
kehamilan
7 Penyebab Perdarahan saat Hamil Muda dan Cara Mengatasinya
HaiBunda
Minggu, 10 Sep 2023 13:16 WIB

Perdarahan saat hamil muda dapat terjadi karena berbagai alasan, Bunda. Memahami penyebabnya sangat penting untuk mencegah dampak buruk pada kehamilan.
Sebenarnya, darah yang keluar sesaat dalam kehamilan adalah hal yang umum, terutama saat hamil muda. Namun, perdarahan yang terjadi kapan pun selama kehamilan dapat mengindikasikan adanya komplikasi atau ada kondisi yang mendasarinya.
Perdarahan atau flek pada trimester pertama biasanya hal yang lumrah dan tidak selalu berarti ada sesuatu yang salah. Tapi, perdarahan yang terjadi di trimester dua dan tiga seringkali dikaitkan dengan kondisi yang lebih serius, seperti keguguran.
Meski kondisi ini bukan hal yang serius, ada baiknya Bunda tetap memberitahukan gejala ini kepada dokter atau bidan ya. Keduanya dapat menentukan apakah perdarahan tersebut disebabkan oleh sesuatu yang serius atau tidak.
Tapi yang terpenting adalah tidak panik ketika terjadi perdarahan. Ketahuilah bahwa banyak perempuan yang mengalami perdarahan saat hamil bayi yang sehat.
7 penyebab perdarahan saat hamil muda
Melansir dari berbagai sumber, berikut 7 penyebab perdarahan saat hamil muda:
1. Perdarahan implantasi
Mungkin Bunda sudah tak asing mendengar perdarahan implantasi atau implantation bleeding. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim, yang pada akhrinya dapat mengakibatkan perdarahan ringan.
Perdarahan implantasi biasanya berlangsung beberapa hari pada saat hamil muda atau di trimester pertama. Tapi lebih tepatnya, ini terjadi sekitar waktu implantasi atau saat waktu haid seharusnya sudah tiba. Beberapa dari ibu hamil salah mengira bahwa mereka hanya mengalami haid ringan dan tidak menyadari bahwa mereka sedang hamil.
2. Ancaman atau keguguran yang sebenarnya
Perdarahan saat hamil muda juga bisa menjadi pertanda keguguran, Bunda. Keguguran adalah hilangnya kehamilan secara spontan sebelum usia kehamilan 20 minggu. Seringkali, keguguran terjadi karena sel telur yang telah dibuahi mengalami komplikasi yang menyebabkan kehamilan tidak dapat dilanjutkan.
Mengutip laman Belly Belly, sekitar 10-25 persen dari seluruh kehamilan berakhir dengan keguguran dan 80 persen di antaranya berakhir pada trimester pertama. Risiko keguguran berkurang setelah detak jantung bayi terdeteksi melalui USG. Saat memasuki trimester kedua, risikonya turun hingga kurang dari 1 persen. Tanda-tanda umum keguguran selain perdarahan adalah kram, sakit punggung, dan sakit perut.
3. Perdarahan hebat
Beberapa ibu hamil mungkin mengalami apa yang disebut dengan ‘perdarahan hebat’. Hal ini terjadi di suatu periode tertentu di trimester pertama.
Perdarahan umumnya muncul sekitar minggu ke 4, 8, dan 12 kehamilan, dan biasanya disertai dengan perasaan yang biasa Bunda alami saat akan haid. Selama kehamilan, hormon mencegah terjadinya haid. Jika kadar hormon ini belum cukup tinggi untuk menghentikan haid, maka akan terjadi perdarahan hebat.
4. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim. Pada lebih dari 90 persen kehamilan ektopik terjadi di tuba falopi.
Bunda yang mengalami ini mungkin mengalami perdarahan disertai ketidaknyamanan parah di satu sisi perut, atau nyeri umum yang membuat kewalahan. Rasa sakitnya bisa hilang tiba-tiba jika selangnya pecah, tapi akan kembali lagi dalam beberapa jam atau hari dan mereka akan merasa sangat tidak enak badan.
Bunda sebaiknya segera pergi ke unit gawat darurat dan hubungi dokter kandungan bila mengalami gejalanya. Kehamilan ektopik yang tidak segera ditangani dapat membahayakan kondisi Bunda dan menyebabkan perdarahan internal hingga kerusakan saluran tuba. Pada kasus yang serius, saluran tuba mungkin harus diangkat, bersamaan dengan janin.
5. Perdarahan akibat plasenta
Perdarahan tanpa rasa sakit mungkin disebabkan oleh letak plasenta yang tidak normal. Pada awal kehamilan, letak plasenta berada di bawah merupakan hal yang lumrah.
Pada trimester ketiga biasanya plasenta akan bergerak ke atas seiring dengan pertumbuhan rahim dan semakin menjauh dari leher rahim. Namun, terkadang hal ini tidak terjadi dan Bunda mengalami masalah pada, seperti plasenta previa, solusio plasenta atau plasenta akreta.
6. Fibroid rahim
Fibroid rahim adalah benjolan otot dan jaringan fibrosa yang tegang, yang dapat ditemukan di dalam atau di luar dinding rahim. Fibroid sebaiknya diangkat sebelum kehamilan karena berpotensi menyebabkan kehamilan ektopik, perdarahan hebat, dan keguguran. Kendati demikian, banyak ibu hamil penderita fibroid yang mampu melahirkan tanpa masalah.
7. Perdarahan setelah berhubungan seksual
Perdarahan saat hamil muda tak melulu disebabkan masalah internal, tapi juga bisa dari eksternal, Bunda. Misalnya karena melakukan hubungan seksual saat hamil muda.
Namun, perdarahan sebenarnya dapat terjadi kapan pun tak hanya di awal kehamilan. Sebab, selama kehamilan, leher rahim mempunyai suplai darah lebih banyak dan cukup sensitif terhadap sentuhan. Hubungan seksual dapat menyebabkan pembuluh darah teriritasi dan sedikit mengeluarkan darah.
![]() |
Cara mengatasi perdarahan saat hamil
Cara mengatasi perdarahan saat hamil akan tergantung dari penyebabnya. Bunda mungkin memerlukan pemeriksaan khusus untuk mengetahui penyebabnya. Namun, pengobatan untuk perdarahan atau bercak pada umumnya adalah istirahat (bed rest). Dokter mungkin juga menyarankan perawatan seperti:
- Bunda disarankan untuk mengambil cuti dari pekerjaan untuk beristirahat.
- Bunda mungkin diberikan obat untuk membantu melindungi bayi dari penyakit inkompatibilitas rhesus, yakni ketika darah ibu dan darah bayi tidak cocok. Penyakit ini dapat menyebabkan masalah serius, bahkan kematian pada bayi.
- Tidak disarankan untuk berhubungan seks atau bila ingin melakukannya tidak direkomendasikan untuk douche atau Bunda diharapkan menggunakan pembalut.
- Jika mengalami perdarahan hebat, ibu hamil mungkin memerlukan rawat inap atau pembedahan
Ciri-ciri perdarahan saat hamil yang masih normal
Tak sedikit ibu hamil bertanya-tanya, apa saja ciri-ciri perdarahan saat hamil yang masih normal? Apakah bisa terjadi terus-menerus seperti haid padahal sudah positif hamil?
Nah, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Bunda perlu mengenali dulu ciri-ciri perdarahan saat hamil yang normal. Berikut 3 cirinya:
1. Terdapat bercak di trimester pertama
Bercak adalah perdarahan vagina ringan yang bisa terjadi saat sedang hamil. Ini sangat umum dan cenderung terjadi pada awal kehamilan, yakni pada trimester pertama.
2. Bercak biasanya berwarna merah atau merah muda
Bercak bisa juga terlihat berwarna coklat, seperti darah lama atau seperti perdarahan di awal dan akhir siklus haid. Volume darah yang keluar saat bercak kecil umumnya kurang dari perdarahan ringan.
3. Keluar setelah berhubungan seks atau pemeriksaan serviks
Perdarahan ringan atau bercak pada, terutama pada akhir kehamilan dapat terjadi setelah berhubungan seks atau pemeriksaan serviks. Hal ini biasa terjadi dan biasanya tidak menimbulkan kekhawatiran. Perdarahan di trimester akhir juga dapat menjadi tanda persalinan sudah dekat.
Jenis perdarahan saat hamil yang harus segera diperiksakan ke dokter
Mengutip laman March of Dimes, ibu hamil sebaiknya segera menghubungi dokter bila mengalami:
- Perdarahan hebat
- Perdarahan disertai nyeri atau kram
- Pusing dan perdarahan
- Nyeri di perut atau panggul
Ciri perdarahan yang jadi tanda keguguran
Ada pun ciri-ciri perdarahan yang menjadi tanda keguguran adalah sebagai berikut:
1. Perdarahan keguguran sebelum usia 6 minggu
Sebelum minggu ke 6, keguguran mungkin menyebabkan perdarahan yang lebih ringan atau lebih berat daripada saat haid. Perdarahan yang keluar termasuk gumpalan dan terjadi bersamaan dengan kram perut.
2. Perdarahan keguguran 6 – 9 minggu
Perdarahan yang keluar akibat keguguran di usia 6 sampai 9 minggu kehamilan mungkin berupa gumpalan dan kantung kecil berisi cairan. Kantung ini merupakan bagian dari kehamilan yang bertugas memberikan nutrisi bagi janin yang sedang berkembang.
3. Perdarahan keguguran sekitar 8 minggu
Seorang ibu hamil yang keguguran di usia kehamilan sekitar 8 minggu umumnya akan mengeluarkan jaringan yang berwarna merah tua dan berkilau. Selain itu, mereka juga dapat mengeluarkan gumpalan yang dapat diidentifikasi sebagai kantung kehamilan berisi embrio.
3. Perdarahan keguguran 10–13 minggu
Pada minggu ke 10, gumpalan darah yang keluar mungkin berwarna merah tua dan seperti jeli, dan cairan juga bisa keluar dari vagina. Perdarahan atau bercak sering terjadi pada awal kehamilan, namun tidak terjadi setelah minggu ke 12. Jika terjadi setelah waktu tersebut, Bunda perlu segera mendapatkan penanganan medis.
4. Perdarahan keguguran setelah sekitar minggu ke-12
Keguguran di tahap ini sudah tidak lagi dianggap dini. Memasuki trimester kedua, Bunda mungkin tidak memiliki indikasi keguguran sampai melakukan pemeriksaan rutin. Tapi sebaiknya segera temui dokter bila ada darah atau cairan yang keluar dari vagina atau jika bayi berhenti bergerak.
Pada tahap ini, kebanyakan perempuan akan menyadari bahwa mereka sedang hamil dan tidak akan salah mengira keguguran sebagai tanda haid. Namun, hal ini mungkin tidak berlaku bagi perempuan dengan haid tidak teratur.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(Asri Ediyati/ank)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Perdarahan saat Hamil: Penyebab, Cara Mengatasinya & Bedanya saat Haid

Kehamilan
3 Penyebab Keluar Gumpalan Darah saat Hamil, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Kehamilan
Kenali Penyebab Perdarahan pada Trimester 1 hingga 3 Kehamilan

Kehamilan
Flek Saat Hamil Muda, Adakah Cara Menghentikannya?

Kehamilan
Pendarahan saat Hamil Muda Sering Terjadi, Kenapa Ya?


5 Foto