
kehamilan
Ciri-ciri Ovulasi agar Tepat Menghitung Masa Subur saat Program Hamil
HaiBunda
Senin, 15 Apr 2024 17:00 WIB

Daftar Isi
Mengetahui masa subur sangat penting untuk Bunda yang sedang program hamil. Datangnya masa subur ini biasanya ditandai dengan gejala yang khas atau ciri-ciri ovulasi.
Perlu diketahui ya, ovulasi adalah fase dalam siklus haid ketika sel telur yang matang dilepaskan dari ovarium, yang merupakan tahapan dari pembuahan. Pada kebanyakan perempuan sehat, ovulasi umumnya terjadi sebulan sekali, atau beberapa minggu setelah haid dimulai.
Tak sedikit Bunda memantau pola ovulasinya sebagai bagian dari program hamil atau malah untuk menghindari kehamilan. Nah, dengan mengenali ciri-ciri ovulasi ini, Bunda bisa mengatur waktu berhubungan seks untuk meningkatkan peluang hamil.
Sebelum dan selama ovulasi, perubahan hormonal dapat mempengaruhi seluruh tubuh, sehingga memicu gejala ovulasi. Meski ada ciri umum dari ovulasi, tidak semua perempuan merasakannya.
"Banyak perempuan akan mengalami ciri-ciri ovulasi tersebut hingga lima hari sebelum dan juga pada hari ovulasi. Ciri ini mungkin bertahan selama sehari setelah ovulasi," kata direktur kebidanan di Good Samaritan Hospital di Suffern, New York, Patricia Pollio, MD, dilansir The Bump.
Ciri-ciri ovulasi
Melansir dari beberapa sumber, berikut ciri-ciri ovulasi yang perlu Bunda ketahui:
1. Perubahan lendir serviks
Mendekati waktu ovulasi, tubuh Bunda akan menghasilkan lebih banyak estrogen, sehingga menyebabkan lendir serviks muncul dan berwarna seperti putih telur. Lendir serviks ini dapat membantu sperma berenang ke sel telur yang dilepaskan selama ovulasi.
Jumlah dan bentuk lendir serviks dapat bervariasi pada setiap perempuan. Untuk mengujinya, Bunda bisa masukkan jari yang bersih ke dalam vagina, lalu ambil sebagian lendir dan kemudian rentangkan di antara jari-jari. Jika lendir tampak lengket atau sangat basah dan licin, maka itu pertanda sedang berada di masa subur.
2. Nyeri panggul atau perut bagian bawah
Bunda yang mengalami nyeri panggul atau perut bagian bawah mungkin sedang masuk waktu ovulasi. Nyeri biasanya ringan di satu sisi perut bagian bawah.
Nyeri ovulasi juga bisa terasa seperti kram yang tajam atau tumpul di sisi perut tempat ovarium melepaskan sel telur. Efek samping ovulasi ini dapat berlangsung antara beberapa menit hingga beberapa jam. Bunda mungkin juga mengalami perdarahan vagina ringan, keputihan, atau mual disertai rasa sakit atau nyeri, yang biasanya ringan dan berlangsung sebentar.
Namun jika nyeri ovulasi berlangsung terus-menerus atau parah, Bunda sebaiknya segera periksa ke dokter untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi seperti endometriosis atau kista ovarium. Presiden di Sapphire Women's Health Group di Chester, New Jersey, Donnica L. Moore, MD, menyarankan untuk memantau dan mencatat gejala ovulasi setiap bulannya untuk mengetahui apa yang normal dan tidak normal.
3. Indra penciuman dan perasa lebih sensitif
Bagi sebagian perempuan, indra penciuman yang lebih sensitif pada paruh kedua siklus haid bisa menjadi ciri ovulasi. Penelitian di The Journal of Sex Research tahun 2004 menunjukkan bahwa ovulasi dapat memengaruhi persepsi penciuman perempuan secara keseluruhan.
Selain indra penciuman, ada pula yang mengalami peningkatan indra perasa sebagai tanda ovulasinya.
4. Nyeri payudara
Nyeri di payudara atau puting juga bisa menjadi tanda ovulasi. Nyeri dapat terjadi karena aliran hormon yang masuk ke dalam tubuh tepat sebelum dan sesudah ovulasi. Beberapa perempuan akan merasakan nyeri ini tepat sebelum ovulasi, sementara yang lain mungkin merasakannya setelah ovulasi.
"Nyeri payudara juga bisa terjadi di waktu lain dalam siklus haid. Ini biasanya terkait dengan perubahan hormonal yang tidak berhubungan dengan ovulasi," ujar Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi dan Ahli Reproduksi di Columbia University Irving Medical Center di New York City, Jenna Turocy, MD.
5. Suhu tubuh meningkat
Menurut dr. Iskandar Junaidi dalam buku Kehamilan Sehat & Mengatur Jenis Kelamin Anak, suhu tubuh dasar atau basal adalah suhu tubuh saat Bunda belum melakukan aktivitas atau ketika bangun tidur di pagi hari. Suhu tubuh akan meningkat saat ovulasi terjadi.
"Ketika terjadi ovulasi terjadi, suhu tubuh akan naik secara bertahap atau bahkan melonjak tiba-tiba sampai kurang dari 1 derajat Celsius," tulis Iskandar.
Perubahan suhu tubuh ini dapat dipengaruhi sejumlah faktor, salah satunya hormon progesteron. Saat ovulasi terjadi, hormon progesteron bisa menyebabkan suhu tubuh naik dan dapat bertahan selama dua minggu.
6. Perubahan libido
Dorongan seksual juga disebut dapat meningkat selama masa subur dan ini menjadi salah satu tanda ovulasi. Dalam fase subur ini, tubuh akan lebih tertarik pada lawan jenis. Meski begitu, perubahan libido bukan pertanda utama masa subur atau ciri ovulasi ya.
"Dorongan seksual dapat dipengaruhi oleh apa saja, termasuk apa yang dimakan at
7. Mual dan sakit kepala
Mual dan sakit kepala adalah dua kemungkinan dari efek samping ovulasi. Penyebab utamanya karena perubahan kadar estrogen dan progesteron, Bunda.
Dibandingkan mual, sakit kepala mungkin menjadi rentan terjadi saat ovulasi. Penelitian yang sama di The Journal of Sex Research menemukan bahwa sekitar separuh perempuan usia subur yang mengalami migrain berulang akan mengalaminya selama masa ovulasi.
![]() |
Cara menghitung masa subur
Setelah mengetahui ciri-ciri ovulasi, Bunda bisa menghitung masa subur untuk meningkatkan peluang hamil. Berikut cara menghitung masa subur dengan rumus Neagle dan kalender:
Rumus Neagle
Rumus Neagle ini dapat digunakan pada Bunda dengan siklus haid tidak teratur atau lebih dari 28 hari. Misalnya, siklus haid dalam tiga bulan adalah 34, 35, 36 hari. Ketiganya lalu dijumlahkan dan diambil nilai rata-rata lalu dikurangi (-) 14.
- Jumlah siklus haid dalam tiga bulan: 34 + 35 + 36 = 105
- Nilai rata-rata tiga bulan: 105 : 3 = 35
- Maka, masa subur adalah 35 - 14 = 21
Artinya, masa subur Bunda dengan siklus haid tidak teratur atau lebih dari 28 hari adalah di hari ke-21. Bunda dapat berhubungan seksual di waktu ini agar cepat hamil.
3. Sistem kalender
Sistem kalender biasanya direkomendasikan untuk melacak masa subur wanita pada siklus haid tidak teratur. Cara melacaknya dengan mencatat hari pertama haid setiap bulannya. Pencatatan dilakukan paling sedikit 6 bulan atau siklus haid.
Berikut langkah perhitungan sistem kalender untuk mengetahui masa subur wanita:
- Temukan siklus yang paling pendek dan paling panjang
- Jumlahkan hari pada siklus terpendek tersebut, lalu dikurangi 18
- Jumlahkan hari pada siklus terpanjang, lalu dikurangi 11
- Lingkari hari pertama masa haid
Contoh perhitungan sistem kalender:
Siklus terpendek: 28
Siklus terpanjang: 32
- Hari pertama masa subur adalah jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 18, maka 28 - 18 = 10
- Hari terakhir masa subur adalah jumlah hari pada siklus terpanjang dikurangi 11, maka 32 - 11 = 21
- Maka, masa subur akan jatuh pada hari ke-10 sampai hari ke-21 setelah hari pertama haid.
Demikian penjelasan terkait ciri-ciri ovulasi dan cara menghitung masa subur. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Perbedaan Masa Subur dan Ovulasi pada Perempuan

Kehamilan
Ini Waktu Tepat Lakukan Hubungan Seks saat Masa Ovulasi

Kehamilan
Apakah Masa Ovulasi Bikin Bunda Mengantuk? Simak Penjelasan Dokter Bun

Kehamilan
Salah Satu Tanda Tubuh Bunda Masuki Masa Subur: Muncul Rasa Mual

Kehamilan
7 Tanda Ovulasi Gagal, Dapat Dikenali dari Siklus Haid Lho Bunda


10 Foto
Kehamilan
10 Bunda Seleb Pernah Gagal Program Bayi Tabung, Ada yang Mencoba Enam Kali
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda