
kehamilan
Kehamilan Berisiko Tinggi, Kenali Tanda, Faktor Penyebab & Pencegahannya
HaiBunda
Selasa, 16 Apr 2024 21:35 WIB

Daftar Isi
Bunda, terdapat beberapa kondisi tertentu yang dapat membuat ibu hamil mengalami risiko tinggi. Kehamilan seperti ini berarti Bunda atau pun janin memiliki risiko yang cenderung lebih tinggi untuk terkena masalah kesehatan pada saat, sebelum, ataupun sesudah persalinan dilakukan.
Namun, bukan berarti ibu hamil yang mempunyai risiko tinggi tidak dapat melahirkan bayi yang sehat lho. “Banyak dari masalah yang kami temukan pada kehamilan dapat diberikan pengobatan dan dikelola agar ibu hamil dan bayi menjadi sehat,” ujar dr. Jacob Larkin, dokter dan direktur medis pelayanan obstetri rawat inap di UPMC Magee-Womens Hospital.
Jika memungkinkan, tentu Bunda juga tidak ingin mengalami kehamilan risiko tinggi. Oleh karena itu, yuk kenali tanda-tanda bagi ibu hamil yang memiliki risiko yang tinggi agar dapat lebih berhati-hati.
Tanda ibu hamil memiliki risiko tinggi
Pada umumnya, ibu hamil yang memiliki risiko tinggi ini akan ditandai dengan beberapa gejala. Mengutip dari NewYork-Presbyterian, berikut adalah gejala-gejala yang biasa menjadi tanda ibu hamil mempunyai risiko tinggi:
- Sakit perut yang berkelanjutan
- Nyeri dada
- Berkurangnya atau tidak ada sama sekali pergerakan janin
- Kelelahan yang ekstrem
- Pingsan atau merasa pusing
- Palpitasi jantung
- Mual dan muntah
- Kesulitan bernapas
- Sakit kepala parah
- Bengkak, kemerahan, dan nyeri pada anggota badan
- Pendarahan dan keputihan pada vagina
Apabila ibu hamil mengalami gejala-gejala seperti di atas, penting bagi Bunda untuk segera periksa ke dokter agar mendapatkan penanganan dengan cepat.
Faktor penyebab risiko tinggi pada ibu hamil
Selain mengenali gejala yang umum terjadi pada kehamilan risiko tinggi, ibu hamil juga perlu mengetahui faktor yang menjadi penyebabnya. Melansir dari TheBump, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan risiko tinggi pada ibu hamil, di antaranya:
1. Berusia di atas 35 tahun
Perlu Bunda ketahui bahwa ibu hamil yang berusia di atas 35 tahun memiliki peluang komplikasi saat melahirkan yang lebih tinggi. Selain itu, tidak menutup kemungkinan bahwa ibu hamil dengan usia tersebut dapat melahirkan bayi dengan kondisi kelainan genetik.
2. Merokok atau mengonsumsi alkohol
Apabila Bunda berniat untuk memiliki anak, sebaiknya hindari kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol. Gaya hidup yang tidak sehat ini juga harus dihindari ketika Bunda sedang hamil. Sebab, bisa saja bayi terlahir dengan kondisi yang cacat atau memiliki masalah kesehatan lainnya.
3. Memiliki tekanan darah tinggi
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia, termasuk para ibu hamil. Tak boleh dianggap remeh, tekanan darah yang tinggi saat hamil ini juga dapat membuat kehamilan berisiko tinggi, Bunda. Sebab, hipertensi yang tidak terkontrol pada ibu hamil memungkinkan Bunda untuk mengalami kehamilan preeklamsia atau melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah.
4. Mengalami obesitas
Kelebihan berat badan juga dapat membuat ibu hamil memiliki risiko yang tinggi. Akan tetapi, perlu Bunda catat bahwa berat badan yang kurang dari idealnya juga bisa menimbulkan risiko yang lebih tinggi bagi kehamilan. Oleh karena itu, pastikan berat badan Bunda ideal dan terjaga dengan baik.
5. Mempunyai penyakit diabetes
Akibat kadar gula darah yang tinggi, seseorang dapat berujung terkena diabetes, Bunda. Tentu, penyakit yang satu ini juga memberikan risiko tinggi pada ibu hamil. Hal ini lantaran ibu hamil yang mempunyai penyakit diabetes akan memiliki kemungkinan untuk melahirkan bayi dengan cacat, Bunda.
6. Kehamilan ganda
Ternyata, para ibu hamil yang mengalami kehamilan ganda akan cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi. Apabila Bunda terdeteksi hamil anak kembar dua ataupun lebih, maka risiko untuk melahirkan secara prematur akan semakin meningkat.
7. Ada riwayat komplikasi saat melahirkan sebelumnya
Jika Bunda sebelumnya juga pernah mengalami komplikasi saat kehamilan seperti harus melahirkan dengan metode caesar, bayi lahir dengan berat badan yang rendah atau secara prematur, risikonya akan lebih tinggi ketika hamil kembali di masa depan.
8. Memiliki masalah kesehatan lainnya
Penting untuk Bunda ketahui bahwa sangat memungkinkan bagi ibu hamil yang memiliki masalah kesehatan seperti penyakit ginjal, autoimun, ataupun tiroid untuk menjalani kehamilan yang lebih rumit dibandingkan dengan para ibu hamil lainnya.
Tentu, setiap ibu hamil tidak ingin memiliki risiko yang tinggi. Lantas, bagaimana cara mencegah risiko tinggi pada kehamilan?
Cara mencegah risiko tinggi pada ibu hamil
Perlu Bunda ketahui bahwa faktor tertentu seperti kondisi kesehatan yang kronis atau kelainan genetik yang menyebabkan ibu hamil mengalami risiko tinggi pada dasarnya tidak dapat dihindari. Kendati demikian, para ibu hamil lainnya dapat mencegah risiko tinggi ini dengan rutin kontrol ke dokter kandungan dan merencanakan kehamilan yang sehat.
Selain itu penting bagi ibu hamil untuk melakukan beberapa upaya agar kehamilan dapat terhindar dari risiko tinggi, seperti:
Menerapkan gaya hidup yang sehat
Tahukah Bunda? Gaya hidup memiliki pengaruh besar terhadap kehamilan lho. Oleh karena itu, ibu hamil harus memiliki gaya hidup yang sehat agar Bunda dan janin tetap sehat meskipun memiliki kehamilan risiko tinggi.
Pastikan, ibu hamil dengan risiko tinggi memiliki istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, rutin berolahraga, serta berhenti merokok dan minum alkohol.
Kontrol kesehatan Bunda
Bagi para ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, penting untuk mengontrolnya agar tidak semakin parah. Selain itu, Bunda juga dapat meminta bantuan dari dokter agar dapat konsisten menjaga kondisi kesehatan tersebut.
Kelola stres
Hal yang wajar bagi para ibu hamil untuk merasa takut atau stres selama kehamilannya, terlebih bagi yang memiliki risiko tinggi. Akan tetapi, rasa stres tersebut tidak boleh memenuhi pikiran Bunda karena dapat merugikan diri sendiri maupun janin. Bahkan, sebuah penelitian menemukan bahwa tingkat stres pada ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan saraf bayi.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mencoba rileks dengan melakukan meditasi atau mendengarkan musik yang menenangkan. Bila cara ini tidak dapat membantu juga, maka ibu hamil dapat mencoba diskusi dengan dokter agar diberikan solusi.
Demikian informasi mengenai ibu hamil yang memiliki risiko tinggi. Tak perlu khawatir, karena kini Bunda sudah tahu gejala, faktor, dan bagaimana cara mengatasinya. Semoga informasinya bermanfaat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Tahap Perkembangan Janin dari Pembuahan hingga Persalinan, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
Bunda, Yuk Kenali Penyebab Risiko Plasenta Previa dalam Kehamilan

Kehamilan
Tahapan Perkembangan Janin dari Awal hingga Persalinan, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
10 Hal Bikin Ibu Hamil Overthinking, Morning Sickness hingga Keguguran

Kehamilan
Kebutuhan Zat Besi Ibu Hamil Selama 3 Trimester, Bunda Perlu Tahu


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Menakjubkan Ilustrasi Janin dalam Rahim dari Trimester 1-Trimester 3
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda