Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bagaimana jika HPL Sudah Lewat tapi Tidak Ada Kontraksi?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 05 Jul 2024 20:50 WIB

Ilustrasi ibu hamil hitung usia kehamilan dengan kalender
Bagaimana jika HPL Sudah Lewat tapi Tidak Ada Kontraksi?/Foto: Getty Images/iStockphoto/Antonio_Diaz
Daftar Isi
Jakarta -

Dokter biasanya memberitahukan ibu hamil waktu hari perkiraan lahir (HPL). Namun, sejumlah ibu hamil mengalami lewat dari HPL dan tidak ada kontraksi. Bagaimana jika itu terjadi?

Apabila Bunda sudah memasuki usia kehamilan 40 minggu kemungkinan diliputi rasa gelisah karena bayi tak kunjung lahir. Apalagi jika belum ada tanda-tanda akan melahirkan seperti kontraksi.  Sebenarnya, jika tidak ada masalah khusus kemungkinan janin akan baik-baik saja.

Dilansir dari NCBI, usia kehamilan normalnya sekitar 40 minggu. Itu termasuk kehamilan cukup bulan. Tetapi jika janin lahir sebelum 37 minggu kehamilan maka dianggap sebagai kelahiran prematur, yang bisa berisiko ke bayi.

HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi

Jika kehamilan berlangsung selama lebih dari 42 minggu maka disebut kehamilan lewat waktu, berkepanjangan atau terlambat. Belum diketahui alasan kehamilan lewat waktu, tapi terkadang disebabkan predisposisi genetik (keturunan).

Ibu hamil yang sebelumnya melahirkan melebihi HPL lebih cenderung memiliki bayi yang lahir lewat HPL juga pada kehamilan berikutnya. Jarang ada kasus yang membahayakan bayi pada Bunda yang melahirkan setelah minggu ke-40.

Untuk amannya, dokter atau bidan akan mulai melakukan lebih banyak pemeriksaan. Pada minggu pertama setelah melewati tanggal perkiraan lahir, apabila ibu dan bayi kondisinya baik-baik saja maka tidak berisiko tinggi mengalami komplikasi. 

7 Penyebab HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi

Bunda yang sudah melewati HPL tapi belum juga mengalami kontraksi mungkin bertanya-tanya apa penyebabnya. Ada berbagai alasan umum yang bisa terjadi seperti dilansir dari Healthline:

  1. Kehamilan pertama
  2. Bunda memilik riwayat melahirkan bayi setelah usia kehamilan 40 minggu.
  3. Keluarga Bunda memiliki riwayat melahirkan bayi setelah usia kehamilan 40 minggu.
  4. Bunda obesitas.
  5. Hamil bayi laki-laki.
  6. Salah perhitungan hari perkiraan lahir.
  7. Kelainan pada janin misalnya sindrom Down, sindrom Edward, teratoma, dan kelainan genetik lainnya

7 Risiko HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi

Valinda Nwadike, Dokter Spesialis Kebidanan dan Ginekologi, mengatakan bahwa jika masa persalinan  melampaui 41 minggu (akhir masa kehamilan) dan lebih dari 42 minggu (pasca cukup bulan), dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan tertentu. 

Beberapa risiko paling umum yang terkait dengan bayi lewat waktu adalah:

1. Makrosomia janin, atau secara signifikan lebih besar dari rata-rata saat lahir, yang juga dapat meningkatkan risiko persalinan sesar atau distosia bahu (bahu tersangkut di belakang tulang panggul ibu saat melahirkan)

2. Sindrom pascamaturitas, ditandai dengan berat badan bayi yang tidak bertambah melewati tanggal jatuh tempo, serta kulit kering atau “longgar” serta kuku jari tangan dan kaki yang panjang saat lahir

3. Cairan ketuban rendah, yang dapat mempengaruhi detak jantung bayi dan menyebabkan tali pusat tertekan saat kontraksi, sehingga mengakibatkan kurangnya aliran oksigen ke janin

4. Mekonium di paru-paru bayi, yang dapat menyebabkan masalah pernafasan yang serius

5. Lahir mati, ketika bayi meninggal sebelum dilahirkan

Kehamilan cukup bulan dan lewat waktu juga dapat melibatkan komplikasi persalinan seperti:

6. Robekan vagina yang parah

7. Infeksi

Cara mengatasi HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi

Ketika Bunda sudah melewati HPL kemungkinan akan ditawari banyak janji temu dan pemeriksaan. Pemeriksaan umum termasuk kardiotokografi (CTG, juga disebut tes non-stres) dan pemindaian ultrasonografi.

CTG digunakan untuk memantau detak jantung bayi. Sedangkan pemindaian USG digunakan untuk memeriksa ukuran bayi serta jumlah cairan ketuban di sekitarnya. Bunda mungkin juga akan diperiksa tanda-tanda infeksi, terutama jika cairan ketuban bocor.

Kebanyakan bayi yang terlambat dari HPL biasanya lahir tanpa komplikasi, tapi untuk menurunkan risiko komplikasi. Ibu hamil biasanya disarankan untuk dilakukan induksi persalinan setelah beberapa waktu berlalu, bahkan jika Bunda dan bayi baik-baik saja.

Persalinan yang diinduksi merupakan keputusan pribadi dari calon orang tua bersama dengan dokter. Ini akan tergantung pada apakah berisiko tinggi komplikasi selama persalinan. Bahkan jika tidak ada tanda-tanda komplikasi, induksi persalinan mungkin akan direkomendasikan setelah jangka waktu tertentu.

Infografis Cara Hitung HPLCara Hitung HPL/ Foto: HaiBunda/ Mia Kurnia Sari

Cara merangsang kontraksi agar bayi cepat lahir secara alami

Ada berbagai cara memancing kontraksi yang lewat HPL. Beberapa metode di bawah ini memang belum memiliki bukti kuat berhasil merangsang kontraksi agar bayi cepat lahir secara alami. Namun Bunda dapat mencobanya. Usahakan konsultasikan selalu ke dokter sebelum mencobanya.

1. Latihan

Bunda bisa melakukan olahraga apa saja yang meningkatkan detak jantung, seperti jalan-jalan. Meskipun metode ini belum berhasil, ini adalah cara yang bagus untuk menghilangkan stres dan menjaga tubuh tetap kuat untuk tugas yang akan datang.

Menurut sebuah penelitian pada tahun 2022, berjalan kaki selama 30 menit tiga kali seminggu dengan kecepatan 4 kilometer (km) atau 2,5 mil (m) per jam mulai minggu ke 38 kehamilan dapat membantu menginduksi persalinan. Ini juga dapat membantu mengurangi intervensi selama persalinan pervaginam.

2. Seks

Secara teoritis, ada beberapa alasan mengapa berhubungan seks dapat menyebabkan persalinan. Misalnya, aktivitas seksual, terutama orgasme, dapat melepaskan oksitosin, yang dapat membantu meningkatkan kontraksi rahim. Selain itu, terdapat hormon prostaglandin dalam air mani yang mungkin dapat membantu pematangan leher rahim.

Berhubungan seks aman dilakukan pada minggu-minggu terakhir kehamilan, tetapi ibu hamil tidak boleh berhubungan seks setelah air ketuban pecah. Melakukan hal itu dapat meningkatkan risiko infeksi.

3. Stimulasi puting

Stimulasi puting merangsang produksi oksitosin. Oksitosin adalah hormon yang menyebabkan rahim berkontraksi dan payudara mengeluarkan ASI.

Penelitian menunjukkan bahwa stimulasi payudara dapat menjadi cara yang efektif untuk:

  • Menginduksi dan meningkatkan persalinanMenghindari induksi medis.
  • Mengurangi angka perdarahan postpartum.

4. Akupunktur

Menurut penelitian, manfaat utama akupunktur adalah meningkatkan pematangan serviks. Meskipun demikian, akupunktur harus dilakukan hanya oleh ahli akupunktur berlisensi.

5. Akupresur

Beberapa praktisi percaya bahwa akupresur dapat membantu memulai persalinan. Sebelum menerapkan akupresur, pastikan ibu hamil mendapatkan instruksi yang tepat dari ahli akupresur terlatih.

Meskipun demikian, belum banyak bukti bahwa akupresur benar-benar efektif dalam menginduksi persalinan. Namun jika akupresur tidak memperlancar persalinan, akupresur tetap bisa menjadi cara terbaik untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan selama persalinan.

6. Makan kurma

Penelitian menunjukkan bahwa makan kurma pada minggu-minggu terakhir kehamilan dapat 

  • Meningkatkan pematangan serviks dan pelebaran serviks pada awal persalinan.
  • Mengurangi kebutuhan penggunaan Pitocin selama persalinan.

7. Beraktivitas fisik 

Bunda dapat melakukan jalan cepat atau naik turun tangga, tidak harus olahraga yang berat. Pergerakan dan gravitasi diyakini dapat membantu bayi bergerak lebih mudah menuju jalan lahir. Selain itu, tekanan yang ada dapat membantu melebarnya serviks.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda