali normal sebelum mengalami haid kembali," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Renita White, MD.

Efek samping kuret

Efek samping kuret dapat dialami usai menjalani prosedur ini, Bunda. Beberapa di antaranya dapat berisiko pada kondisi kesehatan. Berikut 6 efek samping kuret yang perlu Bunda tahu:

  • Kram selama beberapa hari
  • Muncul bercak atau pendarahan ringan
  • Pendarahan berat yang berkepanjangan atau terjadi pembekuan darah
  • Demam
  • Nyeri perut
  • Keluar cairan berbau dari vagina

Program hamil setelah kuret

Mengutip Parenting Firstcry, kemungkinan untuk bisa hamil sehat masih tetap tinggi usai menjalani kuret. Sebagian besar spesialis menyarankan untuk menunggu setidaknya tiga siklus menstruasi untuk mulai program hamil. Meski begitu, kuret bisa saja menyebabkan perubahan pada organ intim perempuan.

Bila merasa khawatir dengan efeknya, Bunda bisa konsultasikan dulu ke dokter, terutama untuk mengantisipasi keguguran berulang.

Prosedur kuret dapat menyebabkan kerusakan serviks yang berpengaruh pada kehamilan berikutnya. Bila mengalami kondisi ini, Bunda perlu menjalani pengobatan sebelum program hamil.

Kuret juga bisa menyebabkan pelebaran serviks yang meningkatkan risiko kelahiran prematur dan keguguran di kehamilan berikutnya.

Risiko kuret

Kuret menjadi salah satu pilihan banyak perempuan untuk mengeluarkan semua sisa jaringan pasca keguguran. Meski begitu, tindakan ini tetap bisa berisiko. Selain menyebabkan kram dan perdarahan, ada beberapa risiko lain dari kuret, yakni:

1. Perforasi uterus

Perforasi uterus terjadi ketika alat bedah kuret tidak sengaja menusuk dinding rahim. Hal ini sering terjadi pada perempuan yang baru hamil atau mengalami menopause.

Kebanyakan perempuan yang terkena perforasi uterus akan sembuh dengan sendirinya. Namun, bila pembuluh darah atau organ lain rusak, maka dibutuhkan prosedur lanjutan untuk menanganinya.

2. Infeksi

Bunda juga dapat terkena infeksi setelah menjalani kuret. Namun, kejadian ini termasuk jarang.

Sebagian besar infeksi dapat dengan mudah disembuhkan dengan antibiotik. Infeksi juga dapat dicegah dengan tidak melakukan aktivitas berat usai kuret.

3. Sindrom Asherman

Sindrom Asherman terjadi saat jaringan parut terbentuk dalam rongga rahim. Sindrom ini paling sering terjadi ketika kuret dilakukan setelah keguguran atau persalinan.

Perempuan yang mengalami sindrom Asherman bisa mengalami siklus menstruasi tidak normal dan menyakitkan. Di masa yang akan datang, kondisi ini juga dapat berisiko menyebabkan keguguran dan masalah kesuburan.

Demikian penjelasan terkait kondisi rahim setelah kuret. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Kenali Apa Itu Peranakan Turun dan Cara Pencegahannya Menurut Dokter

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Cerita Artis Shezy Idris Jadi Single Parent, Kini Jualan Donat & Baju Demi Anak

Mom's Life Amira Salsabila

Ternyata Ini Alasan Seseorang Jadi Target Gigitan Nyamuk

Mom's Life Tim HaiBunda

7 Tanaman Pembawa Hoki di Dapur Menurut Feng Shui

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Sandra Odilifia

Cerita Miskah Shafa Jalani Sidang S1 secara Daring karena Kehamilan Sudah Dekat HPL

Kehamilan Amrikh Palupi

Makan Telur Setiap Hari Bikin Kolesterol Tinggi, Mitos atau Fakta?

Mom's Life Pritadanes

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Cerita Miskah Shafa Jalani Sidang S1 secara Daring karena Kehamilan Sudah Dekat HPL

Ternyata Ini Alasan Seseorang Jadi Target Gigitan Nyamuk

7 Tanaman Pembawa Hoki di Dapur Menurut Feng Shui

5 Potret Teuku Wisnu Ajak Shireen Sungkar Pulang Kampung ke Aceh, Rumah Lama Jadi Sorotan

Makan Telur Setiap Hari Bikin Kolesterol Tinggi, Mitos atau Fakta?

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK