
kehamilan
7 Obat untuk Mencegah Kehamilan Sebelum Berhubungan, Aman untuk Atur Jarak Kelahiran
HaiBunda
Senin, 19 Feb 2024 22:15 WIB

Daftar Isi
Mengatur jarak kelahiran adalah bagian penting dari perencanaan keluarga yang bertanggung jawab, Bunda. Untuk pasangan yang belum siap memiliki anak atau ingin menunda kehamilan, obat-obatan kontrasepsi sebelum berhubungan dapat menjadi solusi yang efektif.Â
Mengatur jarak persalinan, bisa membantu tubuh pulih sepenuhnya dari kehamilan sebelumnya. Bunda juga bisa menjaga kesehatan mental, karena rencana memiliki momongan yang terukur.
Dilansir dari Medical News Today, berikut adalah 7 jenis obat yang dapat membantu mencegah kehamilan sebelum berhubungan, serta aman digunakan untuk mengatur jarak kelahiran:
1. Pil KB
Obat mencegah kehamilan sebelum berhubungan yang umum digunakan oleh banyak perempuan adalah pil KB. Mereka bekerja dengan menghambat ovulasi dan mengubah kondisi rahim serta lendir di leher rahim.Â
Ada dua jenis pil KB:Â
A. Pil KB kombinasi
Pil KB kombinasi mengandung dua hormon, estrogen dan progesteron.
Ada dua jenis pola dosis yang umum digunakan:
- Pil 21 hari: Pil mengandung hormon aktif selama 21 hari berturut-turut. Setelah itu, pengguna beristirahat selama 7 hari tanpa pil hormon, yang menyebabkan menstruasi.
- Pil 28 Hari: Pil ini mengandung hormon aktif untuk seluruh siklus bulanan tanpa ada istirahat selama 7 hari. Beberapa perempuan lebih suka pil 28 hari karena tidak ada istirahat dalam penggunaannya.
B. Pil KB non kombinasi
Pil ini hanya mengandung hormon progesteron, cocok untuk Bunda yang tidak dapat mengkonsumsi estrogen karena alasan medis tertentu.
Pil KB memiliki keefektifan yang tinggi dalam mencegah kehamilan ketika digunakan sesuai petunjuk. Selain itu, penggunaan pil dapat membantu mengatur siklus menstruasi Bunda, sehingga menjadikannya lebih teratur dan terprediksi.
Tidak hanya itu, pil kontrasepsi juga memberikan perlindungan tambahan dengan mengurangi risiko terkena kanker ovarium, kanker endometrium, dan penyakit radang panggul. Penggunaan pil kontrasepsi bisa menyebabkan beberapa efek samping seperti mual, sakit kepala, perubahan mood, atau perubahan berat badan.
Namun, biasanya efek samping ini hanya bersifat sementara dan akan mereda seiring waktu. Pil kontrasepsi harus diminum setiap hari pada waktu yang sama untuk memastikan perlindungan yang optimal.Â
2. Suntik KB
Obat untuk mencegah kehamilan selanjutnya yang banyak digunakan adalah suntikan KB. Dalam metode ini, hormon disuntikkan secara teratur ke dalam tubuh dengan tujuan mengatur siklus menstruasi dan mencegah ovulasi.
Cara kerjanya adalah dengan menghambat ovulasi atau pelepasan sel telur dari indung telur. Selain itu, suntikan kontrasepsi juga dapat mengubah kondisi lendir di leher rahim, membuatnya lebih kental sehingga sperma sulit melewatinya. Beberapa jenis juga dapat mengubah lapisan rahim untuk mencegah penempelan sel telur yang telah dibuahi.
Ada dua jenis utama suntikan kontrasepsi: suntikan progesteron dan suntikan kombinasi yang mengandung estrogen dan progesteron. Keduanya diberikan setiap tiga bulan.
Keberhasilannya termasuk tingkat tinggi, keuntungan lainnya yaitu berupa kemudahan penggunaan karena hanya perlu disuntikkan setiap beberapa bulan, dan membutuhkan pemantauan yang lebih sedikit dibandingkan dengan pil kontrasepsi.
Namun, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan. Efek samping seperti perubahan berat badan atau mood mungkin terjadi, meskipun biasanya bersifat sementara. Setelah menghentikan penggunaan, beberapa perempuan mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk kembali subur.Â
Sebelum memutuskan untuk menggunakan suntikan kontrasepsi, konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk memilih jenis yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan Bunda.
3. Gel atau Busa Spermisida
Gel atau busa spermisida adalah salah satu bentuk kontrasepsi lokal yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Produk ini mengandung zat kimia yang membunuh sperma atau menghambat pergerakannya, sehingga mengurangi kemungkinan sperma mencapai sel telur.
Gel atau busa spermisida mengandung bahan kimia seperti nonoksinol-9 yang berfungsi untuk menghambat gerakan atau membunuh sperma atau, sehingga mengurangi kemungkinan sperma mencapai sel telur.
Penggunaannya dengan cara mengaplikasikannya ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual. Spermisida harus diberi waktu untuk bekerja sebelum sperma memasuki vagina.
Gel atau busa spermisida ini tidak mempengaruhi hormon, mudah diakses tanpa resep dokter. Namun, penting untuk mempertimbangkan bahwa spermisida memiliki tingkat keberhasilan yang lebih rendah dibandingkan dengan metode kontrasepsi hormonal. Beberapa orang juga mungkin mengalami iritasi atau reaksi alergi terhadap bahan kimia dalam spermisida.Â
Sebelum menggunakan spermisida, penting untuk memahami baik kelebihan maupun kelemahannya, serta berkonsultasi dengan dokter Bunda
4. Tablet Suppositoria Spermisida
Tablet  adalah kontrasepsi lokal yang efektif menghambat gerak sperma dan mencegah pembuahan sel telur. Mengandung bahan kimia seperti nonoksinol-9 atau benzalkonium klorida, tablet ini ditempatkan di vagina sebelum berhubungan seksual. Meskipun mudah digunakan dan tidak mempengaruhi hormon, perlu diingat bahwa efektivitasnya lebih rendah dari metode hormonal.
5. Diafragma
Obat pencegah kehamilan selanjutnya adalah diafragma yang ditempatkan di dalam vagina. Penting untuk mengoleskan spermisida ke diafragma sebelum digunakan agar lebih efektif. Ketika digunakan dengan spermisida, alat ini memiliki efektivitas hingga 90 persen untuk mencegah kehamilan.
Alat ini harus dipasang beberapa jam sebelum berhubungan, setidaknya selama 6 jam setelah berhubungan intim. Lalu, alat pencegah kehamilan ini bisa dilepas setelah 24 jam kemudian.
6. Intrauterine Device (IUD) atau KB Spiral
IUD, atau KB spiral, adalah alat kecil yang dimasukkan dokter ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan.Â
Ada dua jenis:Â
- Hormonal, IUD hormonal bertahan sekitar 5 tahun.
- Tembaga, IUD tembaga dapat memberi perlindungan hingga 10 tahun.Â
Namun, jika digunakan lebih lama dari waktu yang disarankan, maka risiko kehamilan bisa meningkat. Terkadang, IUD bisa keluar dari tempatnya dan meningkatkan risiko kehamilan jika masuk ke leher rahim.
7. Implan Kontrasepsi
Implan kontrasepsi adalah alat kecil yang dimasukkan di bawah kulit lengan atas. Dikenal dengan KB susuk, ini dapat bertahan 3 hingga 5 tahun lamanya tergantung dari jenis yang dipilih.
KB implan bekerja dengan melepaskan hormon progesteron secara bertahap untuk mencegah ovulasi dan membuat lendir serviks tebal sehingga sulit bagi sperma untuk mencapai sel telur. Akibatnya, peluang untuk mengalami pembuahan semakin rendah dan cukup membantu dalam mencegah kehamilan.
Penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memilih jenis kontrasepsi yang tepat. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, dan memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan sangat penting untuk memastikan efektivitasnya dalam mencegah kehamilan serta keamanan penggunaannya dalam jangka panjang.
Demikian informasi mengenai tujuh obat atau cara mencegah kehamilan untuk mengatur jarak kelahiran ideal. Mulai dari pil KB hingga beberapa pilihan seperti tablet suppositoria spermisida.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Â
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
14 Cara Mencegah Hamil setelah Berhubungan Intim, Lengkap dari Posisi Tidur hingga Makanan

Kehamilan
5 Buah yang Bisa Mencegah Kehamilan setelah Berhubungan Intim

Kehamilan
Menyusui Bisa Cegah Kehamilan, Tapi....

Kehamilan
5 Alat Kontrasepsi untuk Cegah Kehamilan, Simak Kekurangannya Juga Bun

Kehamilan
Minum Kunyit Asam Usai Berhubungan Intim Bisa Cegah Kehamilan? Simak Faktanya


10 Foto
Kehamilan
10 Bunda Seleb Pernah Gagal Program Bayi Tabung, Ada yang Mencoba Enam Kali
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda