Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Hal yang Perlu Diketahui tentang Ari-Ari Bayi, Termasuk Hukum Menguburnya dalam Islam

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 15 Aug 2024 19:34 WIB

Ilustrasi Janin
Ilustrasi Janin dan Ari-ari Bayi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/
Daftar Isi
Jakarta -

Ari-ari bayi akan dikeluarkan dari tubuh Bunda setelah melahirkan Si Kecil. Di dalam kandungan, ari-ari memegang peranan penting dalam melindungi janin.

Di Indonesia, ari-ari bayi dianggap sebagai bagian dari bayi. Anggapan tersebut membuat banyak orang percaya bahwa ari-ari bayi yang dilahirkan harus ditangani dengan baik, Bunda.

Apa itu ari-ari bayi atau plasenta?

Ari-ari adalah bahasa lain dari plasenta. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), plasenta terbentuk dari beberapa sel yang membelah dengan cepat. Secara umum, plasenta berfungsi sebagai sistem pendukung kehidupan selama kehamilan. Melalui plasenta, nutrisi, hormon, dan oksigen ditransfer ke janin.

Plasenta menempel pada dinding rahim dan tali pusat. Sepanjang kehamilan, bentuk plasenta akan berubah.

"Sepanjang kehamilan, plasenta akan tumbuh dan berubah bentuk. Ketebalannya akan mengikuti perkembangan kehamilan," kata ahli di bidang kebidanan dan ginekologi, Monique Rainford, MD, dikutip dari Very Well Health.

Pada saat bayi lahir, bentuk plasenta atau ari-ari mirip dengan piringan bundar yang datar dengan diameter sekitar 22 sentimeter (cm), dan ketebalan dinding antara 2 sampai 2,5 cm. Plasenta umumnya terletak di sepanjang dinding belakang rahim. Pada kondisi yang jarang terjadi, letak plasenta dapat menutupi jalan lahir yang disebut plasenta previa.

Proses terbentuknya plasenta

Melansir dari Cleveland Clinic, plasenta atau ari-ari bayi mulai terbentik setelah sel telur yang dibuahi menempel di dalam rahim atau sekitar 7 hingga 10 haru setelah pembuahan. Plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan untuk mendukung dan melindungi bayi.

Pada akhir trimester pertama atau sekitar 12 minggu kehamilan, plasenta akan mengambil alih produksi hormon yang sebelumnya dilakukan oleh korpus luteum. Pengambil alihan tersebut membuat keluhan umum di trimester awal hilang pada kebanyakan ibu hamil.

Fungsi ari-ari bayi atau plasenta selama kehamilan

Ari-ari bayi atau plasenta memiliki beberapa fungsi selama masa kehamilan. Berikut 5 fungsinya, seperti melansir dari beberapa sumber:

1. Transfer nutrisi ke janin

Fungsi plasenta yang paling utama adalah memastikan pertukaran nutrisi dan produk limbah di sistem peredaran darah Bunda dan janin dapat beroperasi secara maksimal.

Dalam ulasan di Thrombosis Research tahun 2004 dijelaskan bahwa unit fungsional utama dari plasenta adalah vili korionik, di mana darah janin dipisahkan tiga atau empat lapisan sel (membran plasenta) dari darah ibu di ruang intervili sekitarnya. Setelah implantasi, sel-sel trofoblas berproliferasi dan berdiferensiasi yang digambarkan sebagai vili dan ekstravili.

Sel-sel sitotrofoblas vili non-migrasi bergabung untuk membentuk sinsitiotrofoblas yang memiliki inti banyak, dan membentuk lapisan epitel luar vili korionik. Di cabang inilah, sebagian besar pertukaran nutrisi dari Bunda dan janin terjadi.

2. Memasok oksigen ke janin

Plasenta juga berperan dalam sistem pernapasan janin. Organ ini berfungsi untuk memasok oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.

Dalam ulasan yang ditulis Sarah K Griffiths dan Jeremy P Campbell di Continuing Education in Anaesthesia Critical Care & Pain tahun 2015, dijelaskan bahwa oksigen adalah molekul kecil yang mudah melintasi plasenta dengan difusi pasif. Transfer oksigen ke janin ini lantas ditingkatkan lagi oleh efek Bohr, atau proses ketika karbon dioksida diserap oleh kulit dan hemoglobin dalam sel darah akan melepaskan oksigen.

Perlu diketahui bahwa paru-paru janin tidak bisa melakukan pertukaran gas selama dalam kandungan, sehingga plasenta yang bertanggung jawab atas transfer oksigen dan karbon dioksida untuk perkembangan janin.

3. Transfer metabolik

Fungsi lain ari-ari bayi yakni untuk transfer metabolik beberapa zat dan protein. Berikut transfer metabolik yang dilakukan oleh plasenta:

  • Glukosa: glukosa membentuk sumber energi utama pada Bunda hamil dan bisa ditransfer ke janin.
  • Asam amino: asam amino untuk sintesis protein janin ditransfer dari ibu ke janin melalui transpor aktif.
  • Asam lemak: Asam lemak bebas dan gliserol ditransfer dari ibu ke janin melalui difusi sederhana.
  • Elektrolit, zat besi, dan vitamin ditransfer melalui transport aktif yang dimediasi oleh pembawa.

Selain ketiga fungsi di atas, plasenta atau ari-ari juga memberikan antibodi kepada bayi untuk memicu kekebalannya. Imunitas pada bayi ini akan melekat selama beberapa bulan pertama kehidupannya.

Plasenta juga menghasilkan beberapa hormon penting seperti laktogen, estrogen, dan progesteron selama kehamilan. Hormon-hormon tersebut memiliki manfaat bagi Bunda dan perkembangan janin.

Ilustrasi JaninIlustrasi Janin/ Foto: Getty Images/iStockphoto/yucelyilmaz

Kondisi yang dapat memengaruhi fungsi plasenta

Ada berbagai faktor yang bisa memengaruhi fungsi plasenta untuk bekerja maksimal. Dikutip dari Mayo Clinics, berikut 9 faktor yang bisa memengaruhi kondisi plasenta:

  1. Usia lebih dari 40 tahun berisiko mengalami masalah di plasenta.
  2. Ketuban pecah sebelum melahirkan bisa meningkatkan risiko masalah di plasenta.
  3. Tekanan darah tinggi atau hipertensi
  4. Hamil anak kembar atau lebih dari satu bayi.
  5. Setiap kondisi gangguan pembekuan darah bisa meningkatkan risiko pada plasenta.
  6. Jika pernah menjalani operasi rahim sebelumnya, seperti operasi caesar atau operasi untuk menghilangkan fibroid, maka Bunda bisa berisiko lebih tinggi mengalami masalah plasenta tertentu.
  7. Jika pernah memiliki masalah plasenta selama kehamilan sebelumnya, maka Bunda mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya lagi.
  8. Masalah plasenta tertentu lebih sering terjadi pada wanita yang merokok atau menggunakan obat terlarang selama kehamilan.
  9. Trauma pada perut, seperti karena jatuh, kecelakaan, atau dipukul bisa meningkatkan risiko plasenta terpisah secara prematur dari rahim atau disebut solusio plasenta.

Gangguan ari-ari atau plasenta yang perlu diwaspadai

Masalah pada ari-ari atau plasenta juga dapat muncul selama kehamilan. Berikut beberapa gangguan plasenta yang perlu Bunda waspadai:

1. Solusio plasenta

Solusio plasenta atau abruptio plasentae adalah komplikasi kehamilan yang jarang terjadi. Solusio plasenta terjadi ketika sebagian atau seluruh plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan. Kondisi tersebut dapat menurunkan atau menghalangi suplai oksigen dan nutrisi bayi dan menyebabkan perdarahan hebat.

Solusio plasenta sering terjadi secara tiba-tiba, terutama di trimester ketiga atau sebelum melahirkan. Jika tidak ditangani, maka kondisi ini dapat membahayakan Bunda dan dan bayi dalam kandungan.

2. Plasenta previa

Plasenta previa adalah kondisi di mana ari-ari atau plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir bayi (mulut rahim). Plasenta previa berisiko menyebabkan perdarahan hingga berujung pada kematian, Bunda.

Penyebab pasti plasenta previa belum diketahui, Bunda. Namun, plasenta previa lebih sering terjadi pada wanita dengan faktor risiko seperti riwayat mengalami infeksi, riwayat keguguran dan menjalani tindakan kuret, riwayat operasi di rahim atau pernah melahirkan lebih dari tiga kali.

3. Plasenta akreta

Dalam buku Hamil Tanpa Galau karya Teman Bumil, dijelaskan bahwa plasenta akreta terjadi ketika pembuluh darah plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim. Plasenta akreta dapat menyebabkan perdarahan di trimester ketiga atau pasca melahirkan.

Kondisi plasenta akreta yang parah bisa sampai menyebabkan plasenta merambat ke otot-otot rahim atau plasentanya tumbuh menembus dinding rahim.

4. Retensi Plasenta

Retensi plasenta merupakan kondisi di mana plasenta tidak keluar dalam kurun waktu 30 sampai 60 menit setelah melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi karena plasenta terjebak di belakang serviks(leher rahim) yang tertutup sebagian atau plasenta masih menempel di dinding rahim.

Mitos tentang ari-ari bayi yang ada di Indonesia

Banyak mitos berkembang di Indonesia yang mengaitkan ari-ari dengan kesehatan bayi setelah lahir. Mitosnya, jika ari-ari tidak dikubur dengan benar, maka bayi bisa jatuh sakit, Bunda. Ya, percaya atau tidak, banyak orang mengatakan bahwa ari-ari adalah saudara kembar atau penjaga bayi di dalam kandungan.

Lantas, benarkah ari-arti harus dikubur agar bayi yang baru lahir tidak jatuh sakit?

Pernyataan tersebut hanya mitos ya. Menurut Essie Laksana dalam buku Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan, Persalinan dan Menyusui, secara medis kepercayaan mengubur ari-ari tidak ada hubungannya dengan kesehatan, pertumbuhan atau perkembangan bayi. Hanya, secara etika, ari-ari memang sebaiknya tidak dibuang begitu saja.

"Bagaimana pun juga,, ari-ari merupakan bagian dari tubuh bayi. Ini (mengubur) juga menjadi langkah antisipasi agar tidak ada orang yang menyalahgunakan ari-ari dan plasenta untuk berbagai tujuan," tulis Essie.

Cara mengubur ari-ari dengan benar menurut Islam

Dalam Islam, mengubur ari-ari bayi diperbolehkan. Tetapi, ada beberapa hal dasar yang perlu diperhatikan, Bunda.

"Pada hakikatnya penanaman (mengubur) ari-ari dibenarkan dalam Islam, bahkan disunnahkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa menyertakan berbagai benda yang bernilai dianggap tidak baik karena termasuk dalam kategori menghambur-hamburkan (tabdzir)," tulis A.R. Shohibul Ulum dalam buku Kitab Fikih Sehari-hari.

Dalam kitab Nihayah al-Muhtaj (6/24) dijelaskan mengenai kesunahan mengubur ari-ari. Berikut isinya:

"Dan disunnahkan mengubur anggota badan yang terpisah dari orang yang masih hidup dan tidak akan segera mati, atau dari orang yang masih diragukan kematiannya, seperti tangan pencuri, kuku, rambut, 'alaqah (gumpalan darah), dan darah akibat goresan, demi menghormati orangnya."

Sementara itu, mengubur ari-ari termasuk haram bila Bunda menyertakan atau menambahkan barang-barang, seperti cabai, pulpen, sisir, dan menyalakan lampu atau lilin.

Ada beberapa tata cara yang umum dilakukan untuk mengubur ari-ari di Indonesia, yang juga masih dianggap tidak berlebihan. Berikut tata caranya:

  • Mencuci ari-ari dengan tujuan agar tidak bau
  • Membungkus ari-ari dengan kain
  • Memasukkan ke dalam kendi (opsional)
  • Mengubur ari-ari di dalam tanah
  • Berdoa

Demikian penjelasan mengenai ari-ari bayi, termasuk fungsi dan cara menguburnya dalam Islam. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda