Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

7 Ciri-ciri Darah Nifas yang Berbahaya setelah Melahirkan & Cara Mengatasinya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 23 Sep 2024 20:35 WIB

Ilustrasi Sakit Perut
7 Ciri-ciri Darah Nifas yang Berbahaya setelah Melahirkan & Cara Mengatasinya/Foto: Getty Images/iStockphoto/Phira Phonruewiangphing
Jakarta -

Tubuh Bunda akan mengeluarkan darah nifas (lokia) setelah melahirkan Si Kecil. Namun, dalam kondisi tertentu darah nifas ini juga dapat berbahaya. Kenali ciri-ciri darah nifas yang berbahaya setelah melahirkan dan cara mengatasinya.

Darah nifas merupakan darah yang keluar dari rahim setelah melahirkan, dan ini merupakan bagian normal dari proses pemulihan tubuh. Namun, penting para ibu untuk mengenali ciri-ciri darah nifas yang berbahaya agar segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Bunda dapat mengalami gejala seperti perdarahan hebat hingga bisa mengganti beberapa pembalut per jamnya. Sebenarnya, pendarahan pasca persalinan paling umum terjadi.

Dilansir Today's Parent, perdarahan ini sering terjadi setelah melahirkan, tetapi bisa terjadi hingga sekitar satu bulan pasca persalinan.  Bunda yang menjalani operasi caesar, persalinan dengan bantuan vakum atau forsep, kehamilan kembar, persalinan lama, menderita obesitas atau gangguan tekanan darah, berisiko tinggi mengalami pendarahan.

Kondisi ini akan berbahaya mengancam jiwa jika tidak ditangani. Bunda harus segera menghubungi dokter atau mencari bantuan medis jika curiga menderita pendarahan.

Penyebab umum dari perdarahan pasca persalinan seperti atonia uteri, suatu kondisi yang menyebabkan rahim kehilangan tonus otot dan kemampuannya untuk berkontraksi dengan baik, sehingga dapat menghentikan aliran darah setelah melahirkan. 

Apa saja jenis perdarahan pasca persalinan?

Ada dua jenis perdarahan pasca persalinan, yakni perdarahan persalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama setelah melahirkan dan perdarahan pascapersalinan sekunder atau lanjut terjadi 24 jam hingga 12 minggu pasca persalinan.

Kehilangan darah postpartum yang parah dapat membuat Bunda merasa lebih lelah dari biasanya setelah melahirkan, tetapi juga dapat mengancam jiwa. Karena itu sangat penting segera mendapatkan perawatan sebelum menjadi perdarahan hebat.

Penting bagi ibu dan tenaga medis untuk mewaspadai tanda-tanda perdarahan setelah melahirkan, baik dalam 24 jam pertama (perdarahan primer) maupun beberapa minggu setelahnya (perdarahan sekunder). Dengan penanganan yang tepat, kebanyakan kasus perdarahan pasca persalinan dapat diatasi dan Bunda dapat pulih dengan baik.

Ciri-ciri darah nifas yang berbahaya

Perdarahan pasca persalinan (PPH) merupakan perdarahan hebat setelah melahirkan. Ini adalah kondisi yang serius dan berbahaya.

PPH biasanya terjadi dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, tetapi dapat terjadi hingga 12 minggu pasca persalinan. Jika perdarahan terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan cepat, hasilnya akan lebih baik.

Pendarahan postpartum dalam dunia medis dianggap cukup darurat karena bisa menyebabkan kematian. "Salah satu hal terbesar yang membuat para obstetri merasa khawatir adalah perdarahan postpartum," kata Vanessa E. Torbenson, dokter obstetri-ginekolog di Minnesota, dikutip dari Mayo Clinic.

Berikut beberapa ciri darah nifas yang berbahaya dilansir Cleveland Clinic:

1. Volume darah berlebihan 

Perdarahan pasca persalinan terjadi ketika total kehilangan darah lebih dari 32 ons cairan setelah melahirkan, terlepas apakah itu persalinan pervaginam atau operasi caesar,  atau ketika perdarahan cukup parah hingga menyebabkan gejala kehilangan banyak darah atau perubahan signifikan pada denyut jantung atau tekanan darah.

Normalnya, darah nifas akan berangsur-angsur berkurang dari waktu ke waktu. Tapi, jika volume darah yang keluar terlalu banyak bisa menjadi tanda bahaya. 

2. Pusing dan pingsan

Bunda dapat mengalami gejala penurunan tekanan darah seperti pusing, penglihatan kabur atau merasa pingsan. Jika gejala tidak juga membaik dalam sepekan, Bunda perlu memeriksakan diri ke dokter. 

3. Denyut jantung meningkat

Detak jantung yang meningkat setelah melahirkan, terutama akibat perdarahan nifas yang berlebihan, merupakan bentuk respons tubuh terhadap penurunan volume darah.

Selain itu, ketika tubuh kehilangan banyak darah, jumlah oksigen yang dibawa darah juga berkurang.

4. Jumlah sel darah merah menurun

Darah yang keluar mengandung banyak sel darah merah. Semakin banyak darah yang hilang, semakin banyak pula sel darah merah yang hilang dari tubuh. 

5. Kulit pucat 

Jika jumlah sel darah merah menurun drastis akibat perdarahan, pasokan oksigen ke jaringan kulit juga berkurang. Kekurangan oksigen dapat menyebabkan kulit menjadi pucat dengan tidak cukupnya darah merah untuk memberikan warna normal pada kulit.

6. Mual atau muntah

Ketika tubuh kehilangan darah dalam jumlah besar, suplai darah dan oksigen ke organ-organ penting berkurang, termasuk ke otak dan sistem pencernaan. Ini dapat memicu mual dan muntah sebagai respons tubuh terhadap gangguan sirkulasi dan kekurangan oksigen.

7. Nyeri perut atau panggul yang memburuk

Perdarahan postpartum sekunder yang terjadi beberapa hari setelah melahirkan, dapat menyebabkan nyeri perut yang signifikan.

Cara mengatasi perdarahan postpartum berlebihan

Jika Bunda mengalami salah satu gejala ini, maka harus segera berkonsultasi dengan dokter umum atau petugas kesehatan. 

Pada kebanyakan kasus, penyedia layanan kesehatan menangani perdarahan pasca persalinan sebagai keadaan darurat. Menghentikan sumber perdarahan secepat mungkin dan mengganti volume darah merupakan tujuan penanganan perdarahan pasca persalinan.

Beberapa penanganan lain yang dilakukan antara lain:

  1. Pijat rahim untuk membantu otot-otot rahim berkontraksi.
  2. Obat untuk merangsang kontraksi seperti oksitosin, metilergonovin, dan prostaglandin.
  3. Mengeluarkan jaringan plasenta yang tertahan dari rahim.
  4. Memperbaiki robekan atau luka pada vagina, serviks, dan rahim.
  5. Memasukkan kain kasa steril ke rahim atau mengikat pembuluh darah.
  6. Menggunakan kateter atau balon untuk membantu menekan dinding rahim.
  7. Embolisasi arteri rahim.
  8. Transfusi darah.

Dalam kasus yang jarang terjadi, atau ketika metode lain gagal, penyedia layanan kesehatan dapat melakukan laparotomi atau histerektomi. Laparotomi adalah tindakan dokter bedah membuat sayatan di perut untuk menemukan sumber perdarahan.

Itulah dia penjelasan tentang ciri-ciri darah Nifas yang berbahaya setelah melahirkan. Semoga informasi ini membantu, ya Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda