KEHAMILAN
Studi Temukan Komplikasi Kehamilan Dapat Tingkatkan Risiko Kematian Dini pada Ibu
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Senin, 13 Jan 2025 08:20 WIBSeperti kita tahu, komplikasi kehamilan dapat meningkatkan risiko buruk pada janin. Tak hanya itu, studi terbaru menemukan bahwa komplikasi kehamilan juga dapat meningkatkan risiko kematian dini pada perempuan, Bunda.
Studi yang diterbitkan di jurnal JAMA Internal Medicine tahun 2024 ini menemukan bahwa perempuan yang mengalami komplikasi berat selama kehamilan memiliki peningkatan risiko kematian dini dan risiko tersebut tetap tinggi selama lebih dari 40 tahun. Komplikasi terkait ini seperti diabetes gestasional dan preeklamsia.
"Hasil kehamilan yang buruk dapat menyebabkan perubahan fisiologis kecil yang awalnya sulit dideteksi, seperti peradangan atau kelainan lain pada pembuluh darah kecil. Perubahan ini dapat bertahan atau berkembang setelah kehamilan, yang pada akhirnya menyebabkan masalah kesehatan lain yang mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun untuk muncul," kata penulis studi dan profesor departemen kedokteran keluarga dan kesehatan masyarakat di UTHealth Houston, Dr. Casey Crump.
Menurut Crump, kehamilan sebenarnya dapat memberikan kesempatan bagi Bunda untuk mengidentifikasi masalah kesehatan, terutama bila termasuk kelompok berisiko tinggi. Sementara bagi mereka yang sudah mengalami komplikasi kehamilan, diharapkan untuk menjalani perawatan medis.
"Perempuan yang mengalami hasil kehamilan yang buruk perlu tindak lanjut yang ketat dengan dokter, dimulai segera setelah melahirkan, untuk perawatan pencegahan rutin guna membantu mengurangi risiko dan melindungi kesehatan jangka panjang mereka," ungkap Crump, dilansir CNN.
Baca Juga : 17 Jenis Komplikasi Persalinan, Bunda Perlu Tahu |
Studi ini setidaknya menganalisis data pada lebih dari 2 juta perempuan yang melahirkan di Swedia antara tahun 1973 hingga 2015. Para peneliti mengamati dengan saksama berapa banyak perempuan dalam data tersebut yang mengalami salah satu dari lima komplikasi kehamilan utama, seperti diabetes gestasional, kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, preeklamsia, dan gangguan lain yang terkait dengan tekanan darah tinggi.
Peneliti juga memeriksa berapa lama perempuan tersebut hidup setelah melahirkan. Hasilnya, data menunjukkan bahwa lebih dari 88.000 perempuan telah meninggal dan kelima komplikasi kehamilan tersebut secara independen dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi di kemudian hari.
"Bukan berarti kehamilan menyebabkan atau secara langsung meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang ini. Saya menjelaskan ke pasien bahwa kehamilan adalah uji stres yang dapat mengungkap kecenderungan terhadap penyakit tertentu di kemudian hari," kata wakil ketua urusan klinis dan kepala kebidanan di NYU Langone Health, Dr. Ashley Roman.
"Kehamilan didukung oleh plasenta, yang menghasilkan hormon dan membutuhkan pasokan darah yang kaya untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Bagaimana tubuh ibu merespons hormon dan pembuluh darah yang dihasilkan oleh plasenta ini merupakan jendela awal menuju kesehatan di kemudian hari," sambungnya.
Hasil lebih rinci terkait penelitian
Penelitian yang baru saja diterbitkan ini menunjukkan bahwa lima komplikasi kehamilan memiliki risiko kematian hingga 1,5 kali lipat lebih tinggi hingga 46 tahun setelah melahirkan. Berikut hasil studi pada lima komplikasi yang dimaksud:
- Diabetes gestasional dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian sebesar 52 persen.
- Kelahiran prematur dikaitkan dengan peningkatan risiko sebesar 41 persen.
- Melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko sebesar 30 persen.
- Preeklamsia dengan peningkatan risiko sebesar 13 persen.
- Gangguan hipertensi lainnya dengan peningkatan risiko sebesar 27 persen.
Data menunjukkan bahwa kelima komplikasi kehamilan tersebut dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular hingga 2,5 kali lipat dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami hasil kehamilan yang buruk.
Sementara itu, perempuan yang pernah melahirkan prematur atau melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko kematian akibat penyakit pernapasan hingga 2 kali lipat lebih tinggi dan risiko kematian akibat kanker hingga 1,2 kali lipat lebih tinggi.
Terakhir, risiko kematian akibat diabetes diketahui lebih dari 2 kali lipat lebih tinggi pada perempuan dengan kelahiran prematur atau preeklamsia dan 25 kali lipat lebih tinggi pada mereka yang mengidap diabetes gestasional.
"Sangat mengejutkan bahwa kelima hasil kehamilan yang merugikan tersebut dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian bahkan lebih dari 40 tahun setelah melahirkan," kata Crump.
"Kami menemukan bahwa peningkatan kematian tersebut disebabkan oleh berbagai penyebab kematian, termasuk penyakit jantung, diabetes, gangguan pernapasan, dan kanker. Hal ini menunjukkan bahwa ada berbagai jalur dasar yang memerlukan penelitian tambahan untuk diidentifikasi lebih lanjut."
Perlu dicatat ya, studi terbaru ini tidak menyertakan data tentang faktor lain yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan, seperti pola makan atau aktivitas fisik. Meski begitu, kita telah mengetahui bahwa gaya hidup sehat dapat menurunkan risiko komplikasi kehamilan.
Demikian hasil studi terbaru terkait risiko kematian akibat komplikasi kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)Simak video di bawah ini, Bun:
Bumil Simak Ya, Ini 10 Manfaat Melakukan USG Kehamilan
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Studi Terbaru Ungkap Komplikasi Kehamilan Serius Meningkat Selama Pandemi
Mengenal Vasa Previa, Kondisi Keluarnya Pembuluh Darah Janin
Ini Penyebab Mata Tak Bisa Melihat Usai Melahirkan Menurut Dokter
Bunda Perlu Waspada, 6 Faktor yang Tingkatkan Risiko Komplikasi Kehamilan
TERPOPULER
Jangan Ucap "Bilang ke Bunda" pada Anak, Ini Dampak dan Kalimat Penggantinya
5 Potret Indah Kalalo dan Suami Bule Tetap Romantis 14 Tahun Menikah
Pita Pink dan Oktober: Apa Maknanya di Balik Bulan Peduli Kanker Payudara?
Tahu Jenis Kelamin Bayi Sekarang atau Nanti saja? Ini Alasan Berbeda Orang Tua soal Gender Reveal
Segar & Hemat! Anggur Globe & Muscat Diskon Spesial di Transmart
REKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Balsem Bayi yang Aman dan Nyaman untuk Kulit Si Kecil
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Primer Make Up Tahan Lama
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
Review Es Krim Baskin Robbins Musk Melon & Popping Shower, Rasa Favorit Nomor #1 di Jepang
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lotion Anti Nyamuk untuk Bayi yang Aman untuk Kulit
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Pensil Alis Warna Coklat Muda yang Bisa Jadi Pilihan Bunda
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Dio Anak Pertama Andre Taulany akan Kuliah ke London, Beri Pesan Haru untuk Ayah dan Adik
Jangan Ucap "Bilang ke Bunda" pada Anak, Ini Dampak dan Kalimat Penggantinya
Pita Pink dan Oktober: Apa Maknanya di Balik Bulan Peduli Kanker Payudara?
Tahu Jenis Kelamin Bayi Sekarang atau Nanti saja? Ini Alasan Berbeda Orang Tua soal Gender Reveal
5 Potret Indah Kalalo dan Suami Bule Tetap Romantis 14 Tahun Menikah
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Ananda Omesh Akui Tak Mudah Jaga Iman Usai Pulang Ibadah dari Tanah Suci
-
Beautynesia
Ramalan Zodiak Minggu Ini: Hubungan, Karier, dan Keuangan di 13 - 19 Oktober 2025
-
Female Daily
Workout Sampai Night Out, Ini Cara Ketiak Tetap Cerah & Fresh Seharian!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Potret Seunghan eks RIIZE Melokal Jajan di Blok M, Main Sinetron Asmara Gen Z
-
Mommies Daily
Jangan Salah Pilih! Ini Cara Menentukan Les Sesuai Karakter Anak Menurut Psikolog Pendidikan