Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

7 Pantangan Ibu Hamil dengan Miom agar Tak Ganggu Perkembangan Janin

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 29 Feb 2024 22:35 WIB

Ibu hamil dengan miom
Ibu hamil dengan miom/ Foto: Getty Images/PRImageFactory
Daftar Isi

Miom atau fibroid rahim adalah pertumbuhan otot dan jaringan yang terbentuk di dalam atau di dinding rahim. Pertumbuhan ini biasanya jinak atau tidak bersifat kanker, dan merupakan tumor non-kanker yang paling umum terjadi pada perempuan.

Miom dapat menyebabkan berbagai gejala seperti nyeri dan perdarahan vagina yang berat dan tidak teratur. Terkadang, seseorang tidak memiliki gejala dan tidak menyadari bahwa dirinya mengidap miom. Perawatan untuk miom biasanya bergantung pada gejala yang dialami.

Mengutip laman Fibroid, sejumlah kecil ibu hamil dapat mengidap miom. Selama kehamilan, ukuran miom bisa bertambah. Sebagian besar pertumbuhan ini terjadi dari darah yang mengalir ke rahim. Dikombinasikan dengan tuntutan ekstra yang dibebankan pada tubuh saat hamil, pertumbuhan miom dapat menyebabkan ketidaknyamanan, perasaan tertekan, atau nyeri.

Pantangan ibu hamil dengan miom

Hamil dengan miom tentu menyebabkan kekhawatiran terkait perkembangan janin di dalam rahim, mengingat ukuran miom juga bisa bertambah. Lantas, apa saja yang pantang dilakukan ibu hamil agar tak ganggu perkembangan janin di dalam rahim?

1. Konsumsi makanan ultraproses dan susu tinggi lemak

Jangan mengonsumsi makanan olahan ultraproses seperti, daging merah dan produk susu tinggi lemak. Dikutip dari WebMD, penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan ini dapat memperburuk miom. Hal yang sama berlaku untuk alkohol dan kafein.

2. Malas olahraga

Jangan lewatkan olahraga. Sebuah penelitian menemukan bahwa wanita yang paling banyak berolahraga (aktivitas sekitar 7 jam per minggu seperti berlari, menari, atau berjalan kaki) memiliki peluang paling rendah terkena miom. Olahraga juga dapat membantu menurunkan tekanan darah.

3. Banyak konsumsi gula

Jangan berlebihan dalam mengonsumsi gula. Sebuah penelitian menemukan bahwa mengonsumsi makanan tinggi gula dapat dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena miom, Bunda.

4. Merokok

Jangan merokok. Para ahli percaya bahwa merokok dapat meningkatkan nyeri haid karena mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke daerah panggul .

5. Malas makan sayur

Konsumsilah buah-buahan dan sayuran segar. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa makan banyak buah-buahan seperti apel dan tomat, serta sayuran seperti brokoli dan kubis, dapat menurunkan risiko pengembangan miom. Mengonsumsi makanan yang lebih sehat seperti buah-buahan, sayuran organik, dan makanan gandum utuh dapat membantu meringankan gejala miom.

6. Tak waspadai kenaikan tekanan darah

Perhatikan tekanan darah. Para peneliti telah menunjukkan hubungan kuat antara miom dan tekanan darah tinggi. Bicarakan dengan dokter tentang cara mengelola tekanan darah, baik dengan pola makan, gaya hidup, atau pengobatan.

7. Stres

Kelola tingkat stres. Meskipun masih perlu penelitian lagi terkait dampak stres pada miom, beberapa penelitian menunjukkan bahwa keduanya mungkin ada kaitannya. Cobalah teknik relaksasi seperti yoga, atau pijat untuk membantu mengelola stres.

Risiko komplikasi miom pada ibu hamil

Menurut dokter kandungan di The University of Texas Southwestern Medical Center, Jessica Shields, D.O., bahwa mengetahui posisi dan ukuran miom dapat membantu ibu hamil dan dokter mempersiapkan menghadapi potensi komplikasi persalinan, seperti:

- Pelebaran serviks yang tidak lengkap

Kerumunan di daerah bagian bawah rahim karena miom yang besar dapat menghalangi pembukaan jalan lahir. Obstruksi akibat miom di area ini dapat meningkatkan risiko diperlukannya operasi caesar.

- Kontraksi yang buruk

Gangguan pada jaringan rahim normal akibat miom dapat menyebabkan kontraksi yang lemah. Hal ini membuat sulit untuk mencapai dilatasi serviks yang lengkap saat melahirkan dan mungkin memerlukan persalinan caesar.

Perdarahan pasca persalinan

Kontraksi yang buruk dapat menyebabkan perdarahan setelah melahirkan. Jika rahim tidak dapat berkontraksi, pembuluh darah rahim yang memberi makan plasenta mungkin akan terus mengeluarkan darah.

Perdarahan pasca persalinan merupakan keadaan darurat medis dan biasanya terjadi dalam waktu 24-48 jam setelah melahirkan. Jika  mengalami pendarahan vagina yang banyak, segera hubungi dokter.

Risiko janin pada ibu hamil dengan miom

Secara umum, risiko terhadap pertumbuhan bayi itu rendah. Jika ibu hamil memiliki miom yang besar, dokter akan memantau dengan cermat beberapa risiko seperti:

  • Plasenta abnormal. Miom dapat menyebabkan plasenta previa (implantasi plasenta di atas leher rahim) dan solusio plasenta (pelepasan prematur plasenta dari rahim). Dokter dapat menggunakan USG untuk memeriksa plasenta selama kehamilan.
  • Pertumbuhan miom. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga dari miom akan tumbuh atau menyusut selama kehamilan. Jika pertumbuhan terjadi, biasanya terjadi pada trimester pertama. Dokter kandungan mungkin memeriksa ukuran miom melalui USG untuk memantau perubahan dan mengevaluasi pertumbuhan bayi. Hingga saat ini, penelitian belum menunjukkan korelasi antara miom dan hambatan pertumbuhan janin.
  • Posisi sungsang. Jika fibroid  membatasi ruang di dalam rahim, bayi mungkin sungsang, bagian bawah menghadap ke bawah, bukan kepala di bawah. Dengan menggunakan USG dan pemeriksaan fisik, kami memantau posisi bayi seiring mendekati tanggal perkiraan lahir. Jika bayi  tidak menunduk, dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan dengan operasi caesar (C-section).
  • Persalinan prematur. Beban fibroid yang signifikan dapat menekan rahim, menyebabkan kontraksi prematur atau ketuban pecah dini (ketika air ketuban pecah sebelum 37 minggu) dan persalinan berikutnya. Penting untuk menghubungi dokter jika merasa akan melahirkan atau mengalami kebocoran cairan.

Demikian informasi mengenai perawatan kehamilan dengan miom. Selalu konsultasikan pada dokter untuk memantau perkembangan janin dan miom itu sendiri, sehingga meminimalisir risikonya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda