Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Tips Program Hamil bagi Bunda yang Mengidap Miom

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 27 Sep 2023 18:55 WIB

Cropped shot of a young woman taking a pregnancy test
Tips Program Hamil bagi Bunda yang Memiliki Miom/ Foto: iStock

Miom dapat menyebabkan masalah kesuburan atau infertilitas. Namun, bukan berarti Bunda tidak bisa hamil atau menjalani program hamil saat memiliki miom ya.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam BMC Public Health 2023, kasus miom pada tahun 2019 mencapai 226 juta di seluruh dunia, di mana 9,64 juta di antaranya merupakan kasus baru. Sekitar 20 sampai 25 persen kasus mioma ditemukan pada perempuan berusia produktif, sedangkan 30 sampai 40 persen pada perempuan berusia di atas 40 tahun.

Di Indonesia, statistik kasus miom sendiri belum diketahui secara pasti. Namun, sebuah studi di salah satu rumah sakit di Bandung pada tahun 2015 menyatakan bahwa kasus baru miom berkisar antara 6,43 sampai 12,46 persen. Studi ini diterbitkan dalam Althea Medical Journal tahun 2015.

Menurut Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr. Sigit Pradono Diptoadi, Sp.OG, mioma (miom) atau fibroid rahim merupakan pertumbuhan otot dan jaringan yang terbentuk di dalam atau di dinding rahim. Ini biasanya merupakan tumor jinak yang umum terjadi pada perempuan.

"Miom dapat menimbulkan berbagai gejala seperti nyeri, keputihan jangka panjang, sering buang air kecil, sembelit, pembesaran perut, hingga perdarahan vaginal yang berat dan tidak teratur. Meski demikian, beberapa perempuan juga tidak bergejala sehingga tidak menyadari bahwa dirinya mengidap fibroid," kata Sigit dalam acara Peluncuran Pelayanan Focused Ultrasound Ablation (FUA) di RS Abdi Waluyo, Selasa (19/9/23).

Faktor risiko miom

Beberapa faktor risiko miom ini meliputi:

  • Usia
  • Terlambat menopause
  • Riwayat miom di keluarga
  • Obesitas atau berat badan berlebih
  • Tidak memiliki anak

"Mereka yang memiliki faktor risiko tentu perlu berhati-hati. Bila sudah terkena, tentu harus segera diatasi," ujar Sigit.

"Kebanyakan miom memang tidak menyebabkan komplikasi serius, namun bila dibiarkan dapat menimbulkan nyeri, perdarahan hebat yang menyebabkan anemia berat, infertilitas dan keguguran (meski jarang)," sambungnya.

Bunda yang memiliki miom tetap bisa program hamil. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Apa saja?

Selengkapnya dapat dibaca di halaman berikutnya ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


PROGRAM HAMIL SAAT BUNDA MENGALAMI MIOM

Tes Kehamilan

Tips Program Hamil bagi Bunda yang Memiliki Miom/ Foto: iStock

Program hamil dengan miom

Kemungkinan pengidap miom untuk hamil akan tergantung dari lokasi dan besar miom yang dialami, Bunda. Menurut Sigit, miom yang terjadi di dalam rongga rahim lebih mungkin menyebabkan masalah kesuburan pada perempuan.

Sebaliknya, miom yang terletak di luar rongga rahim, tidak akan memengaruhi kesuburuan. Bunda malah bisa mendapatkan kehamilan secara alami, tanpa harus menjalani prosedur bayi tabung.

"Itu tergantung letak dari miom sendiri, dan besarnya. Kalau miomnya ada di dalam rongga rahim yang memengruhi lapisan rahim, itu bisa mengganggu implantasi, akhirnya enggak bisa subur karena embrio yang sudah terbentuk tidak bisa menempel di dalam rahim," kata Sigit.

"Tetapi, kalau miom tumbuh keluar rongga rahim, itu dengan kehamilan spontan ibaratnya tanpa bantuan (bayi tabung) juga bisa (hamil)," sambungnya.

Banner Tanda Kehamilan

Meski begitu, semua juga dapat dipengaruhi ukuran miom, Bunda. Bila miom yang tumbuh di luar rongga rahim berukuran besar, kemungkinan ini bisa memberikan tekanan di organ tersebut, hingga pada akhirnya memengaruhi kesuburan.

"Dari besarnya juga dilihat. Mungkin letaknya di luar, tapi (ukurannya) besar. Itu juga bisa mendesak rongga rahim, juga bisa membuat perempuan sulit mendapatkan keturunan secara alami," ungkap Sigit.

Bila Bunda berencana untuk hamil tapi memiliki miom, Sigit menyarankan untuk cek dulu lokasi dan ukuran miom melalui pemeriksaan medis, seperti USG atau MRI. Selain itu, jangan lupa untuk memerhatikan siklus haid dan ada atau tidaknya faktor riwayat keluarga dari suami.

"Pertama cek dulu bagaimana lokasi dan letaknya miom. Rata-rata ukuran di atas 5 cm sudah ada gangguan, jadi mungkin kalau di bawah itu tidak akan menggangu dinding rahim, ya bisa saja hamil seperti biasa. Selain itu, cermati siklus haid, dan pasangan yang juga bisa memberikan faktor," ujar Sigit.

Menjalani tindakan FUA sebelum promil

Penanganan miom sebelum program hamil juga dapat dilakukan. Misalnya, Bunda melakukan tindakan operasi pengangkatan miom atau teknologi terbaru dengan Focused Ultrasound Ablation (FUA).

FUA merupakan metode non-invasif yang memusatkan pancaran ultrasonografi ke target area yang sakit untuk menimbulkan kematian jaringan di area target (miom), tanpa merusak organ di sekitarnya. Menurut Secretary General of International Society of Minimally Invasive and Virtual Surgery (ISMIVS), Prof. Zhang Lian, keberhasilan FUA akan ditentukan dari posisi, ukuran, dan lokasi miom. Setelah prosedur, rata-rata kehamilan dapat terjadi 3 sampai 6 bulan.

"Setelah melakukan High-Intensity Focused Ultrasound (HIFU) seperti FUA, risiko terjadinya ruptur sangat kecil, sama seperti operasi pengangkatan miom lain, jadi cukup aman bila setelah tindakan ini hamil," ujar Zhang Lian dalam kesempatan yang sama.

Simak juga 5 cara cepat hamil, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


(ank/ank)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda