Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Saat USG Air Ketuban Sedikit, Simak Bahayanya untuk Janin dan Cara Mengatasinya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 14 Jan 2024 17:00 WIB

Ilustrasi USG
Ilustrasi USG/ Foto: iStockphoto/ getty images/ PonyWang
Daftar Isi
Jakarta -

Air ketuban adalah cairan yang mengelilingi dan melindungi janin selama masa pertumbuhan di dalam rahim. Air ketuban memegang peranan penting selama masa kehamilan, Bunda.

Menurut ulasan di National Library of Medicine, air ketuban berfungsi untuk melindungi tali pusat dengan memberikan bantalan, sehingga mengurangi kompresi antara janin dan dinding rahim. Selain itu, air ketuban juga dapat melindungi janin dari infeksi, serta berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan organ janin, seperti muskuloskeletal, sistem pencernaan, dan sistem paru.

"Dokter dapat menggunakan air ketuban sebagai alat untuk memantau perkembangan kehamilan dan memprediksi hasil akhir kehamilan," demikian isi ulasan.

Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Monique Rainford, MD., air ketuban berwarna bening hingga agak kekuningan. Air ketuban akan berkurang ketika usia kehamilan sudah cukup bulan.

"Pada sekitar minggu ke-34 kehamilan, sekitar 800 mililiter (ml) cairan ketuban mengelilingi janin. Pada kehamilan cukup bulan, yakni usia 40 minggu, sekitar 600 ml cairan ketuban tersisa," ujar Rainford, dilansir Very Well Health.

USG air ketuban sedikit

Volume air ketuban akan dievaluasi setiap kali Bunda menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG). Ada beberapa cara untuk memperkirakan volume cairan ketuban, yakni melalui indeks cairan ketuban atau amniotic fluid index (AFI) dan pengukuran kantong dalam ketuban.

Melalui USG, dokter bisa melihat apakah air ketuban kurang atau tidak. Air ketuban sedikit disebut juga oligohidramnion.

"Oligohidramnion terjadi ketika cairan ketuban yang mengelilingi janin terlalu sedikit selama kehamilan. Ini terjadi pada sekitar 4 persen kehamilan," kata Rainford.

Volume cairan ketuban yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai komplikasi pada ibu, janin, atau plasenta. Kondisi ini dapat menyebabkan hasil akhir yang buruk pada janin, Bunda.

Penyebab air ketuban sedikit

Oligohidramnion dapat terjadi karena beberapa alasan, seperti cairan ketuban yang dihasilkan tidak mencukupi, atau ada masalah yang menyebabkan jumlah cairan ketuban berkurang.

Berikut beberapa kemungkinan penyebab air ketuban sedikit:

  • Pertumbuhan janin yang buruk
  • Air ketuban pecah sebelum melahirkan
  • Kehamilan yang melewati tanggal jatuh tempo
  • Kembar identik yang berbagi plasenta
  • Cacat lahir, yang paling umum masalah ginjal dan saluran kemih
  • Masalah dengan plasenta
  • Bunda mengalami diabetes, hipertensi atau preeklamsia
  • Bunda mengalami dehidrasi selama kehamilan
  • Riwayat mengalami oligohidramnion di kehamilan sebelumnya
USGIlustrasi USG Air Ketuban Sedikit/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Gejala air ketuban sedikit

Gejala oligohidramnion dapat bervariasi pada setiap ibu hamil dan mungkin juga muncul sebagai gejala kondisi lain. Berikut beberapa gejala air ketuban sedikit yang perlu Bunda ketahui:

  • Cairan ketuban tidak cukup terlihat selama pemeriksaan USG
  • Rahim lebih kecil dari yang diharapkan untuk tahap kehamilan
  • Kebocoran cairan ketuban
  • Gerakan janin berkurang
  • Berat badan tidak bertambah

Bahaya air ketuban sedikit

Air ketuban yang sedikit berbahaya bagi janin di dalam kandungan, terutama bila terjadi di usia kehamilan enam bulan. Sebenarnya, air ketuban sedikit dapat terjadi kapan saja, namun paling sering terjadi di trimester akhir.

Berikut beberapa komplikasi atau bahaya air ketuban sedikit pada janin:

  • Perkembangan paru-paru tidak normal
  • Kelahiran prematur
  • Keguguran dan stillbirth (lahir mati)
  • Kelainan bentuk yang disebabkan oleh kompresi di dalam rahim
  • Infeksi bila air ketuban pecah dini
  • Kompresi tali pusat
  • Pembatasan pertumbuhan janin atau Fetal Growth Restriction (FGR)
  • Meningkatnya risiko persalinan caesar

Menurut American Pregnancy Association (APA), oligohidramnion dapat menyebabkan komplikasi pada sekitar 12 persen kehamilan yang melewati usia 41 minggu.

Cara mengatasi air ketuban sedikit

Semakin cepat mengetahui jumlah air ketuban yang sedikit, semakin banyak hal yang dapat Bunda lakukan untuk mengatasinya. Penanganannya perlu dikonsultasikan ke dokter. Namun, Bunda juga bisa memperbanyak air ketuban dengan cara alami, seperti:

1. Minum air putih

Konsumsi cairan yang cukup dapat menjaga volume air ketuban. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology menunjukkan, hidrasi sangat membantu untuk meningkatkan kadar cairan ketuban pada wanita di usia kehamilan antara 37 sampai 41 minggu.

2. Istirahat total

Istirahat total atau bedrest banyak direkomendasikan dokter pada ibu hamil yang air ketubannya sedikit. Istirahat dapat membantu meningkatkan aliran darah ke plasenta, yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan air ketuban.

"Istirahat di tempat tidur kemungkinan akan disarankan pada trimester kedua atau awal trimester ketiga oleh dokter, terutama sebelum melahirkan," kata perawat Megan Dix, RN, BSN, melansir dari Healthline.

UpSpring Shrinkx Belly BambooUpSpring Shrinkx Belly Bamboo/ Foto: Lazada

3. Suplementasi

Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam The Journal of Obstetrics and Gynecology of India menjelaskan bahwa penggunaan suplementasi L-arginin dapat mengobati oligohidramnio dengan meningkatkan kadar cairan ketuban.

Suplementasi ini juga dianggap dapat memperpanjang durasi kehamilan dan menurunkan risiko komplikasi. Penggunaan suplementasi sebaiknya dikonsultasikan dulu ke dokter, begitu pun soal penggunaan obat-obatan lainnya.

Demikian penjelasan mengenai air ketuban sedikit, bahaya, serta cara mengatasinya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda