Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

9 Ciri-ciri Janin Masuk Panggul yang Perlu Diketahui

Melly Febrida   |   HaiBunda

Rabu, 03 Jul 2024 18:20 WIB

worried pregnant woman concerned and anxious woman in pregnancy overthinking worrying about pregnancy problem Pregnancy depression Mental health concept
9 Ciri-ciri Janin Masuk Panggul yang Perlu DiketahuiFoto: Getty Images/Dacharlie
Daftar Isi
Jakarta -

Ketika janin sudah masuk panggul, artinya tak lama lagi waktu kelahiran tiba. Bunda mungkin tidak merasakan perbedaannya namun orang lain yang melihatnya. Untuk itu ketahui ciri-ciri janin masuk panggul.

Para ibu yang sudah berpengalaman mungkin merasakan perbedaan gerakan janin. Janin terkadang sudah masuk panggul tapi masih aktif bergerak, namun mungkin terasa lebih lambat dan lebih kuat. 

Melansir Baby Center, jika ada yang beranggapan, bayi jadi kurang bergerak menjelang akhir kehamilan belum tentu benar.  Bayi itu tidak kehabisan ruang, meskipun ibu hamil mungkin merasakan perubahan pada jenis gerakan. Bunda seharusnya masih merasakan bayi bergerak hingga dan bahkan selama proses persalinan itu sendiri.

Untuk waktu janin masuk panggul juga bisa berbeda-beda pada setiap ibu hamil. Pada dasarnya, tidak ada hari atau minggu yang pasti bagi bumil untuk mengetahui kapan bayi mereka mulai masuk ke panggul.

9 Ciri-ciri janin masuk panggul

Dilansir MedlinePlus, bayi harus melewati tulang panggul untuk mencapai lubang vagina dalam proses persalinan. Tujuannya adalah mencari jalan keluar termudah. Posisi terbaik bayi melewati panggul adalah dengan kepala menunduk dan badan menghadap ke punggung ibu. Posisi ini disebut oksiput anterior.

Pada minggu akhir kehamilan, sebagian besar janin sudah masuk panggul bergerak ke posisi siap persalinan. Kepala bayi akan bergerak turun ke panggul. Dan pada saat bayi sudah masuk panggul itulah ada beberapa hal yang tidak boleh ibu hamil lakukan.

Tidak ada yang bisa memastikan kapan tepatnya kepala bayi sudah turun ke panggul. Namun, umumnya bayi cenderung masuk ke panggul mendekati tanggal jatuh tempo. Atau ada juga yang baru turun ketika persalinan dimulai. Semua kondisi ini normal.

Saat bayi sudah masuk panggul jelang persalinan, ada beberapa ciri yang perlu Bunda ketahui:

  1. Gerakan janin berkurang, namun gulingannya lebih kuat.
  2. Perut lebih turun.
  3. Ibu hamil lebih sulit untuk berjalan-jalan dengan nyaman atau untuk jangka waktu yang lama.
  4. Sesak napas berkurang.
  5. Perut mungkin terasa sakit dan mungkin terasa nyeri di bagian rahim dan tulang belakang. 
  6. Merasakan ada gerakan berguling setiap kepala bayi bergerak di leher rahim.
  7. Terasa seperti ada sengatan listrik yang tajam ketika bayi berguling.
  8. Ibu hamil lebih sering ke kamar mandi, karena tekanan yang meningkat pada kandung kemih.
  9. Ibu hamil mungkin merasa sembelit, kesulitan buang air besar, atau mengalami wasir yang tidak menyenangkan karena tekanan yang meningkat di panggul.

Gerakan janin sudah masuk panggul

Janin masuk panggul itu ketika kepala bayi bergerak ke bagian bawah panggul Bunda. Tapi, kapan terjadinya itu bisa berbeda-beda pada setiap Bunda. 

Ada cara meraba janin sudah masuk panggul. Layan Alrahmani, MD, ob-gyn, MFM mengatakan bahwa setelah bayi bergerak ke posisi kepala menunduk sebagai persiapan kelahiran, Bunda mungkin merasakan tendangan di tempat baru. Seperti di bawah tulang rusuk di satu sisi atau sisi lainnya. 

"Gerakan bayi mungkin terasa lebih lambat namun juga lebih keras dan kuat. Pukulan dari lengan dan tendangan dari kaki mungkin terasa tidak nyaman atau bahkan menyakitkan.

Beberapa penyedia layanan kesehatan menyarankan agar pada trimester ketiga, ibu hamil meluangkan waktu setiap hari untuk menghitung jumlah tendangan. Penyedia layanan kesehatan mungkin menyarankan agar Bunda memilih waktu ketika bayi cenderung aktif. 

Idealnya, ibu hamil perlu melakukan penghitungan kira-kira pada waktu yang sama setiap hari. Kemudian duduk dengan tenang atau berbaring miring dan hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merasakan 10 gerakan berbeda – tendangan, tusukan siku, dan gerakan seluruh tubuh. menghitung. 

"Jika Anda tidak merasakan 10 gerakan dalam dua jam, hubungi penyedia layanan kesehatan Anda atau pergilah ke rumah sakit," kaya Alrahmani.

Cara merangsang agar janin masuk panggul

Bunda dapat melakukan berbagai upaya agar bayi berpindah posisi ke arah masuk panggul. Pada minggu ke-38, kondisi rahim biasanya semakin padat. Dan, setiap kali bayi melakukan peregangan, Bunda merasakannya di tulang rusuk, di kandung kemih, dan di leher rahim. 

Kondisi tersebut normal karena ruang di dalam rahim semakin sempit karena ukuran bayi yang semakin membesar. Tapi, upaya untuk membuat bayi berpindah posisi ke arah yang siap menuju persalinan penting diupayakan. 

Berikut ini beberapa cara yang dapat dicoba untuk membantu bayi masuk panggul:

  1. Melakukan gerakan memiringkan panggul atau peregangan yang aman untuk kehamilan.
  2. Melakukan aktivitas fisik ringan dan olah raga ringan secara teratur.
  3. Bunda dapat mencoba duduk di atas bola bersalin atau duduk dengan kaki bersilang beberapa kali sehari.
  4. Janji temu dengan chiropractor.

Selain cara di atas, Bunda juga dapat mencoba membujuk bayi keluar dari posisi yang tidak nyaman dan melakukan posisi yang membuat Bunda benar-benar bisa bernapas lebih lega. Cara ini tidak menjamin akan berhasil, tapi bisa dicoba seperti dikutip dari laman Healthline.

  1. Berlatih didukung jongkok di dinding.
  2. Memiringkan panggul ke depan sambil duduk (duduk di atas bantal dan menyilangkan kaki di depan).
  3. Posisikan diri pada tangan dan lutut (pikirkan pose meja) dan goyang perlahan ke depan dan ke belakang.
  4. Duduk di atas bola bersalin dan memutar pinggul Bunda.
  5. Tidur miring ke arah yang Bunda ingin bayi gerakkan.

5 Hal yang tak boleh dilakukan saat bayi sudah masuk panggul

Bunda, sebaiknya menghindari beberapa aktivitas ini ketika bayi sudah masuk panggul:

1. Naik turun tangga

Pada awal kehamilan masih aman ibu hamil menaiki tangga karena tubuh dianggap masih seimbang. Tapi, pada akhir kehamilan terjadi pergeseran pusat gravitasi tubuh yang meningkatkan risiko terjatuh.

Sangeeta Agrawal, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, mengatakan bahwa menaiki tangga pada akhir kehamilan akan semakin sulit.  Selama kehamilan, pusat gravitasi bergeser seiring dengan membesarnya perut sehingga terjatuh sedikit pun dapat mengakibatkan cedera.

"Pada tahap ini, jatuh dari tangga, terutama pada bagian perut, dapat menyebabkan komplikasi kehamilan," kata Agrawal dikutip dari Momjunction.

Menurutnya, pada minggu ke-37 kehamilan, berat bayi bertambah sehingga membuat ibu hamil kesulitan menaiki tangga. 

"Jika Anda harus mendaki, ambil satu langkah pada satu waktu, bergerak perlahan dengan memegang pagar sebagai penyangga, dan bernapaslah dengan kecepatan normal," imbuh Agrawal.

2. Naik wahana ekstrem

Ibu hamil sebaiknya menghindari segala sesuatu yang bersifat ekstrem selama kehamilan. Apalagi ketika usia hamil sudah tua. Ini termasuk naik wahana ekstrem di taman hiburan.

Wahana ekstrem dapat menyebabkan rasa mual dan gerakan yang sangat berbahaya bagi janin. Gerakan yang menggelegar dari wahana ini juga dapat menyebabkan solusio plasenta. Beberapa di antaranya adalah roller coaster dan perahu ayun.

3. Membersihkan kotoran hewan

Apabila ibu hamil memelihara kucing, hindari membersihkan kotoran kucing. Kotoran kucing dipenuhi jutaan bakteri dan parasit. Salah satunya adalah Toxoplasma gondii yang sangat berbahaya bagi ibu hamil.

4. Berendam air hangat

Mandi atau berandam air hangat sebaiknya dihindari selama kehamilan. Aktivitas ini dapat meningkatkan suhu tubuh, sehingga menyebabkan masalah pada janin, seperti meningkatkan risiko cacat lahir. Selain itu ibu hamil juga berisiko mengalami dehidrasi.  Ibu hamil dapat menggunakan air dingin atau air hangat suam kuku untuk mandi. 

5. Menggunakan sepatu hak tinggi

Pusat gravitasi ibu hamil akan berubah seiring bertambahnya usia kehamilan. Ini dapat membuat ibu hamil mudah goyah saat berjalan. Sepatu hak tinggi juga bisa membuat ibu hamil rentan jatuh dan memberikan banyak tekanan pada bagian belakang tubuh selama hamil.

"Lebih baik tetap menggunakan pilihan sepatu lain untuk kehamilan dalam beberapa bulan terakhir sebelum melahirkan," kata Alrahmani, M.D.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda