Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Mengenal Partus, Perbedaannya dengan Inpartu dan Macam Metode Melahirkan

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 30 Aug 2024 21:10 WIB

Ilustrasi Ibu Melahirkan
Mengenal Partus, Perbedaannya dengan Inpartu dan Macam Metode Melahirkan/Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Partus adalah istilah untuk persalinan dalam dunia medis. Persalinan adalah proses pengeluaran janin dan plasenta yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain. Persalinan juga dapat dilakukan dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).

Partus dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.

Lalu, apa bedanya dengan inpartu? Inpartu adalah satu istilah medis yang mengacu pada keadaan seorang wanita yang sedang ada pada tahap persalinan, Bunda. 

Tanda-tanda inpartu

Mengutip salah satu karya ilmiah yang dipublikasi di Universitas Muhammadiyah Surabaya, tanda-tanda inpartu adalah sebagai berikut:

Terjadinya his persalinan

Untuk Bunda ketahui, his adalah kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri diperut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks. His yang menimbulkan perubahan serviks dengan kecepatan tertentu disebut his efektif. Durasi his berkisar 45-60 detik. His persalinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Pinggangnya terasa sakit dan menjalar ke depan
  • Sifat his teratur, interval semakin pendek, dan kekuatan
    semakin besar
  • Terjadi perubahan pada serviks
  • Jika ibu hamil menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan, maka kekuatan hisnya akan bertambah.

Keluarnya lendir bercampur darah pervaginam (blood show)

Lendir berasal dari pembukaan, lepasnya lendir disebabkan oleh saluran leher rahim. Sedangkan pengeluaran darah disebabkan robeknya pembuluh darah waktu serviks membuka.

Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam, Bunda. Namun apabila tidak tercapai, maka
persalinan harus diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum atau operasi caesar.

Dilatasi dan effacement

Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur akibat pengaruh kontraksi. Effacement adalah pendataran atau pemendekan saluran leher rahim yang semula panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali.

Fase persalinan

Dikutip dari Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan karya Yulizawati, SST.,M.Keb., dkk., fase persalinan terbagi menjadi empat. Berikut penjelasannya.

1. Kala I (pembukaan jalan lahir)

Kala I persalinan dimulai dengan kontraksi rahim yang teratur dan diakhiri dengan dilatasi serviks (leher rahim) lengkap. Dilatasi lengkap dapat berlangsung kurang dari satu jam pada sebagian kehamilan multipara. Pada kehamilan pertama, dilatasi serviks jarang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam. Rata-rata durasi total kala I persalinan berkisar dari 3,3 jam sampai 19,7 jam. 

Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu:

a. Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan n terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase laten diawali dengan mulai timbulnya
kontraksi uterus yang teratur yang menghasilkan perubahan serviks.

b. Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi yakni:

  • Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
  • Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
    cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
  • Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam,
    pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

2. Kala II (pengeluaran)

Kala II persalinan adalah tahap di mana janin dilahirkan. Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat kepala janin sudah masuk di ruang panggul, pada saat kontraksi dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul menimbulkan rasa mengejan.

Perempuan merasakan tekanan pada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his.

Dengan his dan kekuatan mengejan maksimal, kepala janin dilahirkan. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota badan bayi.

3. Kala III (kala uri)

Kala III persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir. Setelah bayi lahir, rahim teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.

Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pada tahap ini dilakukan tekanan ringan di atas puncak rahim untuk membantu pengeluaran plasenta.

4. Kala IV (2 jam setelah melahirkan)

Kala IV persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika homeostasis berlangsung dengan baik. Pada tahap ini, kontraksi otot rahim meningkat sehingga pembuluh darah terjepit untuk menghentikan perdarahan.

Pada kala ini dilakukan observasi terhadap tekanan darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2 jam pertama. Selain itu juga dilakukan penjahitan luka episiotomi. Setelah 2 jam, bila keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan bersama bayinya.

Macam metode persalinan

Persalinan ada beberapa macam metodenya, mulai dari pervaginam, caesar, hingga VBAC. Simak berikut ini macam-macam metodenya.

1. Persalinan pervaginam

Dalam persalinan pervaginam, bayi lahir melalui vagina atau jalan lahir. Ini adalah cara yang paling umum untuk melahirkan bayi karena risikonya paling rendah (dalam kebanyakan kasus). Persalinan pervaginam paling sering terjadi antara minggu ke-37 dan ke-42 kehamilan. Persalinan pervaginam memiliki tiga tahap: persalinan, kelahiran, dan pengeluaran plasenta.

Dilansir Cleveland Health, persalinan pervaginam dapat terjadi secara spontan atau diinduksi:

Persalinan pervaginam spontan: Persalinan pervaginam yang terjadi dengan sendirinya dan tanpa obat-obatan yang memicu persalinan. Persalinan secara alami pada usia kehamilan 40 minggu adalah ideal.

Persalinan pervaginam yang diinduksi: Obat-obatan atau teknik lain memulai persalinan dan melunakkan atau membuka serviks Anda untuk melahirkan. Penyedia layanan kesehatan kehamilan sering kali merekomendasikan induksi persalinan ketika seorang wanita hamil memiliki kondisi medis atau telah melewati batas waktu.

2. Persalinan pervaginam dengan bantuan

Persalinan pervaginam dengan bantuan adalah ketika dokter kandungan menggunakan forsep atau alat vakum untuk mengeluarkan bayi dari vagina. Persalinan dengan bantuan sering kali terjadi ketika:

  • Ibu hamil telah lama mengalami persalinan. Persalinan tidak mengalami kemajuan.
  • Ibu hamil menjadi terlalu lelah untuk terus mengejan.
  • Bunda atau bayi menunjukkan tanda-tanda kesulitan.
  • Persalinan dengan bantuan hanya terjadi jika kondisi tertentu terpenuhi.

3. Operasi caesar

Selama persalinan caesar, dokter kandungan akan melahirkan bayi melalui sayatan bedah yang dibuat di perut dan rahim. Persalinan Caesar dapat direncanakan sebelumnya jika ada alasan medis yang mengharuskannya, atau mungkin tidak direncanakan dan dilakukan selama persalinan jika timbul masalah tertentu seperti:

  • Pernah melahirkan caesar sebelumnya.
  • Mengharapkan bayi kembar.
  • Mengalami plasenta previa.
  • Memiliki bayi sungsang.

4. VBAC

Jika Bunda sudah pernah melahirkan dengan operasi caesar, Bunda mungkin dapat melahirkan bayi berikutnya secara normal. Ini adalah VBAC, atau persalinan normal setelah caesar.

Karena sayatan bedah menyebabkan bekas luka di rahim, kekhawatirannya adalah tekanan persalinan saat melahirkan normal dapat menyebabkan rahim terbuka (pecah) di sepanjang bekas luka Caesar sebelumnya. Oleh karena itu, kriteria tertentu mesti dipenuhi agar dokter kandungan dapat mencoba persalinan normal setelah operasi caesar.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda