Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Waspada! Kecemasan saat Hamil Bisa Sebabkan Komplikasi Persalinan, Ini Cara Deteksi Dininya

Azhar Hanifah   |   HaiBunda

Kamis, 07 Aug 2025 14:12 WIB

Penyebab janin stres dalam kandungan
Waspada! Kecemasan saat Hamil Bisa Sebabkan Komplikasi Persalinan, Ini Cara Deteksi Dininya/Foto: Getty Images/iStockphoto/stefanamer
Daftar Isi
Jakarta -

Menghadapi kehamilan memang menjadi momen penuh kebahagiaan bagi banyak Bunda. Namun, di balik rasa bahagia itu, sebagian ibu hamil justru menghadapi tekanan psikologis, seperti munculnya kecemasan yang berlebihan.

Menurut data terbaru, hampir 30 persen ibu hamil mengalami gangguan kecemasan, namun sayangnya, banyak dari mereka yang tidak terdiagnosis dengan benar dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat.

Kecemasan saat hamil bukan sekadar perasaan khawatir biasa. Jika tidak ditangani sejak awal, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi serius pada proses persalinan hingga berdampak pada kesehatan ibu dan bayi.

Melansir dari laman Parents, kecemasan yang terus berlanjut dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, hingga memperbesar kemungkinan munculnya depresi pascamelahirkan.

Bunda perlu memahami bahwa mengenali gejala kecemasan sejak dini dan mengetahui cara penanganannya bisa menjadi langkah krusial untuk menjaga kesehatan fisik dan mental selama masa kehamilan. Yuk, simak lebih lanjut informasi penting berikut ini.

Mengapa kecemasan saat hamil berbahaya?

Kecemasan yang tidak dikelola dengan baik selama masa kehamilan bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan emosi, serta berdampak pada kondisi janin.

Menurut Dr. Heidi Cox, psikolog klinis dan pendiri The Centered Space Psychology Group, hormon seperti estrogen, progesteron, dan HCG yang meningkat selama kehamilan bisa memperparah gejala kecemasan.

Gangguan tidur yang umum dialami ibu hamil juga menjadi pemicu tambahan. Masih mengutip dari laman Parents, kecemasan saat hamil dapat menyebabkan komplikasi seperti persalinan prematur, bayi lahir dengan berat rendah, hingga kesulitan dalam membangun ikatan emosional antara ibu dan bayi.

Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memengaruhi perkembangan emosional Si Kecil.

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kecemasan pada ibu hamil meliputi riwayat gangguan psikologis, konflik dalam keluarga, pengalaman traumatis, serta tekanan dari lingkungan sosial.

Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai dan segera mencari pertolongan jika mulai merasakan gejala-gejala kecemasan yang mengganggu.

Cara tim medis bekerja sama mengurangi kecemasan ibu hamil

Salah satu metode terkini yang terbukti ampuh dalam mengatasi kecemasan selama masa kehamilan adalah pendekatan perawatan secara kolaboratif.

Pendekatan ini melibatkan tim yang terdiri dari dokter kandungan, psikolog, perawat, dan bidan yang bekerja bersama dalam satu jalur perawatan.

Dr. Misty Richards dari UCLA Health menyatakan bahwa pendekatan perawatan secara kolaboratif dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mental ibu, memperlancar proses persalinan, dan meminimalisasi kendala dalam mengakses layanan kesehatan.

“Ibu hamil yang merasa dipahami serta mendapat dukungan dari tim yang mengerti kondisi psikologisnya, cenderung lebih tenang dan nyaman selama menjalani masa kehamilan,” ungkap Dr. Richards.

Selain itu, perawatan kolaboratif juga memungkinkan pemantauan menyeluruh terhadap kondisi ibu, sehingga gejala kecemasan bisa terdeteksi lebih awal dan ditangani dengan pendekatan yang tepat, termasuk konseling, mindfulness, atau terapi motivasi.

Ilustrasi Ibu Hamil StresIlustrasi Ibu Hamil Cemas/ Foto: Getty Images/iStockphoto/shih-wei

Apakah terapi CBT cukup efektif?

Meski terapi kognitif perilaku atau CBT (Cognitive Behavioral Therapy) masih dianggap sebagai metode utama dalam mengatasi kecemasan, studi terbaru mengungkap bahwa terapi ini belum tentu cukup jika diterapkan secara tunggal.

Dr. Richards menyarankan agar pendekatan awal dimulai dengan terapi suportif atau mindfulness yang lebih lembut, sebelum masuk ke proses restrukturisasi kognitif yang lebih intens.

“Banyak ibu hamil merasa lebih nyaman ketika mendapatkan dukungan emosional terlebih dahulu, sebelum diminta mengerjakan tugas-tugas terapi yang kompleks,” jelas Dr. Richards.

Hal ini penting, terutama mengingat kondisi ibu hamil yang rentan lelah, kekurangan tidur, dan sering kali merasa tidak cukup baik sebagai calon ibu.

Namun, penting juga untuk dipahami bahwa tidak semua metode cocok untuk semua ibu. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter atau psikolog kandungan adalah langkah terbaik untuk menentukan pendekatan yang sesuai dengan kondisi masing-masing.

Bunda, mengenali gejala kecemasan sejak dini dan memilih pendekatan perawatan yang tepat bisa membantu melewati masa kehamilan dengan lebih tenang dan sehat, baik secara fisik maupun mental. Semoga artikel ini bermanfaat ya, Bunda!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda