HaiBunda

KEHAMILAN

Bunda dengan Lupus Ingin Hamil? Ketahui Syarat dan Risikonya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 10 May 2024 19:45 WIB
Bunda dengan Lupus Ingin Hamil? Ketahui Syarat dan Risikonya/Foto: Getty Images/iStockphoto/

Bunda dengan lupus ingin hamil? Sebelumnya, sebagian besar perempuan dengan lupus disarankan untuk tidak hamil. Salah satu alasannya kehamilan pada perempuan dengan lupus berisiko untuk ibu dan janinnya. Bagaimana dengan kini?

Oleh karena itu, Bunda dengan lupus yang ingin hamil perlu mengetahui syarat dan risikonya. 

Hari Lupus sedunia diperingati setiap 10 Mei. Dan, penyakit lupus sebagian besar menyerang perempuan muda di usia produktif. Pada pasien perempuan yang ingin hamil ada kekhawatiran penyakit tersebut dapat membahayakan dirinya dan janinnya. 


Sebenarnya, penderita lupus bisa saja hamil dengan aman tanpa memicu kekambuhan, asalkan mampu mengelola kondisinya. Namun, yang paling aman adalah merencanakan kehamilan jauh-jauh hari.

Perempuan hamil dengan lupus

Meskipun seseorang dengan lupus mungkin dapat menjalani kehamilan dan lupus dengan aman, terdapat risiko yang terkait.

Sekitar 2 dari 10 ibu hamil penderita lupus mengalami preeklamsia. Ini merupakan suatu kondisi serius yang memerlukan penanganan segera. Risiko komplikasi serius lainnya termasuk masalah ginjal, diabetes, dan tekanan darah tinggi.

Meski kehamilan bisa berisiko pada pasien lupus, namun kehamilan yang sukses mungkin juga terjadi.

Syarat hamil pada pasien lupus

David Zelman, MD Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Rematologi, mengatakan bahwa dokter mungkin menyarankan perempuan dengan lupus untuk tidak hamil karena berpotensi menimbulkan risiko bagi ibu dan bayinya. 

Meskipun kehamilan penderita lupus masih  berisiko, namun sebagian besar perempuan dengan lupus dapat hamil dengan aman dan memiliki bayi yang sehat.

Apabila Bunda menderita lupus dan sedang mempertimbangkan untuk hamil, berikut yang perlu Bunda ketahui tentang apa yang dapat Bunda dan dokter  lakukan untuk membantu memastikan hasil terbaik bagi ibu dan bayi.

1. Mempersiapkan kehamilan

Langkah pertama jika ingin hamil dan memiliki bayi sehat dimulai sebelum Bunda hamil. Jika Bunda sedang mempertimbangkan kehamilan, penting untuk memastikan beberapa hal di bawah ini:

a. Pastikan lupusnya terkendali

Semakin sehat Bunda saat hamil, semakin besar peluang untuk memiliki kehamilan dan bayi yang sehat.

"Kehamilan memberi tekanan tambahan pada ginjal. Memiliki penyakit ginjal aktif dapat menyebabkan masalah pada kehamilan dan bahkan dapat menyebabkan keguguran," ujar Zelman dilansir WebMD. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan menunggu sampai lupusnya sembuh setidaknya selama 6 bulan sebelum mencoba untuk hamil. Hal ini terutama berlaku untuk penyakit ginjal yang berhubungan dengan lupus.

b. Tinjau obat-obatan dengan dokter

Beberapa obat aman dikonsumsi selama kehamilan. Namun, hal lain dapat membahayakan bayi. 

"Dokter Anda mungkin perlu menghentikan atau mengganti beberapa obat sebelum Anda hamil. Obat-obatan yang tidak boleh dikonsumsi selama kehamilan antara lain metotreksat, siklofosfamid, mikofenolat mofetil, leflunomida, dan warfarin. Beberapa obat perlu dihentikan beberapa bulan sebelum Anda mencoba untuk hamil," ujar Zelman.

c. Pilih dokter kandungan untuk kehamilan berisiko tinggi

Karena lupus dapat menimbulkan risiko tertentu -- termasuk hipertensi yang disebabkan kehamilan dan kelahiran prematur -- maka Bunda memerlukan dokter kandungan yang berpengalaman menangani kehamilan berisiko tinggi dan berada di rumah sakit yang khusus menangani persalinan berisiko tinggi. Jika memungkinkan, sebaiknya temui dokter spesialis kandungan sebelum hamil.

c. Periksa paket asuransi kesehatan

Asuransi yang tidak memadai seharusnya tidak menghalangi Bunda untuk mendapatkan perawatan yang Bunda dan bayi perlukan. Pastikan rencana asuransi mencakup kebutuhan perawatan kesehatan ibu dan bayi, serta segala masalah yang mungkin timbul.

2. Mengelola masalah kehamilan

Semua perempuan penting melakukan pemeriksaan prenatal secara teratur. Namun hal ini sangat penting bagi perempuan dengan lupus. Ini disebabkan banyaknya potensi masalah yang dapat dicegah atau diobati dengan lebih baik jika ditangani sejak dini.

Perempuan penderita lupus mungkin berisiko lebih besar mengalami komplikasi kehamilan. Namun, mereka tidak memiliki peluang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan cacat lahir atau cacat intelektual dibandingkan perempuan tanpa lupus.

3. Merawat diri sendiri selama kehamilan

Selain memeriksakan diri ke dokter secara rutin dan mengikuti rencana perawatan, ada banyak hal yang dapat Bunda lakukan untuk merawat diri sendiri dan bayi:

  • Banyak beristirahat. Rencanakan tidur malam yang nyenyak dan istirahat sepanjang hari.
  • Mengonsumsi makanan sehat. Hindari penambahan berat badan yang berlebihan. Mintalah dokter merujuk ke ahli gizi jika diperlukan.
  • Hindari merokok dan minum alkohol.
  • Jika Bunda mengalami gejala yang tidak biasa, segera bicarakan dengan dokter.

4. Mengelola persalinan dan bayi baru

Dokter akan memutuskan metode persalinan, apakah itu operasi caesar atau vagina. Dokter akan melakukan ini dengan mempertimbangkan kesehatan Bunda dan bayi pada saat persalinan.

Banyak perempuan dengan lupus dapat melahirkan melalui vagina. Namun jika ibu atau bayinya sedang stres, operasi caesar mungkin merupakan cara paling aman dan tercepat untuk melahirkan. 

"Jika Anda mengonsumsi steroid selama kehamilan, dokter Anda akan meningkatkan dosis Anda selama persalinan untuk membantu tubuh Anda mengatasi stres tambahan," ujar Zelman.

Meskipun sebagian besar ibu dan bayi dalam keadaan baik-baik saja, lupus sering kali kambuh setelah melahirkan, dan masalah lain, termasuk yang berikut ini, dapat terjadi:

  • Kesulitan menyusui. Bayi yang lahir prematur mungkin belum kuat untuk menyusu dan mengeluarkan ASI. Ibu yang melahirkan prematur atau sedang mengonsumsi obat tertentu mungkin mengalami kesulitan memproduksi ASI. Selain itu, beberapa ibu perlu mengonsumsi obat yang dapat masuk ke ASI dan disarankan untuk tidak menyusui. Sebagian besar permasalahan ini dapat diselesaikan. Bicaralah dengan dokter jika Bunda memiliki kekhawatiran tentang menyusui.
  • Lupus neonatus. Lupus neonatal tidak sama dengan lupus pada ibu. Sekitar 3 persen bayi yang lahir dari ibu dengan lupus akan mengalami kondisi tersebut. Paling sering itu bersifat sementara, yang berarti akan berlalu. Kondisi ini terdiri dari ruam dan jumlah darah yang tidak normal. Pada saat bayi berusia 6 atau 8 bulan, kondisi tersebut biasanya hilang dan tidak pernah kambuh lagi. Dalam kasus yang jarang terjadi, bayi dengan lupus neonatal akan memiliki irama jantung abnormal yang bersifat permanen dan mungkin memerlukan alat pacu jantung.

  • Setelah melahirkan, penting untuk menemui dokter secara teratur untuk memantau perubahan pada tubuh agar kembali seperti sebelum hamil. 

Risiko kehamilan pada pasien lupus

1. Keguguran

Michelle Petri, M.D., Profesor Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, mengatakan bahwa sekitar 10 persen kehamilan pada pasien lupus berakhir dengan keguguran. 

Semua perempuan penderita lupus, meskipun tidak memiliki riwayat keguguran sebelumnya, harus dilakukan pemeriksaan antibodi antifosfolipid, baik antikoagulan lupus (RVVT dan PTT sensitif adalah alat skrining terbaik) dan antibodi antikardiolipin.

"Saat ini ada dua kriteria utama – trombosis vaskular dan morbiditas kehamilan. Seorang perempuan yang pernah mengalami trombosis vena atau arteri di masa lalu harus menjalani terapi antikoagulan selama kehamilan berikutnya," kata Petri dilansir dari laman Hopkinslupus.

Ia bilang, meski bayi pada pasien lupus berisiko mengalami keguguran tapi banyak juga bayi-bayi yang dapat diselamatkan melalui operasi caesar dini, ketika terdapat tanda-tanda insufisiensi plasenta yang parah.

2. Risiko kelahiran prematur dan retardasi pertumbuhan intrauterin

Pasien dengan lupus juga berisiko mengalami kelahiran prematur. Kelahiran prematur pada lupus biasanya bukan disebabkan antibodi antifosfolipid, melainkan karena preeklamsia dan ketuban pecah dini. 

Faktor risiko kelahiran prematur secara umum antara lain lupus aktif, prednison dosis tinggi, dan penyakit ginjal. Hipertensi ibu pada trimester kedua merupakan prediktor yang baik. Perawatan tekanan darah ibu yang terlalu berlebihan dapat mengurangi aliran darah plasenta, dan hal ini tidak dianjurkan. 

"Kami belum menemukan faktor risiko apa pun yang memprediksi ketuban pecah dini," kata Petri. 

Selain prematur, bayi juga berisiko mengalami intrauterine growth retardation (IUGR). Namun para ahli belum menemukan variabel klinis yang dapat memprediksi IUGR. 

"Faktanya, aktivitas lupus, prednison, dan antibodi antifosfolipid tidak dapat memprediksi IUGR. Prediktor terbaik menggunakan pemantauan USG adalah lingkar perut di bawah persentil ke-10 dan perkiraan berat badan janin di bawah persentil ke-50," jelas Petri.

3. Risiko pada ibu

Risiko ibu yang paling penting jika pasien lupus hamil, yaitu serangan lupus. Dalam penelitian prospektif di Hopkins dan London, risiko kambuhnya penyakit lebih besar pada ibu hamil dibandingkan perempuan yang tidak hamil. 

Namun, pusat lain belum mengonfirmasi hal ini. Mungkin terdapat perbedaan dalam pemilihan pasien yang menyebabkan temuan yang berbeda. 

"Kami telah menemukan bahwa hormon prolaktin, yang meningkat selama kehamilan, berhubungan dengan aktivitas lupus selama kehamilan. Kemungkinan pengaruh hormonal lain, terutama estrogen, dan perubahan sitokin juga terlibat, meskipun hal ini belum diteliti," kata Petri. 

Beberapa risiko lainnya pada ibu tidak secara langsung disebabkan penyakit lupus. Dalam studi kasus-kontrol, penderita lupus lebih mungkin mengalami berbagai komplikasi kehamilan, termasuk diabetes, infeksi saluran kemih, dan preeklamsia. 

Dokter yang merawat perempuan penderita lupus yang ingin hamil harus meninjau kembali pengobatannya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

7 Seleb Pejuang Dua Garis Biru Hingga Berhasil Hamil & Melahirkan, Ada Asmirandah & Anisa Rahma

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Perlukah Bayi Memakai Earmuff saat Naik Pesawat?

Parenting Kinan

15 Ciri-ciri Rumah Tangga Tidak Sehat

Mom's Life Amira Salsabila

Anak Wulan Guritno & Adilla Dimitri Menangkan 5 Medali di World Scholar's Cup di Malaysia

Parenting Annisa Karnesyia

50 Kata-kata Motivasi Diet agar Konsisten dan Semangat

Mom's Life Amira Salsabila

Potret Alyssa Daguise di Resepsi Pernikahan Sang Kakak dengan Adat Koto Gadang

Mom's Life Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Perlukah Bayi Memakai Earmuff saat Naik Pesawat?

15 Ciri-ciri Rumah Tangga Tidak Sehat

7 Jamur yang Boleh Dimakan Ibu Hamil, Aman dan Bergizi

50 Kata-kata Motivasi Diet agar Konsisten dan Semangat

Anak Wulan Guritno & Adilla Dimitri Menangkan 5 Medali di World Scholar's Cup di Malaysia

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK