Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Persalinan Caesar Diprediksi Capai 38 Juta pada 2030, WHO Buat Panduan Baru

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Kamis, 14 Aug 2025 17:30 WIB

Lama operasi caesar
Ilustrasi Operasi Caesar/ Foto: Getty Images/FatCamera
Daftar Isi
Jakarta -

Operasi caesar kini menjadi salah satu metode persalinan yang banyak dipilih pasangan suami istri. Operasi caesar adalah proses melahirkan bayi melalui sayatan (bedah) yang dibuat di perut dan rahim seorang perempuan.

Dalam kebanyakan kasus, persalinan caesar biasanya dipilih karena beberapa alasan medis, seperti masalah pada plasenta, ukuran bayi besar, posisi bayi sungsang, hamil bayi kembar, atau Bunda memiliki kondisi medis yang membuat persalinan pervaginam tidak bisa dilakukan.

Beberapa tahun belakangan, alasan medis tak lagi menjadi penyebab pasangan suami istri memutuskan untuk melahirkan caesar. Banyak di antaranya memilih waktu persalinan caesar untuk menghindari rasa takut atau bahkan mencari tanggal baik.

"Beberapa perempuan mungkin meminta operasi caesar meskipun persalinan pervaginam dapat dilakukan. Alasannya mungkin karena rasa takut atau cemas akan proses persalinan. Keputusan ini harus dipertimbangkan dengan saksama dan didiskusikan dengan dokter kandungan," kata American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dalam laman resminya.

Angka ibu melahirkan secara caesar

Munculnya berbagai macam alasan tersebut membuat angka persalinan caesar naik dari tahun ke tahun, Bunda. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), proporsi perempuan di seluruh dunia yang melahirkan melalui operasi caesar terus meningkat dari 6 persen di tahun 1990, menjadi 21 persen pada tahun 2018, dan diperkirakan mencapai 30 persen pada 2030.

Proyeksi menunjukkan bahwa 38 juta perempuan akan melahirkan melalui operasi caesar pada tahun 2030, dan 88 persen dari operasi ini akan terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

WHO bakal buat panduang baru persalinan caesar

WHO menjelaskan, persalinan caesar adalah operasi kompleks yang memerlukan serangkaian langkah praoperatif, intraoperatif, dan pascaoperatif yang secara umum dapat diklasifikasikan menjadi intervensi bedah, medis dan anestesi. Seperti halnya operasi lainnya, operasi caesar dikaitkan dengan risiko jangka pendek dan jangka panjang.

"Risiko jangka panjang dapat berlanjut hingga bertahun-tahun setelah persalinan dan memengaruhi kesehatan perempuan, anak, dan kehamilan di masa mendatang," tulis WHO, dikutip dari website resmi.

Nah, untuk meningkatkan kualitas layanan, keamanan, dan efisiensi, serta pelatihan dan penelitian tentang operasi caesar, WHO melihat pentingnya melakukan standarisasi praktik berdasarkan bukti yang tersedia.

Sampai saat ini, belum ada konsensus berbasis bukti internasional tentang langkah-langkah tepat yang harus digunakan saat melakukan operasi caesar, Bunda. Tak hanya itu, masih ditemukan variasi yang luas dalam praktik operasi caesar di antara ahli bedah, rumah sakit, dan negara.

Dalam konteks tersebut, WHO akan mengembangkan rekomendasi intervensi berbasis bukti untuk melakukan operasi caesar. Technical Advisory Group (TAG) untuk WHO Maternal and Perinatal Health bakal memprioritaskan pengembangan pedoman ini pada Mei 2024.

Selanjutnya, pertemuan Guideline Development Group (GDG) subkelompok bedah akan diadakan dari 10 hingga 12 Juni 2025 untuk meninjau dan menyepakati intervensi bedah yang akan dibahas dalam rekomendasi ini. Hingga berita ini diturunkan, isi rekomendasi belum dipublikasikan ke publik.

Sebelumnya, Pejabat Medis di WHO Dr. Ana Pilar Betra sempat mengutarakan pentingnya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengambil keputusan untuk melahirkan caesar. Melalui konsultasi ini, Betra berharap para perempuan bisa mengetahui risiko dan manfaat dari proses persalinan yang dipilih.

"Penting bagi semua perempuan untuk dapat berbicara dengan penyedia layanan kesehatan dan menjadi bagian dari pengambilan keputusan tentang persalinan mereka, menerima informasi yang memadai termasuk risiko dan manfaatnya. Dukungan emosional merupakan aspek penting dari perawatan berkualitas selama kehamilan dan persalinan," kata Betra.

Risiko menjalani persalinan caesar

Sama seperti operasi besar lainnya, persalinan caesar memiliki risiko. Masalah mungkin terjadi pada sebagian kecil operasi dan biasanya dapat ditangani. Namun, dalam kasus yang sangat jarang, komplikasi bisa serius atau bahkan fatal,

Berikut beberapa risiko operasi caesar, menurut ACOG:

  • Infeksi sayatan kulit, rahim, dan organ panggul di dekatnya
  • Bunda berisiko kehilangan darah yang cukup banyak hingga memerlukan transfusi darah
  • Mengalami pembekuan darah di kaki, organ panggul, atau paru-paru
  • Cedera usus atau kandung kemih
  • Reaksi alergi terhadap obat-obatan atau jenis anastesi yang digunakan

Perlu dicatat, persalinan caesar juga dapat meningkatkan risiko untuk kehamilan berikutnya. Risiko ini meliputi masalah plasenta, ruptur uterus, dan histerektomi. Beberapa masalah plasenta dapat menyebabkan komplikasi serius.

Demikian panduan baru dari WHO terkait persalinan caesar. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda