HaiBunda

KEHAMILAN

Apakah Sel Telur Perempuan Bisa Habis? Simak Faktanya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 21 Mar 2024 20:40 WIB
Apakah Sel Telur Perempuan Bisa Habis? Simak Faktanya/Foto: Getty Images/SDI Productions
Jakarta -

Perempuan itu harus menghasilkan sel telur yang sehat agar dapat dibuahi sperma menghasilkan embrio yang sehat juga. Masalahnya, apakah sel telur perempuan bisa habis? Simak faktanya, Bunda.

Usia yang semakin bertambah tentu juga akan memengaruhi kesuburan. Kesuburan Bunda menurun karena berkurangnya jumlah dan kualitas sel telur yang tersisa.  

Meredith Wallis, perawat-bidan bersertifikat, praktisi perawat, dan konsultan laktasi bersertifikat internasional (IBCLC) mengatakan bahwa perempuan itu dilahirkan memiliki satu hingga 2 juta telur. 


Jumlahnya akan terus menurun hingga seseorang berhenti berovulasi atau menopause. Pada saat itu, jumlah yang tersisa kurang dari 1.000.

Baca Juga : Sel Telur

Apakah sel telur perempuan bisa habis?

"Kualitas dan kuantitas sel telur perempuan menentukan kemungkinan mereka untuk hamil. Berbeda dengan sel lain di tubuh, sel telur tidak dapat beregenerasi," kata Wallis dilansir Medical News Today.

Jumlah dan kualitas sel telur juga dapat dipengaruhi berbagai kondisi kesehatan seseorang. 

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), janin perempuan biasanya memiliki sekitar 6–7 juta sel telur pada usia kehamilan 20 minggu, dan turun menjadi 1–2 juta sel telur saat lahir.

Jumlah sel telur yang belum matang – oosit – berkurang sekitar 11.000 setiap bulan sebelum pubertas.

Menurut Wallis, perempuan memang memiliki jutaan sel telur di indung telurnya, dan belum matang sampai masa pubertas. Pubertas dimulai ketika hipotalamus, area otak yang berperan dalam produksi hormon, memproduksi hormon pelepas gonadotropin (GnRH).

"Menstruasi biasanya dimulai ketika seorang wanita berusia 12-13 tahun. Namun, ada pula yang memulainya sejak usia 8 tahun," ujar Wallis.

Waktu sel telur dilepaskan

Wallis menjelaskan, saat pubertas perempuan ratusan ribu sel telur dan setiap bulannya jumlah sel telur menurun dengan cepat. Selain siklus bulanan, banyak faktor yang memengaruhi berapa banyak sel telur yang hilang setiap siklusnya.

GnRH mengatur permulaan pubertas, perkembangan seksual, perkembangan sel telur, dan ovulasi dengan memberi sinyal pelepasan hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH).

FSH mengaktifkan beberapa sel telur yang belum matang dalam kantung berisi cairan yang disebut folikel untuk matang selama setiap siklus menstruasi. Ini dikenal sebagai fase folikuler, proses ini dimulai pada hari pertama menstruasi.

Fase ovulasi dimulai ketika LH merangsang ovarium untuk melepaskan sel telur. Namun, ovarium diprogram untuk memungkinkan hanya satu sel telur yang matang dan dilepaskan setiap siklus. Tubuh menyerap kembali sisanya.

"Peluang terjadinya pembuahan bergantung pada keluarnya sel telur yang matang dari ovarium pada siklus menstruasi tertentu," kata Wallis.

Bila kesuburan menurun, bagaimana jumlah sel telur?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 1 dari 5 pasangan dengan usia pasangan perempuannya 30–39 tahun mengalami masalah dalam mengandung anak pertama. Namun, baik pria maupun perempuan bisa saja mengalami infertilitas.

Usia paling subur perempuan itu di pertengahan 20-an, dengan peluang 25–30 persen untuk hamil setiap bulannya.

ACOG menyatakan bahwa kesuburan perempuan menurun secara bertahap dan signifikan pada usia 32 tahun. Perempuan akan memiliki sekitar 120.000 sel telur, dengan peluang hamil sebesar 20 persen per siklus.

ACOG juga menyatakan bahwa jumlah sel telur akan mengalami penurunan yang cepat pada usia 37 tahun, ketika jumlah sel telur turun menjadi sekitar 25.000.

Artinya, ketika hanya tersisa 25.000 sel telur di ovarium, Bunda akan memiliki waktu rata-rata sekitar 15 tahun hingga mencapai menopause. Saat menopause, Bunda akan memiliki kurang dari 100 sel telur yang tersisa.

Pada usia 40 tahun, peluang seorang perempuan untuk hamil turun menjadi 5 persen. Sel telur ini terkena segala sesuatu yang Bunda alami sepanjang hidup. Ini yang mengakibatkan penurunan kualitas seiring bertambahnya usia.

Menurut CDC, profesional medis merekomendasikan perempuan di bawah 35 tahun yang tidak memiliki masalah kesehatan atau kesuburan dan menstruasi teratur, cobalah untuk hamil setidaknya 1 tahun sebelum berkonsultasi dengan dokter.

Namun, perempuan berusia 35 tahun atau lebih harus menghubungi dokter setelah 6 bulan dan bahkan lebih cepat lagi jika berusia di atas 40 tahun.

Sel telur bisa habis?

Perempuan akan mengalami jumlah sel telur yang terus berkurang dengan bertambahnya usia. Jumlah sel telur akan terus menurun sepanjang hidupnya dan diserap kembali ke dalam tubuh dalam proses yang dikenal sebagai atresia.

Perempuan itu dilahirkan dengan semua telur yang dimilikinya. Tapi perempuan tidak menghasilkan telur baru selama hidupnya.

Perempuan memiliki jumlah sel telur terbanyak saat masih dalam rahim ibunya. Ketika lahir, jumlah ini telah berkurang menjadi sekitar dua juta dan pada saat perempuan mencapai pubertas dan mulai menstruasi (mulai menstruasi) akan memiliki sisa antara 300.000 dan 500.000 sel telur. 

Apa sel telur akan habis? Rata-rata rentang waktu 40 tahun antara masa pubertas dan menopause, dan setiap bulannya melepaskan satu sel telur. Jadi hanya 400-500 sel telur yang benar-benar akan dilepaskan.

Saat berusia 40-an, tidak ada jawaban pasti mengenai berapa banyak telur yang tersisa. Terlebih lagi, faktor-faktor tertentu, seperti merokok, yang berarti perempuan memiliki lebih sedikit penyakit dibandingkan orang lain pada usia yang sama.

Apabila persediaan sel telur habis, indung telur berhenti memproduksi estrogen, dan perempuan akan mengalami menopause. Menopause ini ada yang mengalami lebih awal, dan ada pula yang terlambat.

Kebanyakan perempuan mengalami menopause pada usia sekitar 50 tahun, usia rata-rata di negara maju adalah 51,4 tahun. Mulai saat ini dan seterusnya perempuan tidak lagi bisa hamil secara alami.

Sedangkan sekitar 1 persen perempuan mengalami menopause dini (atau kegagalan ovarium dini). Ini artinya perempuan tersebut akan kehabisan sel telur jauh sebelum usia menopause normal, terkadang saat masih remaja.

Pada saat perempuan mencapai masa menopause, bisa saja masih tersisa sedikit sel telur  atau tidak tersisa. Jika tersisa, sel telurnya mungkin sekitar 1.000 hingga 2.000. Namun, sel telur tersebut kemungkinan besar tidak matang dan menjadi sel telur yang tidak layak karena perubahan hormonal yang terjadi selama masa ini.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Mengenal Egg Freezing: Usia yang Tepat hingga Ketentuan Melakukannya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Joanna Alexandra Ajak Kekasih Ketemu Orang Tua & Quality Time Bareng Anak

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Curhat Pevita Pearce Ungkap Suka Duka Hidup Jauh dari Keluarga

Mom's Life Annisa Karnesyia

10 Tempat Makan Soto Semarang Terdekat di Jakarta yang Legendaris, Punya Rasa Gurih & Enak!

Mom's Life Azhar Hanifah

Persiapan Melahirkan ala Shasa Zania, Siapkan Ruang Menyusui hingga Pilih Perlengkapan Bayi

Kehamilan Nadhifa Fitrina

9 Klinik Tumbuh Kembang Anak Jakarta dan Fasilitas Lengkapnya

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Curhat Pevita Pearce Ungkap Suka Duka Hidup Jauh dari Keluarga

9 Klinik Tumbuh Kembang Anak Jakarta dan Fasilitas Lengkapnya

Minimnya Dukungan untuk Ibu Menyusui, Dokter Ingatkan Ancaman Malnutrisi pada Anak

Persiapan Melahirkan ala Shasa Zania, Siapkan Ruang Menyusui hingga Pilih Perlengkapan Bayi

10 Tempat Makan Soto Semarang Terdekat di Jakarta yang Legendaris, Punya Rasa Gurih & Enak!

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK