Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kisah Bunda Tuntut Dokter Kandungan Akibat Proses Melahirkan Terburu-buru, Sebabkan PTSD dan Stoma

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 29 May 2025 13:40 WIB

Ilustrasi Melahirkan
Ilustrasi Melahirkan/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Kisah Bunda melahirkan sudah banyak dibagikan di media sosial. Tak sedikit yang membagikan pengalaman tidak mengenakan selama persalinan.

Beberapa waktu lalu, Bunda bernama Amy Stead, pernah membagikan pengalaman buruknya saat melahirkan anak ke publik. Perempuan 37 tahun ini bahkan sampai mengalami post traumatic stress disorder (PTSD) dan stoma karena proses melahirkan yang dianggap terburu-buru.

Akibat kondisinya tersebut, Stead juga memutuskan untuk menuntut dokter kandungan yang membantunya bersalin. Tak tanggung-tanggung, ia meminta ganti rugi lebih dari setengah juta pound atau sekitar Rp10 miliar atas cedera yang dialaminya saat melahirkan.

Tuntut dokter kandungan dan RS

Pada tahun 2019, Stead melahirkan anak pertamanya yang telah dinanti selama tiga tahun. Ia mengalami robekan yang sangat parah selama persalinan, sehingga membuatnya harus menggunakan stoma secara permanen. Stoma merupakan lubang buatan di lapisan kulit perut yang digunakan untuk mengeluarkan zat sisa pencernaan.

"Ternyata saya memiliki lubang di antara vagina dan rektum, tetapi lubang itu sama sekali tidak terlihat," kata Stead, dilansir laman Sky News.

Ia mengatakan dokter kandungannya 'terburu-buru untuk pergi atau menyelesaikan persalinan', sehingga dokter tidak menyadari robekan tersebut.

"Seandainya ia meluangkan lebih banyak waktu dan memerhatikan tindakannya, ia mungkin melihatnya, dan mereka dapat menidurkan saya dan melakukan tindakan dengan benar," ungkap Stead.

Idap PTSD setelah melahirkan

Stead mengidap PTSD dan merasakan sakit selama setahun setelah putranya lahir. Hal itu seperti merenggut kebahagiaannya yang sudah menantikan momongan sejak lama.

"Rasanya seperti semua kegembiraan karena memiliki bayi pertama saya telah tersedot," kata perempuan 37 tahun ini.

Stead pun memutuskan untuk menuntut rumah sakit tempatnya bersalin. Keputusan ini sangat sulit bagi Stead, mengingat ia juga bekerja di rumah sakit ini, Bunda.

Setelah menjalani proses hukum selama lima tahun, Stead pun mendapatkan ganti rugi. Perempuan asal Wrexham, Inggris, ini telah menerima uang ganti rugi sebesar £575.000 atau sekitar Rp12 miliar.

Penyebab dan penanganan PTSD usai melahirkan

Dikutip dari Mayo Clinic, PTSD adalah kondisi kesehatan mental yang disebabkan oleh peristiwa yang sangat menegangkan atau menakutkan. Gejala PTSD dapat berupa kilas balik kejadian tersebut, mimpi buruk, kecemasan berat, dan pikiran yang tidak terkendali tentang peristiwa yang dialami atau dilihat.

Gejala PTSD dapat dimulai dalam tiga bulan pertama setelah peristiwa traumatis terjadi. Namun terkadang, gejala mungkin tidak muncul hingga bertahun-tahun setelah kejadian.

PTSD juga dapat terjadi karena trauma persalinan, Bunda. Menurut studi di Frontiers in Psychology tahun 2017, 1 dari 10 perempuan akan mengalami PTSD setelah melahirkan.

Melansir dari laman Cleveland Clinic, trauma karena persalinan bisa bersifat fisik atau emosional. Penyebabnya dapat memengaruhi Bunda atau bayi.

Trauma fisik saat melahirkan biasanya terkait dengan cedera atau sesuatu yang dapat Bunda lihat atau sentuh selama proses tersebut. Sementara itu, trauma kelahiran emosional bersifat psikologis dan sesuatu yang Bunda rasakan karena pengalaman tersebut.

Pemulihan dari trauma kelahiran berbeda-beda pada setiap orang. Semuanya tergantung pada apa yang terjadi selama persalinan dan seberapa parah peristiwa tersebut.

Demikian kisah Bunda menuntut dokter kandungan karena mengalami PTSD dan stoma setelah melahirkan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda