KEHAMILAN
Kanker saat Hamil, Cara Mendeteksi hingga Penanganan yang Aman untuk Janin
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Sabtu, 16 Aug 2025 13:10 WIBKanker saat hamil bisa saja terjadi. Meski begitu, diagnosis kanker saat hamil merupakan hal yang langka atau tidak umum terjadi, Bunda.
Dilansir Healthline, kanker adalah sekelompok besar penyakit yang terjadi ketika sel-sel abnormal membelah dengan cepat dan dapat menyebar ke jaringan dan organ lain. Sel-sel yang tumbuh cepat ini dapat menyebabkan tumor dan mengganggu fungsi normal tubuh.
"Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker menyumbang hampir 1 dari 6 kematian pada tahun 2020. Para ahli bekerja keras untuk menguji pengobatan kanker baru setiap harinya," ungkap praktisi perawat onkologi dewasa, Dr. Faith Selchick.
Menurut ulasan di jurnal World Journal of Oncology tahun 2019, kanker selama kehamilan terjadi sekitar 1 per 1.000 kehamilan setiap tahunnya, atau setara dengan 0,07 hingga 0,1 persen dari seluruh kejadian tumor ganas. Keganasan kanker yang paling umum dan terkait kehamilan adalah melanoma atau kanker kulit, kanker payudara, kanker serviks, limfoma, dan leukemia (kanker darah).
Jenis kanker seperti melanoma keganasan hematopoietik, dan kanker paru-paru dilaporkan dapat bermetastasis ke plasenta dan janin, di mana melanoma menyumbang hampir sepertiga dari semua kasus.
Deteksi kanker selama kehamilan
Dikutip dari laman American Cancer Society, kanker selama kehamilan biasanya terdeteksi ketika seseorang memeriksakan diri ke dokter setelah menemukan adanya benjolan baru, nyeri di area tertentu, dan perubahan tubuh lainnya. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan rutin atau tes laboratorium selama kehamilan dapat menunjukkan sesuatu yang abnormal dan mengarah ke kanker, Bunda.
Meski dapat terjadi, kanker saat hamil sebenarnya sulit dideteksi. Tanda-tanda kanker sering kali mirip dengan tanda kehamilan atau masalah kesehatan umum lainnya.
Berikut beberapa tanda kanker yang mirip dengan tanda hamil:
- Payudara dapat membesar, muncul benjolan, dan nyeri akibat perubahan kadar hormon selama kehamilan. Perubahan ini dapat mempersulit dokter untuk mendeteksi benjolan baru hingga ukurannya membesar.
- Pendarahan dari rektum bisa jadi disebabkan oleh wasir yang tidak berbahaya dan umum terjadi selama kehamilan. Namun, pendarahan ini juga bisa menjadi tanda kanker usus besar atau rektum.
- Kelelahan sangat umum terjadi saat hamil karena faktor hormon, kurang aktif bergerak, anemia, atau penambahan berat badan. Anemia dapat terjadi selama kehamilan normal. Namun, anemia juga bisa menjadi tanda kanker darah seperti leukemia atau limfoma.
- Pertumbuhan janin dan rahim selama kehamilan dapat menyulitkan deteksi tumor ovarium.
Bila Bunda menemukan benjolan, merasakan nyeri baru di area tubuh, atau melihat perubahan lain yang mengkhawatirkan, jangan diabaikan ya. Segera periksa ke dokter untuk memastikan penyebabnya.
Deteksi kanker selama hamil juga dapat dipastikan dengan pemeriksaan medis. Berikut beberapa jenis pemeriksaan yang dianggap aman:
- Mammogram (rontgen payudara) dapat mendeteksi sebagian besar kanker payudara dan umumnya dianggap aman.
- Pemeriksaan ultrasonografi (USG) yang tidak menggunakan radiasi.
- Rontgen dada menggunakan sedikit radiasi.
- Pemindaian computed tomography (CT) atau CT scan dapat dilakukan tapi bukan menjadi pilihan utama.
- Magnetic resonance imaging (MRI) yang tidak menggunakan radiasi.
- Pemindaian tulang dengan paparan radiasi kecil.
- Pemindaian positron emission tomography (PET) dapat dilakukan pada beberapa kasus.
Apakah kehamilan dapat memengaruhi tingkat kesembuhan kanker?
Kehamilan dapat mempersulit deteksi, diagnosis, dan pengobatan kanker. Beberapa pasien dan dokter mungkin memilih untuk menunggu hingga akhir kehamilan sebelum memulai pengobatan. Tetapi, bukan berarti pengobatan tidak dapat dilakukan saat hamil ya, Bunda.
"Kanker biasanya dapat diobati dengan aman selama kehamilan, meskipun jenis dan waktu perawatan mungkin dipengaruhi oleh kehamilan. Jika perempuan hamil dan mengidap kanker, maka ia mungkin harus membuat pilihan yang sulit. Penting untuk mendapatkan bantuan ahli dan memastikan perempuan mengetahui semua pilihan yang tersedia," tulis American Cancer Society.
Saat mempertimbangkan berbagai pilihan, penting untuk memahami potensi manfaat dan risiko. Selain berbicara dengan dokter, ibu hamil mungkin memerlukan bantuan dari tenaga kesehatan profesional lainnya seperti konselor atau psikolog.
Ada beberapa jenis pengobatan kanker saat hamil yang dapat dilakukan oleh tenaga medis, yakni:
- Operasi kanker umumnya dilakukan pada periode-periode tertentu dalam kehamilan.
- Kemoterapi tampaknya memiliki efek samping yang terbatas bagi janin bila diberikan pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. Namun, kemoterapi tidak disarankan untuk dilakukan di trimester pertama.
- Terapi radiasi pada area perut atau panggul tidak aman selama kehamilan. Namun, radiasi pada area yang lebih jauh di dalam tubuh, misalnya leher, mungkin bisa menjadi pilihan dalam kondisi tertentu.
Pengobatan kanker lainnya, seperti terapi hormon dan terapi obat yang ditargetkan kemungkinan dapat membahayakan janin dan biasanya tidak diberikan selama kehamilan. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengetahui seberapa besar risiko pengobatan imunoterapi terhadap janin.
Perlu dicatat, pilihan pengobatan kanker selama kehamilan akan bergantung pada beberapa hal, seperti:
- Jenis kanker
- Ukuran dan lokasi kanker atau tumor
- Apakah kanker telah menyebar dan jika ya, seberapa jauh penyebarannya
- Usia kehamilan
- Kesehatan Bunda secara keseluruhan
Preferensi pribadi pasien
Demikian serba-serbi kanker dan penanganannya selama hamil. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)Simak video di bawah ini, Bun:
Ketahui Risiko Kehamilan bagi Bunda dengan Obesitas
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kisah Mpok Alpa Lawan Kanker hingga Wafat, Sempat Jalani Pengobatan saat Hamil Anak Kembar
Kisah Bunda Didiagnosis Kanker saat Periksa Kehamilan, Jalani Kemoterapi Sebelum Melahirkan
Kisah Bunda Didiagnosis Kanker Payudara Beberapa Hari Sebelum Melahirkan Anak Pertama
Bismillah Kunikahi Suamimu, Film tentang Getirnya Ibu Hamil dengan Kanker Usus
TERPOPULER
Selamat! Mayden dan Hengky Resmi Menikah, Intip Potretnya
Beragam Mitos Kehamilan Populer & Masih Dipercaya Banyak Bumil di Dunia, Simak Faktanya
5 Kisah Perempuan Sukses yang Membangun Kekayaan Sendiri
5 Potret Evi Masamba Hamil Anak Ketiga, Sempat Ngidam Makanan Unik yang Sulit Dicari
Momen Manis Nana Mirdad bersama Baby Kira yang Ditemukan di Dekat Rumah Setahun Lalu
REKOMENDASI PRODUK
Review Es Krim Baskin Robbins Musk Melon & Popping Shower, Rasa Favorit Nomor #1 di Jepang
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lotion Anti Nyamuk untuk Bayi yang Aman untuk Kulit
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Pensil Alis Warna Coklat Muda yang Bisa Jadi Pilihan Bunda
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Bronzer untuk Pemula hingga Kulit Sawo Matang
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Skincare Bayi yang Aman untuk Kulit Si Kecil
Mutiara PutriTERBARU DARI HAIBUNDA
Selamat! Mayden dan Hengky Resmi Menikah, Intip Potretnya
Beragam Mitos Kehamilan Populer & Masih Dipercaya Banyak Bumil di Dunia, Simak Faktanya
5 Resep Sayur untuk Balita 2 Tahun yang Susah Makan, Lezat dan Menyehatkan
Obat Batuk Picu Kematian 16 Anak di India, BPOM Pastikan Indonesia Aman
Syifa Hadju Dilamar El Rumi di Swiss, Cincinnya Curi Perhatian Publik
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
FIFA Bongkar Pengadu soal Data Palsu 7 Pesepak Bola Naturalisasi Malaysia
-
Beautynesia
3 Alasan Kenapa Drama Korea Genie, Make A Wish Wajib Masuk Daftar Tontonan
-
Female Daily
Technogym Buka Showroom di Jakarta, Bawa Pengalaman Wellness Kelas Dunia ke Ibu Kota!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Sinopsis All the Devil's Men di Bioskop Trans TV, Dibintangi Milo Gibson
-
Mommies Daily
Hobi Makan Es Batu, Ternyata Bisa Jadi Tanda Anemia?