
kehamilan
Hampir Melahirkan saat Hamil 34 Minggu, Bunda Ini Berusaha Bertahan hingga Sesuai HPL
HaiBunda
Rabu, 17 Jul 2024 18:53 WIB

Pengalaman pertama melahirkan biasanya bikin dag dig dug ya Bunda. Apalagi jika Bunda mengalami tanda-tanda melahirkan lebih awal, sebelum waktu hari perkiraan lahir (HPL). Seperti yang dialami Bunda Diah Rindriani hampir melahirkan di usia 34 minggu kehamilan.
Proses persalinan yang mendebar-debarkan ini dimulai dua hari setelah Hari Raya Idul Fitri 1444H, setelah keluar flek darah yang bergumpal.Â
"Aku & suami berangkat untuk kuliner, jaraknya memang 1 jam lebih dari rumah. Malamnya aku kaget keluar flek darah yang ada gumpalannya. Aku mencoba tenang, tapi lama kelamaan makin kepikiran," tulis Bunda Diah dalam akun TikToknya. Haibunda sudah mendapatkan izin dari pemilik akun TikTok @BundanyaaRayyan untuk menuliskan ceritanya.
Melihat apa yang dialaminya itu membuat Bunda Diah menanyakan ke saudaranya yang berprofesi sebagai bidan. Sang saudara menyarankan agar Bunda Diah ke IGD di rumah sakit, karena flek yang dialaminya tersebut dianggap tidak wajar di kehamilan yang belum cukup waktunya.
Mendapat saran tersebut, Bunda Diah memilih ke rumah sakit terdekat ditemani suami dan ibunya. Tak ada rasa khawatir saat itu, mereka semua masih sempat tertawa karena menganggap apa yang dialaminya itu hal yang biasa.
Sesampainya di rumah sakit, Bidan meminta Bunda Diah tiduran untuk cek pembukaan. Hasil pemeriksaan menunjukkan Bunda Diah sudah mengalami pembukaan 1.
Bunda Diah tentu kaget, muncul pertanyaan dalam dirinya kenapa ini bisa terjadi di saat usia kehamilan masih 34 minggu. Melihat kondisi Bunda Diah, dokter memintanya untuk menunggu di rumah sakit sekalian memastikan apakah pembukaan bertambah atau tidak, sambil disuntik obat pematangan paru. Jika pembukaan bertambah maka bayi harus segera dilahirkan.
Kekhawatiran Bunda Diah tak berakhir di situ. Bunda Diah diberitahu bila ayi harus dilahirkan, maka tak ada ruang NICU yang kosong di rumah sakit tersebut. Ini sama saja bayi yang lahir nantinya hanya bisa dirawat dengan oksigen seadanya.
Mendengar penjelasan tersebut, pikiran Bunda Diah semakin kalut. Bagaimana jika bayi lahir prematur tapi harus menerima perawatan seadanya. Ia pun bersikeras bertahan hingga bayinya lahir sampai cukup usia kehamilan.
Di tengah kekalutan tersebut, Bunda Diah dan keluarga menuju ke rumah sakit lain meski sudah tengah malam. Harapan mereka masih ada rumah sakit dengan NICU yang kosong jika bayi tetap harus dilahirkan.
Sayangnya, NICU di tiga rumah sakit yang didatangi tak ada yang kosong. Bunda Diah semakin panik, namun kondisi ini membuat Bunda Diah jadi sering mengalami kontraksi dan terasa keras.
Bunda Diah dan keluarganya kemudian memutuskan ke rumah sakit terbesar di provinsinya. Jarak yang ditempuh ke rumah sakit tersebut lumayan jauh. Mereka sampai di rumah sakit melewati tengah malam dan lansung mendapat tindakan.
"Di sini aku rutin dicek CTG (Cardiotocography). Dokter di sini bilang akan mempertahankan bayiku agar lahir di usia yang cukup. Sambil disuntik pematangan paru sebanyak 4 kali untuk jaga-jaga," ujar Bunda Diah.
Keesokan harinya, pembukaan bertambah menjadi dua. Kontraksi semakin kuat dari pemeriksaan CTG, padahal Bunda Diah tidak merasakan kontraksi apapun. Hanya perut terasa keras tanpa rasa mulas.
Selanjutnya, dokter memutuskan memberikan obat untuk menghilangkan kontraksinya. Bunda Diah tak hentinya berdoa agar pembukaan tidak bertambah.
Pada hari ketiga dirawat di rumah sakit, pembukaan tidak bertambah sehingga diperbolehkan pulang. Namun harus bedrest total selama di rumah. Dokter memintanya kontrol kembali seminggu kemudian.
Saat kontrol, dilakukan USG dan terlihat ada satu lilitan tali pusar di bayi. Bunda Diah selalu mengafirmasi positif agar tali pusar itu lepas dengan sendirinya.
Selama di rumah, Bunda Diah juga sempat foto maternity. Ada kekhawatiran pembukaan bertambah karena jarak yang lumayan jauh dari rumah ke studio. Alhamdulillah, semua berjalan aman. Bayi lahir empat minggu kemudian dengan kondisi sehat dan selamat.
Itulah kisah Bunda Diah yang hampir melahirkan di usia kehamilan 34 minggu. Bersyukur bayi yang dikandungnya bisa lahir setelah kehamilan cukup umur.Â
Bagaimana jika bayi tetap lahir sebelum waktunya lahir? Melahirkan kurang dari usia 38 minggu atau tepat di usia 34 minggu, bisa masuk kategori kelahiran prematur. Ketahui risiko melahirkan lebih cepat dari HPL.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Risiko Melahirkan Lebih Cepat dari HPL
Foto: Getty Images/prpicturesproduction
Melahirkan lebih cepat dari HPL ini bisa terjadi pada siapa saja. Jika bayi lahir di usia 34 minggu kehamilan maka bayi tersebut lahir prematur. Di usia kehamilan ini, waktu melahirkan sudah kurang dari HPL, yakni di bawah usia 38 minggu.
Seperti diketahui, HPL merupakan waktu perkiraan bayi lahir yang sudah bisa dihitung sejak awal kehamilan. Selain dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), HPL juga bisa ditentukan dari pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Perkiraan HPL akan berada pada jarak usia kehamilan 38-42 minggu, Bunda. Bila kurang atau lebih dari dua minggu dari rentang waktu itu, risiko bisa muncul dan memengaruhi janin.
"Memang waktu yang tepat untuk persalinan adalah ketika usia kehamilan itu 38 minggu sampai 42 minggu. Kalau di bawah atau di atas itu, bisa meningkatkan risiko kematian pada janin," ujar Staf Medis Women Health Service RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, dr. Ilham Utama Surya, SpOG, saat dihubungi HaiBunda, beberapa waktu lalu.Â
Bagaimana dengan persalinan prematur? Dokter Ilham menjelaskan bahwa persalinan prematur adalah kelahiran bayi yang belum cukup bulan. Persalinan prematur terjadi saat usia kehamilan di bawah 37 minggu.
"Persalinan prematur bisa menjadi berbahaya saat bayi keluar belum cukup bulan atau waktunya. Bahaya ini bisa menyebabkan kecacatan pada bayi hingga kematian," kata Ilham.
Berbeda dengan persalinan cukup bulan, persalinan prematur membutuhkan fasilitas yang lebih canggih untuk bayi baru lahir. Fasilitas ini adalah NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Perawatan di NICU dibutuhkan karena kemungkinan meningkatnya risiko pada bayi prematur.
"Pada saat persalinan prematur itu membutuhkan fasilitas bayi yang lebih canggih, yakni NICU. Di NICU itu karena bayi yang lahir secara prematur bisa meningkatkan risiko kecacatan bisa dari atas sampai bawah hingga kematian," kata Ilham menambahkan.
Apa saja risiko persalinan prematur? Persalinan prematur bisa menimbulkan risiko pada janin, seperti:
- Pendarahan di otak Kebutaan pada bayi (retinopathy prematurity).
- Gangguan di paru karena belum berkembang optimal (respiratory distress syndrome) hingga bayi susah napas dan bisa menyebabkan kematian.
- Peradangan di usus (necrotizing enterocolitis).
Saksikan juga video tentang bahaya makanan asin berlebihan untuk ibu hamil:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Cara Menghitung HPL yang Mudah dan Akurat

Kehamilan
Bagaimana jika HPL Sudah Lewat tapi Tidak Ada Kontraksi?

Kehamilan
5 Penyebab Bunda Terlambat Melahirkan, Termasuk karena Bayi Laki-laki?

Kehamilan
Ketahui Cara Hitung & Faktor yang Memengaruhi Due Date Kelahiran

Kehamilan
15 Tanda Mau Melahirkan, Ibu Hamil Wajib Tahu


7 Foto
Kehamilan
7 Potret Sabrina Anggraini Istri Belva Devara Jalani Trimester 3, Tak Sabar Sambut Baby Girl
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda