
kehamilan
3 Efek Toksoplasma pada Janin, Ketahui Pengobatan yang Tepat untuk Ibu Hamil
HaiBunda
Sabtu, 03 Feb 2024 07:50 WIB

Daftar Isi
Daya tahan tubuh yang menurun saat hamil membuat Bunda lebih rentan terpapar virus, bakteri, atau parasit. Salah satu yang bisa berdampak pada kehamilan adalah infeksi toksoplasma atau disebut toksoplasmosis.
Toksoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit bernama Toxoplasma gondii. Efek infeksi toksoplasma pada janin mungkin tidak terdeteksi selama kehamilan, tapi setelah bayi lahir.
Secara umum, infeksi parasit Toxoplasma gondii dapat menyebabkan terbentuknya kista di tubuh, biasanya di otak dan otot, termasuk jantung. Namun, bila sistem kekebalan tubuh Bunda bagus, hal tersebut biasanya tidak akan menimbulkan masalah. Tetapi, Bunda bisa saja terkena infeksi toksoplasma tanpa menyadarinya.
Menurut dokter anak Amita Shroff, MD, toksoplasmosis lebih mungkin menyebabkan masalah pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah karena masalah kesehatan seperti HIV, atau beberapa jenis kanker. Penyakit ini juga bisa berbahaya bagi janin dalam rahim.
"Seorang wanita hamil dapat menularkannya kepada bayinya. Ini dapat menyebabkan masalah pada otak atau mata janin," kata Shroff, dilansir Web MD.
Sementara menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi Rebecca Yee, M.D., infeksi toksoplasmosis bisa ringan atau berat, hingga menyebabkan stillbirth dan dampak buruk lainnya pada janin. Demikian seperti dikutip dari Baby Center.
"Risiko bayi terinfeksi dapat meningkat seiring dengan perkembangan kehamilan. Jika ibu tertular toksoplasmosis pada trimester pertama, maka risiko bayi akan tertular sekitar 15 persen. Jika terinfeksi di trimester kedua, maka risiko bayi sekitar 30 persen, dan menjadi 60 persen pada trimester ketiga," ujar Yee.
"Namun, meskipun tingkat penularan lebih tinggi pada akhir kehamilan, toksoplasmosis kemungkinan besar akan berdampak parah pada bayi jika mereka terinfeksi pada trimester pertama," sambungnya.
Perlu Bunda ketahui juga, seorang ibu yang pernah mengidap toksoplasmosis di masa lalu tidak akan tertular lagi, dan bayi akan terlindungi oleh kekebalan tubuh ibunya. Tetapi menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hanya sekitar 15 persen perempuan usia subur yang kebal terhadap infeksi toksoplasma.
Penularan toksoplasmosis pada ibu hamil
Bunda bisa terkena toksoplasmosis bila melakukan kontak langsung dengan parasit Toxoplasma gondii. Berikut cara penularannya:
- Para ahli memperkirakan bahwa sekitar setengah dari infeksi toksoplasmosis disebabkan karena konsumsi daging mentah atau kurang matang.
- Konsumsi produk terkontaminasi yang tidak dicuci.
- Meminum air yang terkontaminasi.
- Membersihkan kotoran kucing atau daging yang terkontaminasi, lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata.
- Toksoplasmosis juga tidak dapat ditularkan dari orang ke orang, kecuali penularan dari ibu ke bayi selama kehamilan atau dari transfusi darah atau transplantasi organ yang terinfeksi.
Cara mengetahui infeksi toksoplasma pada janin
Jika Bunda terkena infeksi toksoplasmosis, tubuh akan secara otomatis membuat antibodi untuk mencoba melawannya. Untuk mengetahui apakah Bunda terkena infeksi atau tidak, dokter dapat melakukan tes darah untuk mengetahui ada atau tidaknya antibodi tersebut.
Jika tes darah menunjukkan ada antibodi, maka kemungkinan besar Bunda akan menjalani tes lain. CDC merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium khusus toksoplasmosis guna menguji kembali sampel darah untuk memastikan hasilnya benar. Jika ya, tes lebih lanjut dapat dilakukan dengan sampe darah untuk mengetahui kapan infeksi dimulai.
Bila Bunda sudah dinyatakan terkena infkesi, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan juga pada janin. Ini dilakukan untuk melihat apakah janin tertular atau tidak.
Berikut beberapa pemeriksaan untuk mengetahui penularan toksoplasmosis pada janin:
1. Pemeriksaan USG
USG merupakan pemeriksaan menggunakan gelombang suara untuk melihat gambaran bayi dalam kandungan. Tes ini dapat menunjukkan apakah cairan telah menumpuk di otak, dan tanda-tanda lainnya yang dicurigai sebagai infeksi toksoplasma.
2. Amniosentesis
Dokter akan menggunakan jarum untuk mengambil sedikit cairan dari area sekitar bayi (kantung ketuban). Cairan tersebut akan diuji untuk mengetahui tanda-tanda infeksi. Pemeriksaan ini baru bisa dilakukan setidaknya saat usia kandungan 15 minggu.
![]() |
Efek infeksi toksoplasma pada janin
Menurut Organization of Teratology Information Services (OTIS), ketika ibu hamil terinfeksi antara minggu ke-10 dan ke-24, risiko terjadinya masalah parah pada bayi baru lahir adalah sekitar 5 sampai 6 persen. Selama trimester ke-3, janin memiliki peningkatan risiko terinfeksi, namun risiko kerusakan pada janin menurun karena sebagian besar perkembangan penting telah terjadi.
Sementara menurut ulasan di Canadian Family Physician tahun 2014, infeksi pada awal kehamilan mempunyai risiko kecil terhadap penularan ke janin, yakni kurang dari 6 persen. Sementara itu, tingkat penularan berkisar antara 60 sampai 81 persen di trimester ketiga.
Sementara itu, penularan toksoplasmosis selama fase embriogenesis jarang terjadi. Tetapi, hal tersebut bisa mengakibatkan dampak yang lebih serius pada janin. Sebaliknya, infeksi pada ibu di trimester ketiga sering kali tidak menimbulkan gejala pada bayi baru lahir. Namun, bila tidak ditangani dengan tepat, bayi baru lahir kemungkinan akan mengalami masalah pada masa kanak-kanak atau awal masa dewasa.
Janin yang terkena infeksi bisa mengalami toksoplasmosis kongenital yang bermanifestasi menjadi dampak negatif. Nah, berikut efek infeksi toksoplasma pada janin yang perlu Bunda ketahui:
1. Prematuritas
Menurut ulasan di PLoS One tahun 2022, toksoplasmosis laten dikaitkan dengan angka kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah pada bayi baru lahir. Peluang terjadinya kelahiran prematur adalah 1,7 dan berat badan lahir rendah 1,9 kali lebih tinggi pada perempuan yang hamil dengan toksoplasmosis laten dibandingkan dengan negatif toksoplasma.
2. Intrauterine Growth Restriction (IUGR)
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) atau pembatasan pertumbuhan intrauterin, adalah kondisi ketika bayi di dalam rahim tidak tumbuh seperti yang diharapkan. Bayi tidak sebesar yang diharapkan untuk tahap kehamilan ibunya. Salah satu penyebab IUGR bisa karena infeksi toksoplasmosis.
3. Gangguan perkembangan otak
Infeksi toksoplasma dapat menyebabkan gangguan otak pada janin. Kondisi ini biasanya baru terlihat setelah bayi lahir, Bunda. Salah satu tandanya bisa terlihat dari ukuran kepala bayi yang tidak normal.
Efek infeksi toksoplasma pada bayi baru lahir
Saat di dalam kandungan, dokter mungkin akan kesulitan mendeteksi toksoplasmosis pada janin. Apalagi, tidak semua ibu hamil menunjukkan gejala.
Efek infeksi toksoplasma biasanya baru terlihat setelah bayi lahir atau saat mereka tumbuh dewasa. Berikut beberapa efeknya:
- Kejang-kejang
- Pembesaran limpa dan hati
- Kerusakan mata akibat peradangan di retina atau bagian mata lainnya
- Kesulitan makan
- Gangguan pendengaran
- Gangguan penglihatan hingga kebutaan
- Penyakit kuning
- Ruam kulit saat lahir
- Radang paru-paru
- Cacat intelektual
- Kelumpuhan otak
- Epilepsi
- Hidrosefalus atau mikrosefali
"Seringkali, bayi dengan toksoplasmosis tidak menunjukkan tanda-tanda apa pun saat lahir. Gejala-gejalanya (seperti gangguan pendengaran, cacat mental, atau infeksi mata yang parah) muncul di usia remaja," kata Shroff.
Penanganan infeksi toksoplasma saat hamil
Jika hasil tes menunjukkan Bunda terkena infeksi toksoplasma selama kehamilan, maka dokter mungkin akan memberikan antibiotik untuk membantu mengurangi risiko bayi mengalami masalah neurologis akibat infeksi tersebut. Antibiotik yang dipilih akan bergantung pada usia kehamilan, ada yang diberikan sebelum usia kehamilan 14 minggu dan kombinasi dua lainnya diberikan pada atau setelah 14 minggu.
Sementara bila janin kemungkinan besar terinfeksi, dokter mungkin akan merekomendasikan obat seperti sulfadiazin dan pirimetamin, tetapi hanya setelah minggu ke-16 kehamilan. Dokter akan terus mengawasi kondisi janin dengan cermat untuk mencari ada atau tidaknya masalah.
Pencegahan infeksi toksoplasma saat hamil
Berikut beberapa tindakan pencegahan agar Bunda tidak terkena infeksi toksoplasma saat hamil menurut American Pregnancy Association (APA):
- Jangan kontak langsung dengan kotoran kucing, seperti membersihkannya selama hamil.
- Jangan berikan daging mentah pada kucing.
- Cuci tangan dengan bersih setelah kontak dengan kucing atau kontak dengan daging mentah.
- Jaga kebersihan dapur.
- Masak daging dan telur hingga matang atau hindari mengonsumsi yang mentah atau setengah matang.
- Terapkan perilaku hidup bersih selama hamil.
- Hindari mengonsumsi susu dan produk olahannya yang tidak dipasteurisasi.
Demikian efek infeksi toksoplasma pada janin dan dampak jangka panjang pada bayi baru lahir. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Bahaya Bulu Kucing untuk Ibu Hamil, Ketahui Cara Menghindarinya Bun

Kehamilan
Bumil Pecinta Kucing, Waspada Terpapar Kotoran & Bulu karena Bisa Picu Keguguran

Kehamilan
Cara Tetap Aman dan Terhindar dari Infeksi Toxoplasma pada Ibu Hamil

Kehamilan
Kenali 5 Ciri-Ciri Virus Tokso dan Penyebab Bumil Bisa Terpapar

Kehamilan
Hati-hati Toksoplasma pada Ibu Hamil, Begini Cara Mencegahnya


5 Foto
Kehamilan
7 Potret Kehamilan Kedua Dinda Hauw, Shaka bakal Punya Adik Perempuan Nih
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda