HaiBunda

KEHAMILAN

Cara Bentuk Karakter Anak sejak di Kandungan, Utamakan Kesehatan Mental Bumil

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Selasa, 11 Jun 2024 20:00 WIB
Cara Bentuk Karakter Anak sejak di Kandungan, Utamakan Kesehatan Mental Bumil/Foto: Getty Images/FatCamera
Jakarta -

Biarpun masih di dalam perut, karakter anak ternyata juga sudah bisa dipaparkan dari nilai-nilai pembelajaran yang Bunda berikan. Yuk, simak seperti apa cara bentuk karakter anak sejak di kandungan.

Rahim sedianya menjadi arena belajar dan bermain sensori bagi bayi. Sejak usia 10 minggu, dia sudah bisa menggeliat dan meregangkan anggota badannya. Kemudian, saat bayi mencapai usia 23 minggu, ia akan dapat mendengar suara Bunda dan suara orang lain. Bahkan, mungkin ia merespons apa yang didengarnya dengan lebih banyak bergerak.

Selain itu, bayi juga mungkin merasakan makanan yang Bunda makan, dan merespons saat Bunda menyentuh perut besar tersebut. Melalui pengalaman ini bayi mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah lahir seperti dikutip dari laman Baby Center.


Bentuk karakter anak sejak di kandungan

Pembelajaran lainnya yang dapat dilakukan untuk membantu perkembangan kognitif bayi yakni dengan terus berinteraksi pada bayi, termasuk bernyanyi dan berbicara. Bunda dapat mulai membacakan cerita, bermain musik, atau bahkan sekadar berbicara dengan bayi sehingga ini jadi bentuk pembelajaran sederhana di dalam kandungan, menurut sejumlah penelitian.

Para ahli mengatakan bahwa bayi Bunda mungkin akan dapat mengingat suara dan rasa tertentu dari dalam rahim setelah ia lahir. Menjelang akhir trimester kedua, bayi dapat mulai mendengar. Meskipun soundtrack utamanya adalah detak jantung, pernapasan, suara, pemompaan darah, dan gemericik pencernaan, dia juga dapat mendengar suara teredam dari luar tubuh Bunda. 

Memang, tidak ada bukti bahwa memainkan musik klasik pada bayi akan membuatnya lebih cerdas. Namun, mendengarkan musik adalah cara yang menyenangkan bagi Bunda berdua untuk melepas lelah. Jadi, mainkan apa pun yang tenang dan menenangkan, dan nikmati musiknya bersama.

Saat Bunda memutar musik untuk bayi dalam kandungan, detak jantungnya mungkin meningkat dan ia mungkin lebih banyak bergerak. Segera setelah lahir, bayi mungkin merespons musik tertentu yang sering didengarnya di dalam rahim, dengan menjadi lebih gelisah dan waspada.

Dengan cara yang sama, bayi mungkin juga menunjukkan bahwa ia mengingat dan merasa terhibur oleh suara-suara lain yang terdengar saat berada di dalam rahim. Ini bisa berupa lagu tema acara TV favorit Bunda atau cerita yang sering dibacakan kepadanya. Dia mungkin juga lebih menyukai suara Bunda daripada orang lain, dan memberikan perhatian ekstra saat Bunda berbicara.

Sebuah penelitian menemukan bahwa jika musik dimainkan saat calon ibu sedang bersantai, musik yang sama akan menenangkan bayi mereka yang baru lahir. Mereka berhenti menangis, membuka mata, dan mengurangi gerakan tersentak-sentak. Jadi sepertinya bayi bisa mengasosiasikan pengalamannya di dalam rahim dengan apa pun yang dirasakan ibunya saat itu.

Cara bentuk karakter anak sejak di kandungan

Ada tiga cara utama bayi diperkirakan belajar di dalam rahim ya, Bunda. Di antaranya melalui cara-cara berikut ini, Bun:

1. Belajar dari pengalaman

Bayi mengenali suara-suara dan musik yang mereka dengar di dalam rahim, dan ditenangkan olehnya setelah lahir. Mereka juga ditenangkan oleh goyangan dan suara-suara seperti mesin mobil, yang mungkin mengingatkan mereka pada gerakan dan suara tubuh Bunda.

2. Belajar dengan pengulangan

Misalnya, jika Bunda sering mengeluarkan suara yang mengkhawatirkan pada bayi di dalam kandungan, ia mungkin tidak akan terkejut dengan suara tersebut saat baru lahir.

3. Belajar melalui pergaulan

Bayi mungkin belajar menghubungkan pengalaman tertentu dengan perasaan Bunda saat itu. Misalnya, jika Bunda sering mendengarkan musik tertentu sambil bersantai, musik yang sama mungkin bisa menenangkannya setelah melahirkan.

"Penelitian menunjukkan  bahwa bahkan sebelum kelahiran, suasana hati ibu dapat memengaruhi perkembangan anak,” komentar Dr. Catherine Monk, peneliti di Universitas Columbia.

Saat meringkas karya Monk, Anne Murphy Paul dalam cerita sampulnya untuk majalah Time menulis, "Keadaan mental ibu hamil dapat membentuk jiwa keturunannya." Pengamatan ini dan pengamatan lain yang menyelidiki asal usul janin, studi tentang bagaimana sembilan bulan kehamilan memengaruhi fungsi fisik, mental, intelektual, dan emosional serta mencerminkan pengamatan empiris yang telah lama dicatat oleh penyedia kesehatan mental.

Pada masa pertumbuhan janin, otak bagian kanan, yang mengatur efek, perasaan, dan kreativitas, berkembang lebih sempurna dibandingkan otak bagian kiri, yang mengatur bahasa, pemikiran abstrak, dan penalaran. Baru setelah lahir, ketika bayi mendekati usia dua tahun, sisi kirinya berkembang cukup sempurna sehingga kemampuan bahasanya muncul. 

Bahasalah yang memungkinkan anak-anak mengubah perasaan yang dihasilkan oleh otak kanan mereka menjadi tindakan yang tepat. Perasaan-perasaan yang mengakar ini, meskipun tetap merupakan naluri tanpa kemampuan berbahasa, mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kepribadian. Pengaruh perasaan primitif terhadap perkembangan manusia sangat besar.

Seiring dengan semakin matangnya ilmu pengetahuan tentang asal usul janin, Bunda mungkin akan mempelajari proses dimana janin menyerap komunikasi dari ibu dan dunia luar.

Rahim bukanlah dunia tertutup seperti yang dibayangkan, melainkan sebuah dunia tempat bayi yang sedang berkembang dipengaruhi dengan cara yang menantang imajinasi kita.

Sementara itu, rasa hormat kita tumbuh karena mengetahui bahwa meskipun kita tidak dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan yang sebelumnya disebut "irasional", dasar pemikiran dan perasaan tersebut mungkin sudah mengakar kuat seperti dikutip dari laman Psychologytoday.

Berbicara mengenai karakter anak, tidak ada yang tahu pasti apa yang membentuk karakter anak Bunda. Namun, sifat-sifat tertentu sudah terbentuk bahkan sebelum dia lahir.

Misalnya, beberapa calon ibu melaporkan bahwa bayinya sangat aktif di dalam kandungan, dan hal ini seringkali sesuai dengan tingkat aktivitas Si Kecil di tahun-tahun awal kehidupannya. Dengan kata lain, kepribadiannya mulai berkembang sejak dalam kandungan, bahkan sebelum Bunda melihatnya.

Namun tidak ada keraguan bahwa setelah melahirkan, cara Bunda meresponsnya juga berperan. Semakin banyak orangtua tersenyum dan menunjukkan kasih sayang positif kepada bayinya, semakin besar kemungkinan ia akan bersikap responsif dan bahagia.

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan dan dapat memberikan pengaruh langsung pada karakter bayi Bunda:

1. Kembangkan kekuatannya

Anak memiliki beberapa kualitas yang Bunda setujui (misalnya, dia penuh kasih sayang, lembut dan kooperatif), dan orang lain yang tidak Bunda sukai (dia keras kepala dan mudah marah). Pujilah dia saat dia berperilaku sesuai keinginan Bunda karena  ini akan mendorongnya untuk berperilaku serupa.

Selain itu, cobalah mencari peluang baginya untuk menggunakan sifat negatifnya dengan cara yang positif. Misalnya, sifat keras kepala itu baik jika anak berusia satu tahun begitu bertekad untuk menyelesaikan sebuah mainan puzzle sehingga dia tidak mau menyerah.

2. Mendorong sifat-sifat baru

Jika Si Kecil menangis setiap kali dia melihat seekor hewan, Bunda mungkin tergoda untuk mencegahnya melakukan kontak dengan hewan tersebut. Meskipun hal itu mengurangi momen menegangkan yang Bunda alami bersamanya, hal itu juga memperkuat perilakunya dan tidak membentuk apa pun seperti dikutip dari laman Asiaone.

Di sisi lain, Bunda dapat meningkatkan ketahanannya dengan mendorongnya untuk mengenal hewan tersebut. Kekhawatirannya akan berkurang secara bertahap dan menjadi lebih santai.

3. Hargai individualitasnya

Ingatlah bahwa dia adalah orang yang sangat istimewa, dengan karakter uniknya sendiri. Itulah yang menjadikannya siapa dirinya. Tekanan berlebihan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian tertentu meskipun kualitas-kualitas ini mungkin sangat diinginkan dan dapat membuatnya merasa tidak aman dan tidak bahagia. Dia perlu merasa dihargai sebagai individu. Jadi, lakukan pendekatan terukur jika Bunda mencoba membentuk kepribadiannya.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Makanan yang Perlu Dihindari Ibu Hamil yang Darah Tinggi

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mengenal Roche Peserta Coc Season 2 yang Kepintarannya Curi Perhatian, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Ketahui Estimasi Total Biaya Operasi Caesar BPJS dan Tanpa BPJS

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

5 Resep Kue Singkong Kukus Sederhana yang Enak, Ekonomis, dan Anti Gagal

Mom's Life Amira Salsabila

Wizzy Dapat Kejutan Manis Hamil Anak Kedua di Momen Ulang Tahunnya yang Ke-31

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

6 Tips Menabung ala Jepang agar Uang Cepat Terkumpul

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Piyu Padi dan Mantan Istri Kompak Hadiri Kelulusan SMA Sang Putri di Inggris, Ini Potretnya

Squid Game Season 3 Sudah Tayang! Intip Fakta Menarik dan Reaksi Para Pemain

5 Resep Kue Singkong Kukus Sederhana yang Enak, Ekonomis, dan Anti Gagal

Ketahui Estimasi Total Biaya Operasi Caesar BPJS dan Tanpa BPJS

SAKA Market Vol. 2: Green Trails Festival Sukses Digelar 2 Hari, Catat 6.500 Pengunjung

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK