Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Cegah Perdarahan Pasca Persalinan, Ibu Hamil Bisa Deteksi dengan Periksa ke Bidan

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 17 Aug 2024 18:11 WIB

Ilustrasi ibu hamil dan bidan
Ilustrasi Melahirkan dan Perdarahan Pasca Persalinan/ Foto: iStock

Perdarahan pasca persalinan masih menjadi salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Memahami tatalaksana dan penyebabnya sangat penting untuk mencegah perdarahan pasca persalinan.

Menurut Sensus Penduduk 2020, angka kematian ibu melahirkan mencapai 189 per 100 ribu kelahiran hidup. Perdarahan pasca persalinan yang menjadi salah satu penyebabnya sering kali terjadi karena anemia.

"Hampir 1/3 kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan. Salah satu faktor risikonya adalah anemia saat hamil," kata Spesialis Kesehatan Seksual dan Reproduksi UNFPA, dr. Sandeep Nanwani, dalam Media Gathering 'Bidan Sebagai Garda Terdepan Pencegahan Anemia dan Perdarahan Pascapersalinan' di Jakarta Selatan, belum lama ini.

Sandeep mengatakan bahwa angka kejadian pendarahan pasca persalinan sebenarnya dapat diturunkan hingga 80 persen, Bunda. Caranya dengan menerapkan solusi baru, yakni E-Motive, yang ditemukan oleh para peneliti dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Berikut langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan menurut temuan dari solusi terbaru WHO:

  • Jika kita bisa menurunkan anemia pada ibu hamil sebanyak 25 persen, maka kita bisa menurunkan angka kematian sebanyak 10 persen.
  • Jika kita bisa meningkatkan deteksi dini perdarahan pasca persalinan dari 50 persen menjadi 90 persen, maka bisa angka kematian ibu dapat turun sampai 50 persen.
  • Jika kita bisa melakukan tindakan secepatnya (30 persen), maka kita dapat menurunkan angka kematian ibu sampai 12 persen.
  • Jika semua poin di atas dilakukan, maka angka kematian ibu dapat turun hingga 80 persen.

Pentingnya peran bidan untuk cegah perdarahan pasca persalinan

Solusi E-Motive dapat diterapkan oleh bidan sebagai garda terdepan pemeriksaan kehamilan selain dokter. Ya, skrining anemia hingga deteksi dini perdarahan dapat dilakukan oleh bidan yang berpengalaman.

Hal selaras juga disampaikan oleh anggota Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dan Peneliti, Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, dr. R. Detty Siti Nurdiati Z, MPH., Ph.D., Sp.OG (K). Menurut Detty, investasi pada bidan adalah kunci transformasi sistem kesehatan menuju ketahanan dan inklusivitas.

"Dengan memperkuat peran bidan, kita dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," katanya.

Skrining anemia menjadi salah satu kunci untuk mencegah perdarahan pasca persalinan. Skrining ini juga dapat mencegah risiko anak lahir dengan masalah kesehatan, Bunda.

Lantas, seberapa penting skrining anemia dilakukan saat hamil?

Selengkapnya dapat dibaca di halaman berikutnya ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


DAMPAK ANEMIA DAN PENTINGNYA PERIKSA KE BIDAN

Ilustrasi ibu hamil dan bidan

Ilustrasi Ibu Hamil dan Bidan/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Dampak anemia dan pentingnya periksa ke bidan saat hamil

Menurut Direktur Sains Medis Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, skrining anemia merupakan kunci untuk mengurangi prevalensi anemia, terutama pada ibu hamil untuk mencegah risiko pendarahan pasca persalinan. Di Indonesia sendiri, anemia defisiensi besi (ADB) menjadi kasus yang paling banyak ditemukan, Bunda.

"Anemia juga merupakan manifestasi setelah ibu mengalami perdarahan pasca persalinan. Setidaknya 1 dari 5 balita mengalami anemia defisiensi besi, dan 1 dari 3 ibu hamil juga mengalaminya," ujar Ray.

Ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi besi bisa melahirkan anak dengan kondisi serupa. Manifestasi jangka panjang anak dengan anemia defisiensi besi tergolong buruk dibandingkan anak yang tidak mengalaminya.

"Kalau sudah anemia, itu sudah lingkaran setan. Anemia defisiensi besi dapat meningkatkan risiko perdarahan pasca persalinan. Seorang anak yang terlahir dari ibu dengan anemia defisiensi besi juga berisiko mengalaminya. Saat besar, prestasi dan kognitifnya 2 hingga 3 kali lebih rendah dari anak yang tidak mengalami anemia," ungkap Ray.

"Kemampuan anak untuk konsentrasi di sekolah dan berinteraksi juga menurun kalau asupan zat besi rendah. Anak dengan DBF itu working memory score-nya juga rendah, hingga membuat prestasinya menurun. Saat masuk ke dunia kerja, ia dapat masuk ke golongan blue collar worker atau pekerja selevel buruh," sambungnya.

Banner Ucapan orang bahagia

Dalam kesempatan ini, Ray kembali menegaskan pentingnya skrining anemia saat hamil. Skrining dapat dilakukan di bidan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan kecukupan gizi.

"Skrining anemia meliputi inspeksi fisik dan melihat kecukupan gizi. Sebab, ketika terjadi anemia defisiensi zat besi, maka ibu hamil juga mengalami defiesiensi zat gizi mikro yang lain sehingga bisa mengganggu asupan nutrisi ke anaknya. Hal-hal seperti itu yang tentu penting untuk terus diedukasi oleh para Bidan, agar para ibu bisa memahami pentingnya pencegahan dan risiko anemia," ujar Ray.

Simak juga jenis makanan untuk mencegah anemia saat hamil, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


(ank/ank)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda