KEHAMILAN
Kisah Bunda Melahirkan dan Menyusui di Jepang, Benar-benar Diajarkan untuk Mandiri
Nurul Jasmine Fathia | HaiBunda
Minggu, 04 Feb 2024 15:15 WIBMelahirkan dan menyusui bukanlah hal yang mudah untuk setiap Bunda, terlebih lagi jika proses tersebut dilalui di negeri orang. Pastinya, proses tersebut akan semakin sulit dan membutuhkan kesabaran ekstra.
Hal inilah yang dirasakan oleh Bunda asal Indonesia, Amelia Murzia, yang jalani proses melahirkan dan menyusui di Jepang. Beberapa waktu lalu HaiBunda mendapatkan kesempatan untuk berbincang dengan Bunda Amel.
Setelah berbincang- bincang, ternyata proses melahirkan dan menyusui di Jepang menuntutnya untuk benar-benar mandiri, Bunda. Lantas, bagaimana ya kisah perjuangan Bunda Amel melahirkan dan menyusui di Jepang.
Simak kisahnya pada artikel berikut ini ya, Bunda.
Menjalani kehamilan yang menyenangkan di Jepang
Lahir dan besar di Indonesia membuat Bunda Amel sudah terbiasa dengan segala budaya yang ada di negeri ini. Namun, setelah menikah dan melahirkan dua anaknya di Indonesia, Amel harus berangkat ke 'Negeri Matahari Terbit' untuk mendampingi sang suami.
Perpindahan tersebut membuat Amel harus menjalani kehamilan, melahirkan, hingga menyusui anak ketiga dan keempatnya di Jepang. Sekilas hal ini terdengar cukup berat karena harus melalui semua itu di negeri orang.
Namun, menurut Amel menjalani kehamilan di Jepang ternyata sangat menyenangkan, Bunda. Terdapat banyak fasilitas di sana yang begitu memudahkannya.
Salah satunya adalah dengan kehadiran berbagai voucher yang memberikan diskon untuk pemeriksaan kehamilan hingga persalinan. Voucher ini membuat Amel hanya mengeluarkan sedikit biaya selama hamil hingga bersalin di Jepang.
“Dikasih voucher yang jadi potongan biaya periksa, kadang bisa jadi gratis juga jadi tergantung berapa biaya periksa di RS yang kita pilih. Voucher-nya ada yg untuk USG, konsultasi dokter, periksa darah lengkap, NST dll. Tinggal bayar sedikit aja ke RS. Cukup banyak dapat diskon dari voucher itu,” ungkap Bunda empat orang anak yang berprofesi sebagai dokter gigi ini.
Selain kemudahan fasilitas yang diberikan oleh pemerintah Jepang, masyarakat di sana juga sangat memperhatikan dan menghargai ibu hamil. Setiap ibu hamil di Jepang akan diberikan penanda khusus berbentuk gantungan kunci agar lebih mudah dikenali saat berada di tempat umum.
Mengalami beberapa culture shock
Selama menjalani kehamilan di Jepang, Amel juga mendapati beberapa hal yang membuat dirinya kaget atau culture shock. Salah satunya adalah saat melakukan pemeriksaan kehamilan rutin.
Di Indonesia, biasanya dokter akan memberikan resep untuk vitamin atau obat-obatan pada setiap pemeriksaan. Namun, hal seperti ini ternyata tidak dilakukan sama sekali di Jepang.
“Culture shock-nya ada kak. Di Jepang saat hamil dokter tidak menganjurkan minum vitamin seperti asam folat dan juga tidak minum susu ibu hamil. Itu sangat berbeda dengan di Indonesia yang setiap periksa kehamilan dulu anak pertama dan kedua pasti ada resep vitamin dari dokter,” kata perempuan berusia 34 tahun ini.
Amel menuturkan saat itu berat badan bayinya tergolong rendah, tapi dokter tidak meresepkan vitamin atau obat apapun selama pemeriksaan. Itu karena di Jepang, dokter meminta setiap ibu untuk fokus kepada makanan yang dikonsumsi dan meminimalisir intervensi obat-obatan selama kehamilan.
Belum menemukan budaya kehamilan tradisional seperti di Indonesia
Selama tinggal di Jepang, Amel mengatakan dirinya belum pernah menemui adanya budaya kehamilan seperti 4 bulanan atau 7 bulanan yang sering dilakukan di Indonesia. Kemungkinan besar hal tersebut karena selama di Jepang dirinya menetap di wilayah yang sudah sangat moderen yaitu Tokyo.
Setelah melahirkan pun ia tak menemukan adanya budaya tradisional yang dilakukan oleh para perempuan di sana. Namun, ia mendengar bahwa beberapa ibu bisa kembali ke rumah orang tuanya setelah melahirkan.
“So far tidak ada yah mba. Mungkin karena saya tinggal di Tokyo, jadi ya memang di RS saja dirawat oleh perawat. Katanya kalau orang Jepang ada yang pulang ke rumah orang tua juga, tapi belum pernah dengar ada yang tradisional seperti di Indonesia,” jelas Amel.
Melahirkan melalui operasi caesar di Jepang
Masa kehamilan yang menyenangkan di Jepang juga membuat Bunda Amel lebih bersemangat jelang proses melahirkan. Anak ketiga dan keempatnya yang lahir di Jepang, semuanya lahir melalui operasi caesar, Bunda.
Alasan dokter di Jepang meminta Amel untuk melakukan operasi caesar adalah karena persalinan pertama dan keduanya memang sudah dilakukan dengan prosedur caesar. Jarak antar persalinan yang juga cukup rapat hanya sekitar 2 sampai 3 tahun, juga membuat persalinan caesar lebih aman untuk dilakukan.
Amel menuturkan jika tak ada masalah yang berarti pasti dokter di Jepang lebih menganjurkan untuk bersalin secara normal.
“Di caesar di Jepang karena anak pertama dan kedua sudah terlahir dengan caesar juga sebelumnya di Indonesia dengan sebabnya masing-masing. Kalo ga ada indikasi sudah pasti sangat strict dan pasti diusahakan normal lahirannya,” tutur Amel saat ditanya alasannya bersalin caesar di Jepang
Lantas, adakah perbedaan yang dirasakan Amel saat bersalin caesar di Indonesia dan di Jepang? Simak jawabannya pada halaman selanjutnya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)
PERBEDAAN MELAHIRKAN CAESAR DI INDONESIA DAN JEPANG MENURUT AMEL
Halaman Selanjutnya
Simak video di bawah ini, Bun:
5 Perlengkapan yang Penting Bunda Miliki saat Jelang Persalinan
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
11 Daftar Barang yang Harus Dibawa untuk Persiapan Melahirkan
5 Tanda-tanda Seminggu Jelang Melahirkan, Bunda Perlu Tahu
Biaya Melahirkan Saat Pandemi Corona, Mulai dari Gratis hingga Rp50 Juta
11 Tips Supaya Bunda Melahirkan Normal dan Lancar
TERPOPULER
Gracia Indri Ajak Anak & Suami Bule Pulang Kampung ke Indonesia, Intip 7 Potret Keseruannya
5 Rumah Artis Indonesia yang Dilengkapi Ruang Nge-Gym hingga Pilates
Deretan Artis Dapat Ucapan Hari Ayah Nasional 2025 dari Istri & Anak
Orang Tua Ungkap Perubahan Sikap Bilqis di Rumah Usai Diculik 6 Hari
3 Dampak Psikologis Membentak Anak Usia Dini, Jarang Disadari Orang Tua
REKOMENDASI PRODUK
10 Susu Penambah Nafsu Makan Anak untuk Mengoptimalkan Berat Badan
Azhar HanifahREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Parfum untuk Ibu Hamil yang Aman Digunakan
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Body Lotion Bayi yang Wanginya Tahan Lama, Aman & Lembapkan Kulit Si Kecil
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Makeup Palette Lengkap untuk Sehari-hari
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Test Pack yang Tersedia di Apotek dan Harganya
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur
Momen Harmonis Reisa Broto Asmoro Bareng Anak & Suami Keturunan Ninggrat, Intip 5 Potretnya
3 Dampak Psikologis Membentak Anak Usia Dini, Jarang Disadari Orang Tua
Gracia Indri Ajak Anak & Suami Bule Pulang Kampung ke Indonesia, Intip 7 Potret Keseruannya
Komplikasi Kehamilan Bisa Picu Risiko Penyakit Ginjal Serius, Simak Penjelasannya
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Ayah Siswa Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Diperiksa Polisi, Hasilnya...
-
Beautynesia
4 Zodiak yang Dikenal Memiliki Jiwa Murni dan Hati Tulus, Hidupnya Penuh Kebaikan!
-
Female Daily
Parfum Mengandung Skincare? Kenalan sama Hybrid Perfume Lokal Pertama!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Cara 12 Zodiak Hadapi Stres: Aries yang Tangguh hingga Pisces Si Sensitif
-
Mommies Daily
Viral Kisah Rahim Copot Usai Melahirkan di Dukun Beranak, Ini Penjelasan Dokter!