kehamilan
Ketahui Cara Hitung & Faktor yang Memengaruhi Due Date Kelahiran
Senin, 19 Oct 2020 15:03 WIB
Bagi Bunda dan Ayah atau calon orang tua baru, melahirkan anak adalah momen yang paling ditunggu-tunggu. Karena itu, banyak yang ingin mengetahui kapan due date atau hari perkiraan lahir (HPL).
Dengan mengetahui due date, Bunda dan Ayah bisa mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan sebelumnya atau melakukan perawatan yang tepat untuk buah hati. Bunda bisa lho menghitung atau memperkirakan due date.
Kehamilan berlangsung rata-rata 280 hari atau 40 minggu sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) atau 38 minggu (266 hari) setelah ovulasi. Meskipun jika dalam pemeriksaan ultrasonografi (USG) awal, ini digunakan untuk menentukan atau mengubah due date, namun tetap didasarkan gagasan dasar dari periode kehamilan 280 hari.
Bagaimana cara menghitung due date?
Jika Bunda memiliki siklus menstruasi 28 hari yang teratur, ada cara yang bisa Bunda lakukan sendiri untuk menghitung due date. Dikutip Very Well, Bunda bisa menggunakan beberapa cara.
Dikutip dari Very Well Family dan Healthline, berikut beberapa cara yang bisa Bunda lakukan:
1. Aturan Neagle
Cara ini cukup mudah karena berdasarkan periode menstruasi atau haid. Caranya, Bunda hanya perlu mencatat HPHT, menambahkan satu tahun, lalu tambahkan tujuh hari, kemudian kurangi tiga bulan.
Misalnya, jika HPHT Bunda adalah 11 Agustus 2019, maka penghitungannya:
- Tambahkan 1 tahun, menjadi tanggal 11 Agustus 2020
- Kemudian tambahkan 7 hari, menjadi 18 Agustus 2020
- Lalu kurangi tiga bulan, menjadi 18 Mei 2020
- Dengan begitu, due date Bunda adalah 18 Mei 2020
Menurut perawat bersertifikat, Rachel Gurevich, jika aplikasi kesuburan memberi tanggal yang berbeda dari yang dihitung dokter, kemungkinan besar karena itu didasarkan pada tanggal ovulasi dan bukan HPHT.
"Jika Anda berevolusi lebih awal atau lebih lambat dari hari ke-14 dari siklus Anda, ini akan mengubah due date Anda," katanya.
Dia menuturkan bahwa due date sehubungan dengan ovulasi dianggap lebih akurat daripada yang dihitung berdasarkan periode HPHT. Jika Bunda tahu kapan waktu berovulasi, atau siklus haid lebih lama dari rata-rata, Bunda bisa memberikan informasi tersebut kepada dokter.
"Tanggalnya mungkin selisih seminggu, tetapi minggu itu bisa membuat perbedaan besar," ujarnya.
Misalnya, jika akan menjalani operasi caesar terjadwal, dan tidak ingin menjadwalkannya terlalu dini, maka Bunda mungkin dapat menunggu seminggu lagi sebelum mempertimbangkan induksi.
2. Menggunakan USG
Bunda juga bisa mengetahui due date dengan pergi ke dokter. Biasanya, jika haid Bunda tidak teratur, dokter akan menyuruh melakukan USG untuk menentukan usia kehamilan. USG memungkinkan dokter mengukur panjang janin.
Selama trimester pertama atau sebelum usia kehamilan 13 minggu, cara ini memberikan estimasi paling akurat untuk usia bayi. Dokter mungkin akan mengubah due date berdasarkan pengukuran USG.
Hal tersebut kemungkinan besar terjadi pada trimester pertama, terutama jika tanggal yang diperkirakan dengan USG berbeda lebih dari satu minggu dari tanggal yang diperkirakan oleh dokter berdasarkan HPHT.
Sementara pada trimester kedua, USG kurang akurat dan dokter mungkin tidak akan menyesuaikan tanggal, kecuali perkiraannya berbeda lebih dari dua minggu. Dan trimester ketiga adalah waktu yang paling tidak akurat untuk menentukan usia kehamilan.
Perkiraan due date berdasarkan USG dapat meleset sebanyak tiga minggu, jadi dokter jarang menyesuaikan tanggal pada trimester terakhir. Meski begitu, tidak jarang dokter melakukan USG pada trimester ini jika mereka berpikir untuk mengubah due date Bunda.
USG ulangan memberikan informasi berharga tentang pertumbuhan janin dan dapat meyakinkan Bunda serta dokter bahwa perubahan due date itu wajar.
Adapun USG yang bisa digunakan adalah USG trasvagina dan USG biparietal diameter (BPD). USG transvaginal biasanya dilakukan antara usia kehamilan 9 minggu dan 13 minggu. Selama prosedur, akan diukur panjang janin dari kepala hingga bokong. Sedangkan USG BPD, dengan mengukur diameter tengkorak bayi.
"Metode ini (BPD) mungkin lebih akurat dibanding metode lainnya," ucap Gurevich.
3. Ketinggian fundus uteri
Dokter atau bidan mungkin akan mengukur ketinggian fundus uteri selama pemeriksaan kehamilan. Tinggi fundus uteri, yakni dari puncak tulang panggul sampai bagian atas rahim Bunda. Ini harus tumbuh pada tingkat yang dapat diprediksi saat kehamilan berkembang.
Setelah 20 minggu, tinggi fundus uteri biasanya akan sama dengan jumlah minggu kehamilan. Dengan kata lain, pada usia kehamilan 21 minggu, tinggi fundus uteri Bunda harus sekitar 21 sentimeter (cm).
Kadang, tinggi fundus uteri tidak cocok sempurna, dan sedikit berbeda itu normal. Namun jika ukurannya jauh lebih kecil atau lebih besar dari perkiraan, dokter mungkin akan mengeceknya lewat USG. Meski berguna, namun tinggi fundus uteri bukan pengukuran usia kehamilan yang akurat dan tidak memengaruhi due date dengan cara apa pun.
Faktor yang memengaruhi due date
Due date kadang kurang atau lebih dari tenggat waktu yang diketahui. Setelah due date dihitung, kemungkinan besar Bunda akan melahirkan dalam periode empat minggu di sekitar due date. Dengan kata lain, kadang selama dua minggu sebelum atau sesudah due date ditetapkan, ada kemungkinan besar pada masa tersebut Bunda akan melahirkan.
Sekitar 70 dari 100 wanita akan melahirkan dalam waktu 10 hari sejak due date. Dengan asumsi tidak ada komplikasi, ibu hamil lainnya akan melahirkan sedikit lebih awal atau lebih lambat.
Bunda perlu diketahui bahwa ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi due date kelahiran, di antaranya:
- Setiap wanita hamil memiliki jadwal yang ditentukan. Banyak orang mengatakan bahwa lama kehamilan hampir sama. Jika Bunda sudah memiliki dua anak dan keduanya lahir sekitar 41 minggu, maka anak ketiga kemungkinan besar akan lahir sekitar usia kehamilan 41 minggu.
- Wanita yang hamil untuk pertama kali cenderung melahirkan dalam kehamilan lebih lama. Bunda mungkin akan melewati due date beberapa hari untuk melahirkan bayi pertama.
- Beberapa wanita mengalami persalinan prematur. Kira-kira satu dari 10 kehamilan berakhir dengan persalinan prematur. Beberapa faktor risiko ibu melahirkan bayi prematur karena sebelumnya pernah melahirkan prematur, perdarahan vagina selama kehamilan, diabetes, hipertensi, dan penyakit periodontal.
Baca Juga : 4 Cara Menghitung Usia Kehamilan Jika Lupa HPHT |
Meski due date tak selalu tepat, namun mengetahui due date penting karena beberapa alasan, Bunda. Misalnya, untuk mendapat perawatan prenatal yang baik, mempersiapkan kedatangan buah hati, dan merencanakan perubahan hidup yang akan datang.
Bunda, simak juga cerita dokter Reisa yang melahirkan lewat operasi caesar dalam video berikut:

