KEHAMILAN
Tes Genetik Ini Mampu Bantu Perempuan Usia 35+ Lebih Cepat Hamil dengan IVF
Amrikh Palupi | HaiBunda
Kamis, 04 Sep 2025 11:40 WIBBagi perempuan berusia 35 tahun ke atas, mendapatkan kehamilan sering kali menjadi tantangan besar karena penurunan kualitas sel telur seiring bertambahnya usia. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa tes genetik pada embrio IVF perempuan usia 35+ dapat meningkatkan peluang kehamilan sekaligus mengurangi risiko keguguran.
Mengutip laman News.sky, tes genetik pada embrio IVF dapat membantu perempuan berusia di atas 35 tahun untuk lebih cepat hamil, menurut hasil sebuah uji coba. Langkah ini juga dapat memangkas risiko kegagalan implantasi dan keguguran, sehingga mengurangi 'beban emosional' akibat harus menjalani siklus IVF berulang kali.
Tes genetik bantu kesuksesan hamil perempuan 35+
Tes ini dikenal dengan nama Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A). Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan bahwa embrio memiliki jumlah kromosom yang tepat sebelum ditanamkan ke dalam rahim.
Aneuploidy adalah kondisi genetik ketika sel memiliki jumlah kromosom yang tidak normal bisa berlebih atau berkurang dari jumlah normal 46 kromosom. Kondisi ini dapat menyebabkan keguguran, cacat lahir, hingga gangguan genetik seperti sindrom Down. Perempuan berusia di atas 35 tahun berisiko lebih tinggi mengalami aneuploidy, karena kualitas sel telur biasanya menurun seiring usia.
Hasil penelitian
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Clinical Medicine ini melibatkan 100 perempuan berusia 35 hingga 42 tahun yang menjalani perawatan kesuburan di King’s Fertility, Inggris. Setengah dari peserta penelitian menjalani IVF dengan tambahan tes PGT-A, sedangkan sisanya tidak. Hasilnya sebagai berikut:
- Perempuan yang menjalani PGT-A dapat hamil dengan jumlah percobaan IVF lebih sedikit.
- Tingkat kelahiran hidup setelah hingga tiga kali transfer embrio mencapai 72 persen pada kelompok PGT-A, dibandingkan dengan 52 persen pada kelompok tanpa tes.
Artinya, tes ini berpotensi mempercepat keberhasilan IVF sekaligus mengurangi beban fisik dan emosional dari percobaan yang berulang.
Meskipun ini merupakan studi percontohan dan perbedaannya belum mencapai signifikansi statistik karena ukuran sampel yang kecil, tren yang terlihat menunjukkan adanya potensi manfaat yang layak untuk diteliti lebih lanjut dalam uji coba multi-sentra dengan skala yang lebih besar.
Risiko dan keterbatasan PGT-A
Namun, tes PGT-A tidak tersedia di layanan kesehatan nasional (NHS) dan memiliki sejumlah risiko. Badan regulator fertilitas Inggris, HEFA, menjelaskan bahwa tes ini melibatkan pengambilan biopsi dengan cara mengangkat satu atau beberapa sel dari embrio.
Proses ini terkadang dapat merusak embrio dan mencegahnya berkembang setelah dipindahkan ke dalam rahim. HEFA juga menambahkan bahwa ada kemungkinan terjadinya salah diagnosis dalam tes ini.
Pendapat para ahli
Mengutip laman Medical, Dr. Yusuf Beebeejaun dari King's College London dan King's Fertility mengatakan jumlah perempuan yang memulai keluarga di usia di atas 35 tahun semakin meningkat, dan perempuan dalam kelompok usia ini lebih mungkin menghasilkan embrio dengan jumlah kromosom yang tidak normal. Hal ini meningkatkan risiko kegagalan implantasi dan keguguran.
"Temuan kami menunjukkan bahwa penggunaan PGT-A secara terarah pada kelompok usia ini dapat membantu lebih banyak wanita untuk memiliki bayi lebih cepat, sekaligus mengurangi beban emosional akibat siklus yang gagal berulang kali," ujar Dr. Yusuf Beebeejaun dari King's College London dan King's Fertility.
Penulis utama, Dr. Sesh Sunkara dari King’s College London dan King’s Fertility, menambahkan Dengan berfokus secara khusus pada perempuan berusia 35-42 tahun dan memasukkan embrio mosaik, kami telah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum cukup dieksplorasi dalam penelitian sebelumnya.
"Meskipun diperlukan uji coba multi-sentra dengan skala lebih besar untuk mengonfirmasi temuan ini, meningkatkan efisiensi perawatan dengan waktu yang lebih singkat untuk mencapai kehamilan dan kelahiran hidup dapat membantu mengurangi beban fisik dan emosional IVF bagi wanita dengan usia reproduksi lanjut," tutur Dr. Sesh Sunkara.
Dr. Ippokratis Sarris, Direktur King’s Fertility sekaligus penulis pendamping penelitian, mengatakan penelitian ini merupakan bukti dari dedikasi dan keahlian tim di King’s Fertility. Seluruh pasien tidak hanya direkrut dan dirawat di sini, tetapi juga seluruh pekerjaan embriologi dilakukan oleh staf laboratorium kami.
"Kami bangga telah memimpin uji coba pionir ini, yang membahas salah satu pertanyaan terpenting dalam perawatan IVF bagi perempuan berusia di atas 35 tahun, dan kami menantikan untuk mengembangkan temuan ini melalui studi multi-sentra dengan skala lebih besar," kata Dr. Ippokratis Sarris.
Kesimpulannya nih Bunda bahwa tes genetik PGT-A menjadi salah satu inovasi yang menjanjikan dalam dunia fertilitas, terutama bagi perempuan berusia 35 tahun ke atas. Dengan potensi meningkatkan keberhasilan IVF sekaligus mengurangi risiko keguguran. Oleh karena itu, tes PGT-A bisa menjadi harapan baru bagi perempuan berusia 35 tahun ke atas untuk mendapatkan anak melalui IVF.
Meski terobosan baru, namun tes genetik PGT-A memiliki risiko dan keterbatasan yang perlu dipertimbangkan ya Bunda. Konsultasi dengan dokter spesialis fertilitas sangat penting sebelum memutuskan untuk menjalani tes ini.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)Simak video di bawah ini, Bun:
Kenali Gejala, Penyebab & Cara Mengatasi Penurunan Libido pada Wanita
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memutuskan Program Bayi Tabung
3 Kisah Haru Bunda Sukses Bayi Tabung, Melahirkan Pertama Kali di Usia 73 Tahun
Haru, Perjuangan Pasangan Jalani 15 Kali Bayi Tabung demi Punya Anak
5 Tips Kelola Stres dan Emosi Selama Jalani Program Bayi Tabung
TERPOPULER
Hamish Daud Unggah Momen Manis Bersama Raisa di Ultah Pernikahan Ke-8, Banjir Doa dari Netizen
Ketahui Manfaat Luar Biasa dari Menyusui Bayi Meski hanya 2 Minggu
Tidak Divaksin saat Hamil, Ibu Kehilangan Bayi Baru Lahir yang Meninggal karena Batuk Rejan
Istilah MPASI Gluten Free, Apa Artinya?
Saatnya Belanja Bulanan Bun! Diskon Besar-besaran di Transmart Full Day Sale
REKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Maskara Waterpoof dan Bikin Lentik Tahan Lama
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Obat Maag Cair yang Aman untuk Anak, Pilih yang Terbaik & Ampuh untuk Si Kecil
KinanREKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Loose Powder untuk Kulit Kering hingga Berminyak
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Anak untuk Mengatasi Susah Buang Air Besar
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Skincare Anak 8 Tahun yang Aman dan Cara Memilihnya yang Tepat
Nadhifa FitrinaTERBARU DARI HAIBUNDA
5 Potret Terbaru Dio Putra Andre Taulany yang Melanjutkan Kuliah di London
Istilah MPASI Gluten Free, Apa Artinya?
Ketahui Manfaat Luar Biasa dari Menyusui Bayi Meski hanya 2 Minggu
Tidak Divaksin saat Hamil, Ibu Kehilangan Bayi Baru Lahir yang Meninggal karena Batuk Rejan
Hamish Daud Unggah Momen Manis Bersama Raisa di Ultah Pernikahan Ke-8, Banjir Doa dari Netizen
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Tak Disangka, Jackie Chan Sempat Takut Main Film Hollywood Gara-Gara Hal Ini
-
Beautynesia
Kecil Tapi Kaya Gizi, Ini Sederet Manfaat Telur Puyuh untuk Kesehatan yang Belum Banyak Diketahui
-
Female Daily
Menenangkan hingga Menegangkan, Ini 4 Drama Korea Bulan September yang Layak Kamu Lirik!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Rosie Huntington-Whiteley Pamer Perut Rata di Red Carpet Festival Film Venice
-
Mommies Daily
Jangan Asal Download! Ini 7 Aplikasi Kids Mode yang Benar-benar Aman