KEHAMILAN
Benarkah Kanker Serviks Bisa Menular dari Toilet Duduk? Simak Faktanya
Amrikh Palupi | HaiBunda
Senin, 28 Jul 2025 08:40 WIBKanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang menyerang leher rahim (serviks) dan banyak dikaitkan dengan infeksi Human Papillomavirus (HPV).
Sayangnya, masih banyak beredar mitos di masyarakat mengenai penularan kanker serviks, salah satunya adalah anggapan bahwa kanker serviks bisa menular melalui toilet duduk umum. Apakah hal tersebut benar? Simak fakta berikut yuk Bunda.
Apa itu kanker serviks?
Kanker serviks adalah jenis kanker yang sering menyerang perempuan. Kanker serviks terjadi ketika sel-sel abnormal di leher rahim berkembang tidak terkendali.
Penyebab utama dari kanker ini adalah infeksi HPV risiko tinggi, terutama tipe 16 dan 18. HPV sendiri adalah virus yang sangat umum dan ditularkan terutama melalui kontak kulit ke kulit saat aktivitas seksual.
Kanker serviks biasanya berkembang perlahan dan dapat diobati jika ditangani dengan cepat. Gejala kanker serviks termasuk pendarahan yang tidak normal, nyeri saat berhubungan seksual, dan pendarahan yang berlangsung lebih lama dari biasanya.
Menurut World Health Organization (WHO), hampir semua kasus kanker serviks lebih dari 95 persen terkait dengan infeksi HPV yang ditularkan secara seksual.
Apakah kanker serviks bisa menular lewat toilet duduk?
Mengutip laman Verywellhealth, Human papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum di Amerika Serikat. Karena itu, banyak mitos dan informasi keliru tentang cara penularannya salah satunya lewat toilet duduk umum.
Kemungkinan tertular HPV dari toilet duduk sangat tidak mungkin karena virus ini tidak bertahan lama di permukaan benda, dan penularannya membutuhkan kontak langsung dengan kulit atau membran mukosa.
Faktanya, belum ada bukti yang meyakinkan bahwa HPV bisa ditularkan dari seseorang ke suatu benda, lalu ke orang lain yang disebut transmisi melalui benda mati (fomite transmission). Namun, ada beberapa temuan lain yang menimbulkan kekhawatiran. Secara keseluruhan, sebagian besar penularan HPV terjadi dari orang ke orang melalui kontak fisik, sehingga risiko tertular HPV dari virus yang hidup di permukaan benda relatif kecil.
Benda mati seperti handuk basah diduga bertanggung jawab atas beberapa kasus HPV pada anak-anak. Dalam skenario ini, orang tua yang terinfeksi mungkin tanpa sadar memindahkan virus ke handuk, lalu menggunakan handuk itu pada anaknya tak lama setelahnya.
Keberadaan HPV pada benda-benda juga telah dibuktikan. Alat USG yang digunakan di dalam tubuh, termasuk alat untuk pemeriksaan USG transvaginal, dapat terkontaminasi HPV, termasuk jenis-jenis berisiko tinggi.
Jika ini terjadi, bahkan beberapa disinfektan tingkat tinggi pun tidak mampu sepenuhnya menghilangkan virus. Untungnya, metode kimia seperti sonikasi dengan hidrogen peroksida, serta metode non-kimia seperti radiasi ultraviolet C, tampak efektif untuk membunuh virus tersebut.
Pada studi lama dari Skandinavia secara khusus meneliti keberadaan DNA HPV pada dudukan toilet dan lantai di lingkungan resor yang lembap. Hasilnya tidak menemukan bukti adanya virus yang dapat menularkan kanker serviks melalui dudukan toilet.
Fakta penularan kanker serviks
HPV ditularkan melalui kontak kulit ke kulit dengan pasangan yang terinfeksi, terutama selama aktivitas seksual. Seseorang bisa saja memiliki HPV tanpa menyadarinya, dan tetap bisa menularkan HPV kepada orang lain meskipun tidak menunjukkan tanda atau gejala apa pun. Aktivitas seksual yang dapat menularkan virus ini antara lain:
- Hubungan seks vaginal
- Hubungan seks anal
- Seks oral
- Menyentuh alat kelamin pasangan yang terinfeksi lalu menyentuh alat kelamin sendiri
- Berciuman
- Fisting atau fingering
- Menggunakan sex toy yang tidak didesinfeksi setelah digunakan oleh orang yang terinfeksi
- Kontak langsung antara alat kelamin (baik pasangan sejenis maupun lawan jenis).
Penularan nonseksual kanker serviks
Sementara penularan nonseksual dapat terjdi di antaranya.
1. Transmisi transplasenta (jarang terjadi)
Dalam kasus yang tidak umum, HPV dapat berpindah dari ibu yang terinfeksi ke dalam rahim selama kehamilan. DNA HPV telah ditemukan dalam cairan amnion dan tali pusat.
2. Dari ibu yang terinfeksi ke bayi saat melahirkan secara vaginal (transmisi perinatal)
Penularan diduga terjadi saat bayi melewati jalan lahir. Hal ini dapat menyebabkan papilloma di mulut, tenggorokan, atau paru-paru bayi.
3. Kontak digital (tangan)
Orang tua atau pengasuh yang memiliki kutil terkait HPV di tangan mereka bisa menularkan virus ke bayi saat mengganti popok.
4. Auto-inokulasi
Seseorang dapat menyebarkan virus dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya, misalnya dengan menyentuh kutil kelamin lalu menyentuh mulut.
Pencegahan infeksi HPV
Beberapa cara untuk mengurangi risiko infeksi HPV antara lain:
1. Vaksinasi
Gardasil 9 adalah satu-satunya vaksin HPV yang disetujui di Amerika Serikat.
2. Tingkatkan kesadaran
Pahami bahwa virus ini ada, dan seseorang bisa terinfeksi meskipun tidak menunjukkan gejala.
3. Lakukan seks aman
Praktik seks aman sangat penting untuk mengurangi risiko HPV dan IMS lainnya.
4. Batasi jumlah pasangan seksual
Semakin sedikit pasangan seksual, semakin kecil kemungkinan tertular HPV.
5. Gunakan kondom
Penggunaan kondom yang tepat dapat mengurangi risiko HPV hingga 70 persen pada perempuan.
6. Cuci tangan
Mencuci tangan dapat mengurangi risiko tertular HPV atau menularkannya ke orang lain atau ke bagian tubuh lain.
7. Lakukan pap smear secara rutin
Infeksi HPV tanpa gejala pun dapat menyebabkan kanker serviks, jadi penting untuk mengikuti panduan pemeriksaan Pap smear dan tes HPV dalam beberapa kasus.
Kesimpulannya kanker serviks tidak bisa menular melalui toilet duduk ya Bunda. Penularan utama terjadi karena infeksi HPV yang ditularkan lewat kontak seksual.
Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan vaksin HPV, melakukan skrining rutin, dan menerapkan perilaku seksual yang sehat untuk mencegah risiko kanker serviks seperti yang sudah dijelaskan di ulasan. Semoga informasinya bermanfaat ya Bunda.