
kehamilan
Penyebab Perdarahan Postpartum, Simak Tanda dan Cara Mengatasinya
HaiBunda
Kamis, 06 Jun 2024 18:40 WIB

Daftar Isi
Keluarnya darah setelah melahirkan adalah kondisi normal. Namun, perdarahan postpartum yang berat perlu diwaspadai karena bisa berakibat fatal, Bunda.
Perdarahan postpartum yang berat disebut juga postpartum haemorrhage. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), jenis perdarahan ini merupakan penyebab utama kematian ibu di seluruh dunia. Setiap tahunnya, sekitar 14 juta perempuan mengalami perdarahan postpartum yang mengakibatkan sekitar 70.000 kematian ibu secara global.
"Bahkan, ketika perempuan bisa bertahan hidup, mereka sering kali memerlukan intervensi bedah segera untuk mengendalikan perdarahan dan mungkin akan mengalami cacat reproduksi seumur hidup," tulis WHO dalam laman resminya.
Apa itu perdarahan postpartum?
WHO menjelaskan, perdarahan postpartum didefinisikan sebagai kondisi kehilangan darah sebanyak 500 ml atau lebih dalam waktu 24 jam setelah kelahiran. Menurut penelitian yang dipublikasikan di American Family Physician (AFP) tahun 2017, sekitar 3 hingga 5 persen pasien obstetrik akan mengalami pendarahan pasca persalinan.
"Rata-rata pada persalinan pervaginam spontan biasanya akan mengalami kehilangan darah sebesar 500 ml. Pada kelahiran caesar, rata-rata kehilangan darah meningkat antara 800 hingga 1.000 ml," kata profesor dan konsultan laktasi Robin Elise Weiss, PhD, MPH, dilansir Very Well Family.
"Risiko tertinggi terjadinya perdarahan terjadi pada 24 jam pertama setelah melahirkan, yang disebut perdarahan postpartum primer. Sementara itu, perdarahan sekunder terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran," sambungnya.
Penyebab perdarahan postpartum
Ada beberapa penyebab perdarahan postpartum, Bunda. Berikut penyebabnya seperti melansir dari Cleveland Clinic:
1. Atonia uteri
Atonia uteri mengacu pada rahim yang lunak dan lemah setelah melahirkan. Kondisi ini terjadi ketika otot rahim tidak berkontraksi cukup untuk menutup pembuluh darah plasenta. Hal tersebut menyebabkan Bunda kehilangan darah secara terus-menerus setelah melahirkan.
2. Trauma rahim
Kerusakan pada vagina, leher rahim, rahim atau perineum (daerah antara alat kelamin dan anus) juga dapat menyebabkan perdarahan. Penggunaan instrumen seperti forceps atau ekstraksi vakum selama persalinan bisa meningkatkan risiko trauma rahim ini, Bunda. Terkadang, hematoma (pengumpulan darah) juga dapat terbentuk di area tersembunyi dan menyebabkan perdarahan selama beberapa jam atau hari setelah melahirkan.
3. Jaringan plasenta yang tertahan
Kondisi ini terjadi ketika seluruh plasenta tidak terpisah dari dinding rahim. Biasanya, hal ini disebabkan oleh kondisi plasenta yang memengaruhi kemampuan rahim untuk berkontraksi setelah melahirkan.
4. Pembekuan darah
Jika Bunda memiliki kelainan koagulasi atau kondisi kehamilan seperti eklampsia, hal ini dapat menyebabkan masalah pembekuan darah. Hal tersebut juga dapat menimbulkan perdarahan kecil menjadi tidak terkendali.
![]() |
Faktor risiko
Perdarahan postpartum dapat terjadi pada orang dengan atau tanpa faktor risiko apa pun. Namun, risiko bisa meningkat pada perempuan dengan kondisi berikut ini:
- Menjalani kehamilan lebih dari satu janin.
- Kehamilan dengan ukuran bayi yang sangat besar. Riwayat menjalani beberapa kali kehamilan.
- Kehamilan yang melibatkan kondisi medis seperti polihidramnion (kelebihan cairan ketuban), plasenta previa, atau solusio plasenta.
- Penggunaan obat-obatan selama persalinan, termasuk Pitocin, anestesi umum, dan magnesium sulfat juga dapat meningkatkan risiko pendarahan pasca melahirkan.
"Jika Bunda memiliki salah satu faktor risiko di atas, dokter kemungkinan akan mengambil tindakan pencegahan tambahan untuk mencegah perdarahan dan mengamati Bunda lebih dekat dalam 24 hingga 48 jam setelah melahirkan," ujar Weiss.
Tanda perdarahan postpartum
Gejala perdarahan postpartum yang paling umum adalah perdarahan terus-menerus dan volume yang banyak setelah melahirkan. Selain perdarahan, ada beberapa tanda lain yang perlu Bunda waspadai, yakni:
- Pusing, pandangan kabur, atau merasa ingin pingsan
- Peningkatan detak jantung
- Penurunan jumlah sel darah merah
- Kulit tampak pucat atau lembap
- Mual dan muntah
- Nyeri perut atau panggul yang memburuk
Dalam beberapa kasus, perdarahan postpartum tidak menimbulkan gejala sampai Bunda meninggalkan rumah sakit. Tetapi bila mengalami salah satu gejala di atas setelah pulang ke rumah, jangan ragu untuk menghubungi dokter.
Diagnosis perdarahan postpartum
Perdarahan postpartum dapat didiagnosis melalui pemeriksaan visual, fisik, tes laboratorium, dan tinjauan menyeluruh terhadap riwayat kesehatan. Dokter juga dapat mendeteksi berdasarkan jumlah darah yang hilang, Bunda.
Metode lain untuk mendiagnosis perdarahan postpartum bisa dengan tes darah untuk mengukur sel darah merah dan faktor pembekuan darah, atau USG untuk melihat gambaran detail rahim dan organ lainnya.
Pencegahan perdarahan postpartum
Segera setelah bayi lahir, tim medis akan mengamati tanda-tanda lepasnya plasenta untuk menunjukkan bahwa plasenta siap dilahirkan.
Beberapa rumah sakit bisanya memberikan obat secara rutin untuk membantu memastikan plasenta keluar dengan cepat dan lengkap, sementara yang lain memilih untuk menunggu dan melihat apakah ada masalah pendarahan.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian ASI sesegera mungkin setelah melahirkan. Hal tersebut dapat mendorong pelepasan oksitosin untuk membuat rahim berkontraksi dan mengeluarkan plasenta. Memijat rahim juga bisa dilakukan untuk membantu mengeluarkan gumpalan darah dan memeriksa tonus rahim untuk mencegah perdarahan berlebihan. Tonus rahim yang buruk dapat menyebabkan 70 persen kasus perdarahan pasca persalinan.
Setelah plasenta lahir, memastikan kandung kemih kosong juga dapat menghindari perdarahan ini.
Demikian penjelasan mengenai perdarahan postpartum dan cara mengatasinya. Semoga informasi ini bermanfaat, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/ank)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Perjuangan Jessica Iskandar Melahirkan Anak Ketiga, Harus Jalani Transfusi Darah karena Perdarahan

Kehamilan
Cegah Perdarahan Pasca Persalinan, Ibu Hamil Bisa Deteksi dengan Periksa ke Bidan

Kehamilan
6 Perawatan Setelah Melahirkan, Bantu Kencangkan Kulit Kendur

Kehamilan
7 Persiapan Melahirkan Normal Supaya Berjalan Lancar, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
Suamiku, Genggaman Tanganmu Bisa Bikin Persalinanku Lebih Nyaman


5 Foto
Kehamilan
2 Kali Keguguran, Intip 5 Potret Kebahagiaan Ashilla Zee Eks Blink Melahirkan Anak Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda