Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

5 Komplikasi Kehamilan Ini Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Stroke Seumur Hidup

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Rabu, 30 Jul 2025 08:30 WIB

ibu hamil dan dokter
5 Komplikasi Kehamilan Ini Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Stroke Seumur Hidup/Foto: Getty Images/DragonImages
Daftar Isi
Jakarta -

Bunda mungkin mengira risiko stroke hanya mengintai saat usia sudah lanjut. Namun siapa sangka, beberapa komplikasi kehamilan justru bisa jadi pemicu awal stroke di kemudian hari, bahkan bertahun-tahun setelah melahirkan?

Kondisi tertentu yang muncul selama kehamilan bisa meninggalkan dampak jangka panjang tanpa disadari. Meskipun gejalanya hilang setelah persalinan, risikonya tetap bisa membayangi kesehatan Bunda hingga usia lanjut.

Nah, agar Bunda makin waspada dan bisa jaga kesehatan sejak dini, yuk simak lima komplikasi kehamilan yang diam-diam bisa meningkatkan risiko stroke seumur hidup.

5 Komplikasi kehamilan yang berpotensi tinggi hadirkan stroke seumur hidup

Sebuah studi besar yang dimuat dalam European Heart Journal mengungkapkan bahwa beberapa komplikasi kehamilan bisa meningkatkan risiko stroke yang berlangsung seumur hidup, Bunda.

Penelitian ini dilakukan oleh tim dari UTHealth Houston, Amerika Serikat, dengan menganalisis data lebih dari 2 juta perempuan yang melahirkan antara tahun 1973 hingga 2015. Mereka juga melacak kejadian stroke yang terjadi hingga tahun 2018, lalu membandingkan tingkat risiko stroke antara perempuan dengan komplikasi kehamilan dan yang tidak mengalaminya.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sekitar 30 persen perempuan mengalami setidaknya satu komplikasi selama kehamilan. Dan yang semakin mengejutkan, risiko stroke tetap tinggi pada kelompok tersebut, bahkan hingga 46 tahun setelah melahirkan.

Lantas, apa saja komplikasi kehamilan yang dimaksud? Berikut lima di antaranya yang patut diwaspadai, Bunda.

1. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional adalah kondisi meningkatnya kadar gula darah yang terjadi selama kehamilan, meskipun sebelumnya Bunda tidak memiliki riwayat diabetes. Perubahan hormon saat hamil diduga mengganggu kerja insulin, sehingga gula darah jadi sulit dikendalikan.

Dalam temuan studi ini, perempuan yang mengalami diabetes gestasional tercatat memiliki hampir dua kali lipat risiko terkena stroke dibandingkan mereka yang tidak. Lebih mengejutkan lagi, risikonya justru bisa meningkat seiring waktu, bahkan setelah kadar gula kembali normal setelah melahirkan.

Kadar gula darah yang tinggi bisa merusak dinding pembuluh darah secara perlahan. Kalau tidak dijaga dengan baik, kondisi ini bisa memicu penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak suatu hari nanti.

2. Preeklamsia

Komplikasi kehamilan berikutnya yang wajib diwaspadai sebagai faktor risiko stroke adalah preeklamsia. Kondisi ini biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu dan ditandai dengan tekanan darah sangat tinggi. Gejalanya bisa berupa bengkak berlebihan, sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, hingga tingginya kadar protein dalam urin.

Preeklamsia diketahui dapat meningkatkan risiko stroke hingga 36 persen. Ini disebabkan oleh peradangan menyeluruh dalam tubuh dan gangguan pada fungsi plasenta yang merusak pembuluh darah kecil secara perlahan.

Dampak preeklamsia ternyata tidak berhenti setelah persalinan, Bunda. Jika tidak diawasi secara medis, kondisi ini bisa terus memengaruhi kesehatan pembuluh darah, termasuk aliran darah ke otak, dan meningkatkan risiko gangguan jantung.

3. Tekanan darah tinggi

Hipertensi saat hamil seringkali tidak menunjukkan gejala yang mencolok, tapi dampaknya tidak bisa dianggap sepele. Meski tidak selalu berkembang menjadi preeklamsia, tekanan darah yang tinggi tetap menjadi sinyal bahaya yang perlu diwaspadai, ya, Bunda.

Penelitian menemukan bahwa perempuan yang mengalami hipertensi selama kehamilan memiliki risiko stroke hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan yang tidak. Kondisi ini bisa merusak dinding pembuluh darah secara bertahap, termasuk pembuluh halus di otak.

Dalam jangka panjang, kerusakan tersebut berpotensi mengganggu aliran darah ke otak dan meningkatkan risiko gangguan saraf maupun kardiovaskular. Oleh karena itu, Bunda harus rutin memeriksa tekanan darah, bahkan setelah melahirkan.

4. Kelahiran prematur

Tak hanya berdampak pada bayi, kelahiran prematur ternyata bisa menyimpan risiko serius bagi kesehatan Bunda. Sayangnya, hal ini sering kali luput dari perhatian karena fokus lebih banyak tertuju pada kondisi Si Kecil.

Para ahli menemukan fakta bahwa perempuan yang melahirkan sebelum usia kandungan 37 minggu memiliki risiko stroke yang lebih tinggi hingga 40 persen. Salah satu penyebabnya diduga berasal dari peradangan kronis atau gangguan sirkulasi darah selama kehamilan.

Kondisi tersebut bukan hanya memicu persalinan dini, tapi juga bisa memperburuk fungsi pembuluh darah dan meningkatkan risiko gangguan serius seperti stroke.

5. Bayi lahir dengan berat badan rendah

Komplikasi kehamilan yang satu ini sering kali terabaikan, padahal dampaknya sangat signifikan terhadap kesehatan Bunda. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah dapat mencerminkan adanya gangguan serius selama kehamilan, seperti aliran nutrisi dan oksigen yang tidak optimal akibat fungsi plasenta yang terganggu.

Ibu yang mengalami komplikasi kehamilan berupa kelahiran bayi dengan berat di bawah normal diketahui memiliki risiko stroke 26 persen lebih tinggi dibandingkan ibu yang melahirkan bayi dengan berat cukup. Hal ini diyakini berkaitan erat dengan proses peradangan kronis dan kerusakan pembuluh darah kecil yang dimulai sejak masa kehamilan dan terus berlanjut setelah persalinan.

Akibatnya, peradangan dalam tubuh Bunda dapat memengaruhi sistem pembuluh darah, termasuk aliran darah ke otak. Risiko stroke pun akan semakin meningkat apabila tidak ditangani secara medis dengan tepat dan sedini mungkin.

ibu hamil dan dokteribu hamil dan dokter/ Foto: Getty Images/DragonImages

Cara menghindari komplikasi kehamilan pemicu stroke

Komplikasi kehamilan sebenarnya bisa menjadi sinyal awal bahwa tubuh sedang menyimpan potensi risiko penyakit serius, termasuk stroke. Profesor dari Department of Family & Community Medicine UTHealth Houston sekaligus peneliti utama dalam studi ini, Casey Crump, menegaskan bahwa riwayat kehamilan yang bermasalah seharusnya tidak diabaikan begitu saja setelah persalinan.

Sayangnya, banyak perempuan yang tidak mendapat pemantauan lanjutan usai melahirkan. Padahal, perempuan yang mengalami komplikasi saat hamil sebaiknya segera beralih dari layanan kebidanan ke layanan kesehatan primer.

“Ibu yang mengalami komplikasi saat hamil sebaiknya langsung dialihkan dari layanan kebidanan ke layanan kesehatan primer,” kata Crump, dikutip laman Escardio.

Tujuan utamanya adalah memastikan Bunda mendapatkan pendampingan medis jangka panjang yang terarah, guna mengelola berbagai faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi kesehatan di masa depan. Mulai dari obesitas, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol yang tidak terkontrol, hingga pola hidup yang kurang seimbang.

Bagi Bunda yang pernah mengalami salah satu komplikasi kehamilan di atas, tidak perlu khawatir, ya. Risiko stroke memang meningkat, tetapi bukan berarti tidak bisa dicegah.

Para ahli menyarankan beberapa langkah penting yang dapat Bunda lakukan untuk menjaga kesehatan jangka panjang, yaitu:

  • Rutin periksa tekanan darah, kadar gula, dan kolesterol
  • Menjaga pola makan sehat dan bergizi
  • Aktif bergerak atau rutin berolahraga
  • Menghindari rokok dan minuman beralkohol
  • Menjaga berat badan ideal
  • Tidak melewatkan kontrol kesehatan secara berkala

Itulah lima komplikasi kehamilan yang berisiko memicu stroke di kemudian hari. Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda