Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

6 Efek Samping dan Risiko Kuret yang Bunda Perlu Tahu

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 22 Oct 2021 16:33 WIB

Ilustrasi wanita dirawat di rumah sakit
Ilustrasi wanita menjalani kuret di rumah sakit/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Niphon Khiawprommas
Jakarta -

Kuret merupakan prosedur yang kerap dilakukan setelah seseorang mengalami keguguran. Meski prosedur ini normal, ada efek samping kuret yang bisa dialami Bunda.

Kuret dikenal juga dengan nama dilation and curettage (D&C). Melansir dari Very Well Family, kuret dilakukan untuk mengangkat jaringan yang tersisa dari uterus setelah keguguran.

"Prosedurnya menggunakan alat berbentuk seperti sendok yang disebut kuret. Digunakan untuk mengikis lapisan dinding rahim dengan lembut," kata penulis buku After Miscarriage, Krissi Danielsson.

Pada beberapa kasus, prosedur ini masuk dalam tindakan medis. Terutama pada wanita yang mengalami perdarahan berat setelah keguguran.

"Kuret adalah cara tercepat untuk menghentikan pendarahan dan menghindari perkembangan hipovolemia (kehilangan banyak darah) dan anemia," ujarnya.

Kegunaan kuret

Prosedur kuret biasanya dilakukan untuk beberapa kondisi medis yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita. Dilansir beberapa sumber, berikut enam kegunaan kuret:

  1. Membersihkan jaringan yang berada di rahim setelah keguguran. Tujuannya untuk mencegah infeksi atau pendarahan hebat.
  2. Menghilangkan kehamilan mola atau hamil anggur, di mana ada benjolan yang bukan kehamilan normal.
  3. Menghilangkan polip serviks yang biasanya bersifat jinak.
  4. Mengobati pendarahan yang berlebihan setelah melahirkan dengan membersihkan semua plasenta yang tertinggal dalam rahim.
  5. Menentukan penyebab pendarahan di uterus yang abnormal.
  6. Mendeteksi kanker atau mengetahui infertilitas.

Prosedur kuret

Berikut prosedur yang dilakukan saat menjalani kuret, seperti mengutip Mayo Clinic:

Selama prosedur

  1. Pasien akan tidur telentang di atas meja operasi dengan tumit yang bersandar pada penopang yang disebut sanggurdi.
  2. Dokter akan memasukkan alat yang disebut spekulum ke dalam vagina, seperti Pap test, untuk melihat serviks.
  3. Lalu akan dimasukkan alat ke dalam leher rahim untuk perlahan-lahan melebarkan serviks sampai terbuka.
  4. Dokter lalu mengeluarkan alat dilatasi dan memasukkan alat berbentuk seperti sendok untuk mengangkat jaringan di rahim.
Close up picture of a pregnant woman showing a love sign on her belly in the first trimester, outdoorIlustrasi wanita menjalani kuret/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Ocskaymark

Setelah operasi

Setelah operasi, Bunda akan dirawat untuk pemulihan anestesi. Dokter juga memantau untuk pendarahan hebat atau komplikasi lainnya. Jika pasien mendapatkan anestesi umum, makan kemungkinan bisa terjadi mual atau muntah.

Efek samping normal dari prosedur kuret dapat berlangsung beberapa hari, di antaranya kram ringan dan bercak atau pendarahan ringan. Untuk mengatasi kram, dokter mungkin menyarankan pasien mengonsumsi ibuprofen, seperti advil, motrin IB, atau obat lainnya. Pasien bisa kembali beraktivitas normal dalam waktu satu atau dua hari.

Efek samping kuret

Efek samping kuret bisa dialami usai menjalani prosedur. Beberapa di antaranya dapat berisiko pada kondisi kesehatan wanita. Berikut 6 efek samping kuret yang perlu Bunda tahu:

  1. Kram selama beberapa hari
  2. Muncul bercak atau pendarahan ringan
  3. Pendarahan berat yang berkepanjangan atau terjadi pembekuan darah
  4. Demam
  5. Nyeri perut
  6. Keluar cairan berbau dari vagina

Risiko kuret

Risiko kuret cukup jarang ditemukan, tetapi dapat menyebabkan infeksi hingga nyeri hebat. Berikut 4 risiko kuret:

1. Perforasi uterus

Perforasi uterus terjadi ketika alat bedah kuret tak sengaja menusuk dinding rahim. Hal ini sering terjadi pada wanita yang baru hamil atau mengalami menopause.

Kebanyakan orang yang terkena perforasi uterus akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika pembuluh darah atau organ lain rusak, maka dibutuhkan prosedur lain untuk menanganinya.

2. Kerusakan serviks

Jika serviks robek selama kuret, maka dokter akan memberikan tekanan dan obat untuk menghentikan pendarahan atau menutup luka dengan jahitan. Selain itu, dapat terjadi juga insufisiensi serviks atau melemahnya otot dan jaringan serviks yang potensinya kecil.

"Kondisi itu bisa menyebabkan pelebaran serviks, meningkatkan risiko kelahiran prematur, dan keguguran di kehamilan berikutnya," ujar Danielsson.

3. Infeksi

Infeksi setelah melakukan prosedur kuret mungkin terjadi, Bunda. Namun, kejadian ini termasuk jarang, Bunda. Sebagian besar infeksi dapat dengan mudah disembuhkan dengan antibiotik.

4. Sindrom Asherman

Sindrom Asherman paling sering terjadi ketika kuret dilakukan setelah keguguran atau persalinan. Kondisi ini saat jaringan parut terbentuk dalam rongga rahim.

Hal ini juga bisa menyebabkan siklus menstruasi tidak normal dan menyakitkan. Di masa yang akan datang dapat berakibat keguguran dan infertilitas.

Pengaruh kuret pada kehamilan

Kuret bisa menyebabkan kerusakan serviks yang berpengaruh pada kehamilan berikutnya. Bunda perlu menjalani pengobatan untuk mengatasi masalah ini.

Kuret juga bisa menyebabkan pelebaran serviks yang meningkatkan risiko kelahiran prematur dan keguguran di kehamilan berikutnya. Untuk program hamil setelah kuret, Bunda bisa konsultasikan ke dokter kandungan ya.

Dilansir Parenting Firstcry, kemungkinan untuk bisa hamil sehat masih tetap tinggi usai menjalani kuret. Bunda disarankan untuk menunggu selama dua minggu, kemudian konsultasikan ke dokter kandungan untuk melihat kemajuan dari pemulihan.

Setelah tubuh pulih sepenuhnya, Bunda dapat melanjutkan program hamil kembali ya. Sebagian besar spesialis menyarankan untuk menunggu setidaknya tiga siklus menstruasi untuk mulai program hamil.

Simak juga 5 efek Bunda hamil sering mendengar suara bising, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda