Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Normalkah setelah Pasang KB IUD Keluar Darah Terus-menerus?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 26 Apr 2024 22:15 WIB

Sakit Perut
Normalkah setelah Pasang KB IUD Keluar Darah Terus Menerus?/Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Pemasangan alat kontrasepsi IUD dapat menimbulkan efek samping seperti pendarahan menstruasi yang tidak teratur. Ini dapat terjadi dalam beberapa bulan pertama. Namun, normalkah jika setelah pemasangan KB IUD itu keluar darah terus-menerus?

Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) ini dimasukkan melalui vagina ke dalam rahim. Ada dua jenis IUD yakni tembaga dan pelepas hormon. IUD yang mensekresi hormon melepaskan hormon progestin sintetis, sedangkan pilihan tembaga mencegah sperma membuahi sel telur.

IUD tembaga dapat membuat pendarahan menjadi lebih berat dan menyakitkan. Sedangkan IUD pelepas hormon dapat membuat pendarahan lebih ringan dan terkadang menekan ovulasi.

Keluar darah setelah pasang KB IUD

Dilansir laman Medical News Today, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sebenarnya sudah menyetujui IUD sebagai alat kontrasepsi yang aman, namun beberapa orang mungkin mengalami efek samping yang mengganggu. 

Valinda Nwadike, Dokter Spesialis Kebidanan dan Ginekologi, mengatakan bahwa sebelum memasang IUD, dokter harus memastikan bahwa individu tersebut mengetahui potensi efek samping dan risiko, termasuk efek samping yang diketahui dari merek tertentu.

Baca Juga : Kontrasepsi

Berikut beberapa efek samping IUD yang umum meliputi:

  1. Pendarahan tidak teratur selama beberapa bulan.
  2. Periode yang lebih ringan atau lebih pendek atau tidak ada periode sama sekali.
  3. Gejala sindrom pramenstruasi (PMS), yang meliputi sakit kepala, mual, nyeri payudara, dan noda kulit.

Sedangkan, efek samping IUD yang jarang terjadi meliputi:

  1. Ekspulsi, yaitu keluarnya alat dari rahim secara tidak sengaja. Jika IUD terlepas dari tempatnya, dokter harus memasangnya kembali.
  2. Perforasi rahim, yakni IUD menusuk dinding rahim. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan hebat dan mengakibatkan infeksi.
  3. Penyakit radang panggul (PID), yang mungkin terjadi jika prosedur pemasangan IUD memasukkan bakteri ke dalam rahim.

Pendarahan setelah pasang IUD

Semua IUD hormonal dan nonhormonal berhubungan dengan menstruasi tidak teratur dan bercak di antara periode menstruasi dalam 3-6 bulan pertama setelah pemasangan.

Bahkan sejumlah pengguna IUD hormonal mungkin mengalami pendarahan lebih banyak yang lama kelamaan akan berkurang. Sementara pengguna IUD nonhormonal mungkin mengalami peningkatan aliran menstruasi dalam jangka panjang.

IUD tembaga sering menyebabkan pendarahan hebat. Hal ini juga dapat menyebabkan peningkatan kram dan sakit punggung selama periode bulanan pada beberapa orang. Efek samping ini bukanlah hal yang aneh atau perlu dikhawatirkan.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Ginekolog Dr. Alyssa Dweck mengatakan bahwa berdasarkan pengalamannya, nyeri pasca pemasangan IUD biasanya berlangsung sekitar satu hari. Jika Bunda merasakan sakit parah atau pendarahan hebat (atau keduanya), hubungi dokter.

Dan Bunda juga harus menghubungi dokter jika mengalami nyeri dan/atau demam yang semakin parah dalam beberapa hari setelah pemasangan. Meski jarang, hal ini bisa mengindikasikan adanya peradangan pada rahim yang memerlukan perhatian dokter

“Pendarahan yang berbau busuk harus diperiksa, karena itu bisa jadi semacam infeksi,” kata Dweck dilansir dari Business Insider. 

Pendarahan yang sangat banyak, yang bisa merendam atau membasahi satu atau dua pembalut setiap jam juga dianggap terlalu banyak dan harus diperiksa.

Kabar baiknya menurut American College of Gynecologists and Obstetricians, komplikasi pemasangan IUD jarang terjadi. Namun jika khawatir dengan gejala pasca pemasangan, tidak ada salahnya menghubungi dokter untuk meminta bantuan.

Dalam sebuah studi tahun 2018, para peneliti mencatat bahwa pendarahan hebat dalam tahun pertama setelah implantasi merupakan penyebab utama penghentian penggunaan alat tersebut. Peneliti juga menemukan bahwa pendarahan menstruasi yang banyak sebelum pemasangan IUD membuat seseorang berisiko lebih tinggi berhenti dalam waktu satu tahun.

Menstruasi yang berat, juga disebut menorrhagia, mungkin disebabkan oleh hal lain. Jika pendarahan hebat terjadi segera setelah pemasangan IUD, tanyakan kepada dokter tentang kemungkinan komplikasi, terutama jika komplikasinya terbuat dari tembaga.

Menorrhagia adalah efek samping IUD nonhormonal yang terkenal. Mengobati pendarahan mungkin memerlukan pelepasan alat dari rahim dan memilih metode kontrasepsi lain.

Jika tidak diobati, pendarahan berlebihan dapat menyebabkan komplikasi seperti anemia defisiensi besi. Dengan kondisi ini, darah kesulitan membawa oksigen ke berbagai jaringan di tubuh.

Bagaimana jika pendarahan berlangsung terus menerus, normalkah? Sebenarnya pemasangan IUD dapat menyebabkan terjadinya pendarahan di luar haid. Tapi, jika itu terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang lama sebaiknya Bunda memeriksakan diri ke dokter kandungan. Dokter nantinya akan melakukan pemeriksan secara lengkap, misalnya saja pemeriksaan USG.

Apabila Bunda memiliki IUD tembaga dan mengalami pendarahan hebat lebih dari beberapa bulan setelah pemasangan, Bunda mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter apalagi jika itu mengganggu aktivitas sehari-hari atau membuat Bunda khawatir.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda