Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Hukum Puasa saat Hamil Menurut Islam

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 09 Mar 2024 02:55 WIB

llustrasi hamil muslim
Hukum Puasa saat Hamil Menurut Islam/Foto: Getty Images/Noah Saob
Daftar Isi
Jakarta -

Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa bagi umat Islam. Bulan ini, setiap umat diwajibkan untuk menunaikan ibadah puasa, menahan untuk tidak makan dan minum dari matahari terbit hingga matahari tenggelam. Tapi, bagaimana dengan ibu hamil?

Dalam artikel ini, Bunda akan dijelaskan hukum puasa saat hamil menurut Islam, lalu manfaat dan risiko yang mungkin dihadapi ketika menjalaninya, hingga tata cara membayar fidyah jika memang melewatkan puasa. Simak selengkapnya berikut ini, ya Bunda.

Hukum puasa saat hamil menurut Islam

Ustazah Dra. Siti Aisyah, M.Ag, mengatakan bahwa puasa diwajibkan puasa diwajibkan bagi semua umat muslim, tanpa terkecuali. Ibu hamil diperbolehkan untuk berpuasa, namun mendapatkan keringanan bila memutuskan untuk tidak puasa.

"Namun, Allah SWT memberikan keringanan pada Bunda hamil, bahwa tidak semua bisa ditunaikan di bulan Ramadhan, tapi bisa diganti di bulan lain atau memberikan fidyah. Itulah keringanan Allah SWT," kata Ustazah dan anggota Majelis Tabligh PP 'Aisyiyah itu kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Sementara, dilansir Islam Question and Answer, seorang perempuan muslimah yang sedang hamil wajib berpuasa sebagaimana orang lain, kecuali jika ia mengkhawatirkan dirinya sendiri atau bayinya, dalam hal ini diperbolehkan baginya untuk tidak berpuasa.

Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu berkata, mengenai ayat (penafsiran makna):

“Dan barangsiapa yang sulit berpuasa (misalnya orang tua), maka mereka mempunyai (pilihan untuk berpuasa atau) memberi makan kepada orang fakir (miskin) (setiap hari).” [al-Baqarah 2:184]

“Ini kelonggaran yang diberikan kepada laki-laki dan perempuan lanjut usia yang mampu berpuasa tetapi sulit, sehingga diperbolehkan untuk tidak berpuasa, dan harus memberi makan satu orang miskin setiap harinya; dan bagi orang yang sakit atau hamil, jika khawatir terhadap anaknya, maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan harus memberi makan (satu orang fakir setiap hari).” (HR. Abu Dawud, 2317; digolongkan sahih oleh al-Albani dalam Irwa al-Ghalil, 25/4, 18)

Oleh karena itu jelas bahwa jika puasa menimbulkan kerugian yang besar bagi seorang perempuan atau bayinya, ia wajib berbuka, dengan syarat dokter yang menyatakan puasa akan menimbulkan kerugian adalah dokter yang dapat dipercaya, Bunda.

Risiko puasa bagi ibu hamil

Ada pun, jika memang ibu hamil ingin menjalani puasa. Perlu untuk mengetahui beberapa risiko yang mungkin dihadapi. Dilansir CNET, ini risikonya:

1. Dapat meningkatkan risiko kekurangan vitamin/gizi

Karena puasa melibatkan pembatasan waktu makan dalam jangka waktu tertentu (biasanya dalam jangka waktu kecil), sangat sulit untuk mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan dalam sehari. Hal ini terutama berlaku bagi ibu hamil yang memiliki kebutuhan nutrisi tinggi untuk menunjang kesehatannya serta kesehatan bayi yang dikandungnya.

2. Dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur

Sebuah penelitian pada tahun 2019 tentang ibu hamil puasa Ramadan dan tidak makan di siang hari menunjukkan bahwa puasa pada trimester kedua kehamilan sangat berisiko bagi ibu hamil. Dalam studi tersebut, perempuan yang berpuasa pada trimester kedua memiliki risiko 35 persen lebih tinggi untuk melahirkan prematur.

3. Dapat menyebabkan gula darah rendah

Diabetes gestasional dikaitkan dengan gula darah tinggi dan merupakan risiko serius bagi banyak perempuan hamil. Namun gula darah rendah juga menjadi perhatian ibu hamil. Puasa dapat menyebabkan gula darah turun karena terlalu lama tidak makan. 

Manfaat puasa bagi ibu hamil menurut Islam

Puasa memberikan banyak kebaikan bagi siapa saja yang melaksanakannya, termasuk ibu hamil. Berikut manfaat puasa bagi ibu hamil:

1. Detoksifikasi selama sebulan

Dilansir Cleveland Health Dubai, puasa tidak hanya menggunakan cadangan lemak tetapi juga membersihkan tubuh dari racun berbahaya yang mungkin ada dalam timbunan lemak. Dengan perbaikan sistem pencernaan selama sebulan, tubuh Bunda melakukan detoksifikasi secara alami, memberi kesempatan untuk melanjutkan gaya hidup yang lebih sehat setelah Ramadhan.

2. Meningkatkan mood dan menguatkan mental

Puasa dapat menjadi metode untuk ‘menyegarkan’ otak, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak baru, yang pada gilirannya mempertajam respons terhadap informasi di sekitar kita. Penelitian juga menunjukkan bahwa puasa juga dapat membuat otak lebih tahan terhadap stres, lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan, serta dapat meningkatkan mood, daya ingat, bahkan kapasitas belajar.

3. Mengatur kolesterol 'jahat'

Banyak orang yang ingin menurunkan berat badan dengan berpuasa. Namun penelitian terbaru menemukan bahwa puasa juga memengaruhi profil lipid. Hal ini menyebabkan berkurangnya kolesterol darah, yang dapat mencegah serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya.

4. Dilindungi dari siksa api neraka

Dari sisi agama, puasa melindungi dari api neraka. Rasulullah SAW bersabda, ‘Seseorang yang beribadah tidak berpuasa satu hari pun karena Allah kecuali pada hari itu (puasa) menjauhkan api dari wajahnya sebanyak tujuh puluh musim gugur’. [Tirmidzi]

5. Membawa pahala yang tak terbayangkan

Seperti banyak amal shaleh lainnya, puasa akan membawa ke Jannah dan menjauhkan dari api neraka. Namun apa sebenarnya pahala puasa? Apa yang hanya bisa kita peroleh dengan berpuasa karena Allah?

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap perbuatan anak Adam diberi pahala yang berlipat ganda, setiap kebaikan mendapat sepuluh kali lipatnya, hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman, “Kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku akan memberi balasan kepadanya, sebagaimana dia meninggalkan syahwatnya dan makanannya untuk-Ku”. Bagi orang yang berpuasa ada dua waktu kebahagiaan; saat berbuka dan saat bergembira ketika bertemu Tuhannya, dan bau yang keluar dari mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih harum dari pada bau musk’. [Bukhari]

Tips puasa bagi ibu hamil

Mengutip Khaleej Times Dubai, menurut Dr Rashi Gupta, Spesialis Obstetri dan Ginekologi di iCare Clinics, Dubai, ada beberapa tips penting yang harus diikuti saat berpuasa bagi ibu hamil:

  • Tetap terhidrasi. Perbanyak minum air putih saat sahur dan berbuka.
  • Buka puasa dengan makanan sehat yang meliputi protein, buah-buahan, kurma, dan serat.
  • Berbuka puasa jika merasa terlalu lemas.
  • Makan makanan kaya energi saat sahur.
  • Hindari aktivitas yang membuat fisik lelah saat berpuasa.
  • Istirahat dan tidur nyenyak.

Ciri-ciri ibu hamil tidak boleh puasa

Sah-sah saja melakukan puasa saat hamil, tapi ciri-ciri ini menandakan ibu hamil tidak boleh puasa:

  • Berat badan tidak bertambah, atau berat badan turun.
  • Merasa sangat haus, atau buang air kecil lebih sedikit dari biasanya, atau jika urine berwarna gelap. Ini adalah tanda dehidrasi, dan dapat membuat Bunda lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih (ISK) atau komplikasi lainnya.
  • Sakit kepala, nyeri lain atau demam.
  • Mual atau muntah.
  • Jika ada perubahan nyata pada gerakan bayi, misalnya bayi tidak banyak bergerak atau menendang.
  • Merasakan nyeri seperti kontraksi. Ini bisa jadi merupakan tanda persalinan prematur.
  • Merasa pusing, lemas, lemah, bingung atau lelah, bahkan setelah istirahat yang cukup.

Mengenal ketentuan bayar fidyah puasa bagi ibu hamil

Setiap orang, termasuk ibu hamil, yang berhutang puasa pada bulan Ramadhan, wajib mengqadhanya sebelum Ramadhan berikutnya. Mereka mungkin menundanya sampai bulan Sya’ban. Namun jika Ramadhan berikutnya tiba dan dia belum mengqadha, harus membayar fidyah.

Melansir dari laman resmi Baznas, ibu hamil atau menyusui yang jika berpuasa khawatir dengan kondisi diri atau bayinya (atas rekomendasi dokter) termasuk dalam kriteria orang yang bisa membayar fidyah. Fidyah wajib dilakukan untuk mengganti ibadah puasa dengan membayar sesuai jumlah hari puasa yang ditinggalkan untuk satu orang. Nantinya, makanan itu disumbangkan kepada orang miskin, Bunda.

Menurut Imam Malik, Imam As-Syafi'I, fidyah yang harus dibayarkan sebesar 1 mud gandum (sekitar 0,75 kg atau seukuran telapak tangan yang ditengadahkan ketika berdoa).

Sedangkan menurut Ulama Hanafiyah, fidyah yang harus dikeluarkan sebesar 2 mud atau setara 1/2 sha' gandum. (Jika 1 sha' setara 4 mud = sekitar 3 kg, maka 1/2 sha' berarti sekitar 1,5 kg). Aturan kedua ini biasanya digunakan untuk orang yang membayar fidyah berupa beras, Bunda.

Cara membayar fidyah ibu hamil bisa berupa makanan pokok. Misal, ia tidak puasa 30 hari, maka ia harus menyediakan fidyah 30 takar dengan masing-masing 1,5 kg. Sementara, menurut kalangan Hanafiyah, fidyah boleh dibayarkan dalam bentuk uang sesuai dengan takaran yang berlaku seperti 1,5 kilogram makanan pokok per hari dikonversi menjadi rupiah.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda