Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Selain Usia, Ketahui Faktor Lain yang Pengaruhi Kualitas Sel Telur Bunda

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Rabu, 24 Jan 2024 13:17 WIB

Ilustrasi dokter dan USG
Selain Usia, Ketahui Faktor Lain yang Pengaruhi Kualitas Sel Telur Bunda/Foto: iStockphoto/Getty Images/PonyWang
Daftar Isi
Jakarta -

Kondisi kesuburan seorang perempuan memang akan berubah, ya Bunda. Penurunan yang signifikan umumnya terjadi pada sekitar usia 35 tahun dan penurunan terukur lainnya pada usia 45 tahun.

Seiring berjalannya waktu, kemampuan untuk hamil bisa menjadi lebih menantang, seiring dengan kemungkinan komplikasi yang lebih besar. Penelitian menunjukkan bahwa ketika kesuburan menurun, risiko keguguran pun meningkat. Dalam kedua kasus tersebut, kualitas telur seseorang merupakan bagian besar dari teka-teki.

“Semakin rendah kualitas sel telur, semakin tinggi pula angka keguguran dan infertilitas. Ini adalah hal-hal yang terjadi seiring bertambahnya usia perempuan. Kualitas sel telur ditentukan oleh usia, genetika, dan lingkungan Bunda,” jelas pakar kesuburan Aimee Eyvazzadeh, MD, MPH.

Kualitas sel telur

Penting untuk diperhatikan bahwa meskipun ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk mendukung kesehatan telur, tidak ada cara ajaib untuk mengubah kualitas atau susunan telur Bunda.

Dr. Eyvazzadeh mengatakan, “Kita dapat mengontrol apa yang kita makan dan bagaimana menjalani gaya hidup sehat, tapi itu tidak berarti se telur kualitasnya serta-merta akan menjadi lebih baik."

Baca Juga : Sel Telur

Kualitas sel telur perempuan menentukan apakah ia akan dapat hamil dengan baik. “Kualitas sel telur mengacu pada bagian embrio yang berasal dari ovarium, yaitu sel telur. Kekuatan sel telur menentukan kekuatan embrio,” jelas Dr. Eyvazzadeh.

Masalah kualitas sel telur dapat berdampak pada kemampuan janin untuk tumbuh dan matang. “Ketika ada masalah dengan kualitas sel telur, kita sering melihat tidak adanya perkembangan embrio setelah pembuahan, atau jumlah embrio yang sedikit. Embrio yang terbentuk mungkin memiliki kromosom ekstra atau hilang," ucap Dana McQueen, MD, ahli endokrinologi reproduksi di University of Chicago.

“Ketika embrio memiliki jumlah kromosom yang tidak normal , embrio tersebut biasanya tidak akan menyebabkan kehamilan, atau dapat menyebabkan keguguran,” tambahnya.

Faktanya, tak sedikit kehamilan berakhir dengan keguguran. Sekitar setengah dari keguguran yang terjadi disebabkan oleh embrio atau sel telur yang telah dibuahi memiliki jumlah kromosom yang salah. 

Usia dan kualitas sel telur

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi kesehatan sel telur seorang perempuan. Namun faktor dominannya adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh siapa pun yakni usia.

Kualitas sel telur seseorang akan menurun seiring berjalannya waktu, seiring dengan jumlah sel telur yang tersedia, karena jumlahnya semakin menyusut setiap hari sejak lahir.

Pada perempuan yang berusia di atas 40 tahun, kurang dari 30 persen embrionya normal. Hal ini menyoroti perubahan kualitas telur seiring bertambahnya usia, menurut Dr. Dana Mcqueen, MD

“Kita tahu bahwa pada perempuan di bawah usia 35 tahun, sekitar 65 persen embrionya normal secara genetik. Namun, pada perempuan yang berusia di atas 40 tahun, kurang dari 30 persen embrionya akan normal. Hal ini menyoroti perubahan kualitas telur seiring bertambahnya usia,” kata Dr. McQueen.

Faktor yang memengaruhi kualitas sel telur

Ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi kualitas sel telur seseorang, seperti dilansir dari Very Well Family, berikut beberapa di antaranya:

  • Faktor lingkungan: seperti polusi, berperan dalam kualitas sel telur seseorang.
  • Merokok: penelitian menunjukkan bahwa merokok berdampak pada kesuburan. Peningkatan paparan tembakau dikaitkan dengan penurunan jumlah embrio.
  • Kondisi kesehatan: gangguan kesehatan juga dapat mengganggu kualitas telur. Endometriosis adalah kondisi yang mengancam kesuburan. Kondisi peradangan dapat menjadi racun bagi sel telur, karena menyebabkan sel telur menjadi kurang matang dan kurang dapat bertahan hidup, sehingga meningkatkan kemungkinan keguguran, masalah implantasi, dan infertilitas.
  • Penggunaan obat tertentu: Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati penyakit bisa menimbulkan dampak buruk. 
  • Faktor genetik: Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas sel telur termasuk genetika dan pembawa gen menopause dini. 
  • Kelainan kromosom: Kelainan kromosom pada diri seseorang juga dapat menimbulkan masalah, seperti pada Sindrom Turner dengan tidak adanya fungsi ovarium.

Bunda tidak dapat melawan pertambahan usia. Namun Bunda dapat melakukan yang terbaik untuk membuat pilihan bijak dan mengambil tindakan yang akan membantu memahami dan mendukung kualitas sel telur.

Meskipun tidak ada cara ilmiah untuk menjamin peningkatan kualitas sel telur, ada beberapa langkah yang dapat Bunda lakukan untuk mendukung kesehatan dan kelangsungan hidup telur Bunda.

Pertahankan gaya hidup sehat, terus pelajari semua tentang kesuburan, dan konsultasikan dengan ahli atau penyedia layanan kesehatan yang dapat membantu perjalanan program kehamilan Bunda.

 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

https://www.haibunda.com/haibunda-squad/20220201120336-203-265940/yuk-bun-join-komunitas-haibunda-squad-bisa-dapat-banyak-giveaway

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda