KEHAMILAN
Kenali Ciri-ciri Miom Kambuh dan Cara Mengatasinya
Melly Febrida | HaiBunda
Kamis, 30 May 2024 12:40 WIBBunda mungkin sudah melakukan operasi untuk mengangkat miom atau fibroid, namun ada kekhawatiran apakah miom bisa kambuh lagi? Ternyata miom memang bisa kambuh lagi, Bunda. Yuk kenali ciri-ciri miom kambuh dan cara mengatasinya
Miom atau fibroid rahim merupakan pertumbuhan otot dan jaringan yang terbentuk di dalam atau di dinding rahim. Pertumbuhan ini biasanya jinak atau tidak bersifat kanker, dan merupakan tumor non-kanker yang paling umum terjadi pada perempuan.
Beberapa perempuan yang dulunya pernah operasi miom mulai mengalami tanda-tanda kambuh sejak dua tahun pasca operasi. Banyak faktor yang memengaruhi, salah satunya seperti kesimbangan hormonal.
Melansir laman Rylon Clinic, risiko miom atau fiobroid kambuh dalam jangka pendek relatif rendah. Penelitian menunjukkan, sekitar 50-60 persen perempuan mungkin mengalami kekambuhan fibroid dalam waktu 5 hingga 10 tahun setelah operasi. Untuk mengelola risiko miom kambuh, Bunda perlu melakukan pemeriksaan lanjutan secara teratur, penyesuaian gaya hidup, dan mempertimbangkan perawatan hormonal.
Dari penelitian tersebut terlihat, beberapa perempuan mungkin tidak mengalami kekambuhan, sedangkan yang lain mengalaminya dalam beberapa tahun setelah operasi.
Penyebab miom bisa kambuh
Melansir laman Fibroid Free, kebanyakan perempuan yang sudah lama mengalami gejala miom merasakan perbaikan yang signifikan setelah pengobatan atau tidak lagi mengalami gejala sama sekali. Namun ada penelitian yang menunjukkan kemungkinan miom tumbuh kembali atau berkembang menjadi fibroid baru, tergantung pada prosedurnya.
Menurut penelitian miomektomi, fibroid tumbuh kembali dalam beberapa tahun pertama setelah prosedur pada 20 dari 100 wanita.
Pihak University of California San Francisco menyatakan, semakin muda usia dan perempuan yang memiliki banyak miom saat menjalani prosedur miomektomi, maka semakin besar kemungkinan mengalami fibroid lagi di masa mendatang.
Namun, belum jelas apa penyebabnya sehingga ada kemungkinan lebih sering kambuh miom pada prosedur bedah miomektomi karena miomektomi hanya berfokus pada pengangkatan fibroid yang ada, dengan membiarkan rahim tetap utuh. Prosedur tersebut tidak berpengaruh dalam menghentikan pembentukan miom yang baru.
Selain itu, selama miomektomi, fibroid kecil yang terlewat atau memang sengaja dibiarkan demi menjaga rahim. Namun hal ini dapat berisiko membuat fibroid kecil ini tumbuh menjadi fibroid yang lebih besar.
Sedangkan jika menjalani prosedur histerektomi, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa miomnya tumbuh kembali atau menderita formasi baru. Ini karena rahim sudah tidak ada lagi, dan miom tidak memiliki tempat untuk tumbuh. Fibroid jarang tumbuh di dekat rahim, namun tidak tumbuh di rahim, bahkan ketika rahim sudah tidak ada.
Hal ini berlaku terlepas dari apakah seorang perempuan menjalani histerektomi total atau sebagian. Namun, banyak perempuan yang mengkhawatirkan risiko terkait dengan histerektomi dan berusaha menghindari operasi fibroid kecuali benar-benar diperlukan.
Penyebab miom kambuh
Tingkat pertumbuhan miom setelah miomektomi sangat bervariasi antar individu. Ini dapat dipengaruhi faktor-faktor seperti:
- Keseimbangan hormonal
- Kelengkapan pengangkatan fibroid awal
- Kecenderungan genetik.
Untuk hormon, terutama estrogen dan progesteron, berperan penting dalam pertumbuhan fibroid. Mengelola tingkat hormonal melalui intervensi medis atau gaya hidup dapat menjadi kunci untuk mengurangi risiko pembentukan fibroid baru.
Selain itu, pilihan gaya hidup seperti pola makan, aktivitas fisik, dan manajemen stres juga dikaitkan dengan kesehatan rahim dan risiko fibroid. Menerapkan gaya hidup sehat tidak hanya membantu pemulihan pasca miomektomi, tetapi juga membantu meminimalkan kemungkinan pertumbuhan kembali fibroid.
Perawatan tindak lanjut yang teratur sangat penting untuk memantau kesehatan rahim setelah miomektomi. Deteksi dini fibroid baru dapat memberikan pilihan penatalaksanaan dan pengobatan yang lebih efektif, sehingga berpotensi mencegah perlunya intervensi bedah lebih lanjut.
Meskipun miomektomi adalah prosedur pengobatan yang efektif untuk menghilangkan fibroid, perhatian juga perawatan pasca bedah ya, Bunda. Penyesuaian gaya hidup sangat penting untuk mengurangi kemungkinan kambuhnya fibroid.
Bunda perlu memahami faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan fibroid dan mengambil langkah proaktif untuk mengatasinya. Ini dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang.
Ciri-ciri miom kambuh
Peneliti memperkirakan sekitar 70 hingga 80 persen perempuan menderita miom, antara usia 35 dan 54 tahun. Namun, miom dapat terjadi pada perempuan di bawah usia 35 tahun dan hingga menopause.
Banyak pasien yang memiliki satu atau beberapa miom yang ukurannya berbeda dan tetap atau tumbuh dengan kecepatan berbeda. Tidak semua mengalami gejala saat terkena miom. Namun, perempuan yang mengalaminya
Beberapa perempuan tidak mengalami gejala. Namun, perempuan lain mengalami gejala umum seperti:
- Perdarahan menstruasi yang banyak
- Kram yang melemahkan, nyeri panggul, dan tekanan
- Periode yang berlangsung lebih dari seminggu
- Nyeri saat berhubungan seks
- Sakit punggung atau kaki
- Frekuensi urine
- Kelelahan yang berlebihan
- Kembung atau bengkak di perut bagian bawah
- Sembelit, diare, dan rasa tidak nyaman pada rektum
- Pertambahan berat badan
Demikian penjelasan mengenai risiko miom akan kambuh kembali. Setelah mengetahui ciri-ciri miom kambuh, kini saatnya mengubah gaya hidup agar tidak terulang kembali.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)