Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Polusi Udara Bisa Mengendap di Plasenta Ibu Hamil, Ini Bukti Hasil Studinya

ANNISA ZAHRA AULIANY   |   HaiBunda

Senin, 16 Sep 2024 17:00 WIB

Polusi udara bisa mengendap di plasenta ibu hamil
Polusi udara bisa mengendap di plasenta ibu hamil/ Foto: Getty Images/hxyume

Polusi udara adalah masalah lingkungan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Polusi udara dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit respirasi yang mengancam nyawa. Ibu hamil juga perlu waspada karena polusi udara ternyata bisa mengendap di plasenta.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia. Jutaan kendaraan menghasilkan emisi gas buang berupa karbon monoksida yang dapat menimbulkan berbagai gejala kesehatan.

Penting bagi ibu hamil untuk menjauh dari lingkungan dengan polusi udara untuk menjaga kesehatan janin. Lalu, bagaimana polusi udara di plasenta bisa memengaruhi kondisi bayi? Simak penjelasannya berikut ini.

Hasil studi membuktikan karbon hitam bisa mengendap di plasenta ibu hamil

Black carbon (BC) atau karbon hitam menjadi salah satu penyebab utama memburuknya iklim global. Karbon hitam adalah jenis polutan yang menyerap sinar matahari sebagai hasil pembakaran biomassa yang tidak sempurna. Karbon hitam tercipta dari emisi mesin diesel, kebakaran hutan, dan sebagainya.

Para ilmuan menemukan partikel polusi udara dapat mengendap di plasenta ibu hamil melalui sebuah penelitian pada tahun 2019. Berdasarkan hasil studi, karbon hitam yang dihirup ibu hamil akan masuk ke paru-paru dan berpindah ke plasenta.

Plasenta yang menempel pada dinding rahim bertugas mengantar oksigen dan nutrisi yang dimiliki ibu kepada janin. Akan tetapi, plasenta juga dapat menyimpan partikel kecil karbon hitam di sisi plasenta yang menghadap janin.

Bahaya polusi udara di plasenta bagi kesehatan janin

Paparan polusi udara sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko keguguran, kelahiran prematur, dan berat badan lahir yang rendah. Polusi udara yang mengendap di plasenta ibu hamil mungkin menjadi penyebabnya.

Hal ini dijelaskan sendiri oleh ketua penelitian yakni Prof. Tim Nawrot dari Hasselt University di Belgia. Ia menekankan pentingnya menghindari paparan polusi udara yang biasanya terdapat di jalan raya akibat kendaraan bermotor.

“Tahap ini merupakan yang paling rentan. Semua sistem organ (bayi) sedang mengalami perkembangan. Kita harus mengurangi paparan polusi udara demi melindungi generasi mendatang,” jelas Prof. Tim Nawrot mengutip dari laman The Guardian.

Lebih lanjut, sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh AHA Journals CME pada tahun 2018 juga menjelaskan bahaya dari polusi udara di plasenta ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa janin yang terpapar polusi udara tinggi pada trimester ketiga dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi saat masih kanak-kanak.

Para ilmuwan hingga kini masih belum menemukan jawaban pasti mengenai bagaimana partikel polusi udara di plasenta dapat memengaruhi kesehatan janin. Namun, bisa dipastikan bahwa paparan polusi udara dari emisi gas buang menghasilkan dampak buruk seperti keguguran dan kelahiran prematur.

Kualitas udara di Indonesia semakin memburuk

Menurut World Health Organization (WHO), satu dari sembilan kematian per tahun memiliki kaitan erat dengan paparan polusi udara seperti karbon hitam. Hampir 90 persen kematian terkait polusi udara terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah termasuk Indonesia.

Menurut Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA), kualitas udara di Indonesia menurun pada tahun 2023. Penurunan kualitas udara ini terjadi secara keseluruhan, khususnya di Ibu Kota Jakarta serta sejumlah kota besar di pulau Sumatra dan Kalimantan. Data yang diterbitkan CREA tersebut mengungkapkan bahwa tingkat polusi udara pada tahun 2023 secara keseluruhan merupakan yang terburuk sejak tahun 2019.

Lebih lanjut, Kemenkes RI melalui lamannya menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara yang berpolusi buruk dengan kualitas udara tidak sehat terutama di musim kemarau. Jakarta menjadi kota kelima dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Cara mencegah dampak paparan polusi udara

Tidak hanya buruk bagi kesehatan Bunda, paparan polusi udara di plasenta juga dapat berdampak bagi perkembangan janin. Oleh karena itu, Bunda harus sebisa mungkin menjauhkan diri dari paparan polusi tak terkecuali asap rokok. Gunakanlah masker saat sedang berada di area terbuka seperti jalan raya dan lingkungan lain yang dipenuhi asap karbon berbahaya.

Bunda bisa menerapkan pola hidup sehat dengan makan makanan sehat dan bergizi, rutin minum vitamin, dan berolahraga untuk menjaga daya tahan tubuh. Pastikan pula Bunda selalu terhidrasi dengan baik dengan meminum cukup air setiap harinya.

Di lingkungan rumah, Bunda bisa menciptakan lingkungan sehat dan segar dengan memelihara tanaman yang dapat menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen seperti lidah mertua. Selain itu, Bunda sebaiknya menghindari membakar sampah karena aktivitas ini merupakan sumber polusi udara yang berbahaya untuk kesehatan.

Demikian penjelasan seputar paparan polusi udara di plasenta ibu hamil yang berhasil Bubun rangkum. Semoga bermanfaat!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda