Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Benarkah Morning Sickness saat Hamil Dapat Menurunkan Risiko Keguguran? Simak Hasil Studi

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 03 Nov 2025 07:50 WIB

Ilustrasi Morning Sickness saat Hamil
Ilustrasi Morning Sickness saat Hamil/ Foto: Getty Images/Jajah-sireenut
Jakarta -

Morning sickness saat hamil dapat membuat Bunda sulit melakukan aktivitas harian. Tak hanya itu, morning sickness juga bisa membuat ibu hamil enggan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

Menurut jurnal yang diterbitkan di Autonomic Neuroscience tahun 2017, diperkirakan 70 hingga 80 persen ibu mengalami morning sickness. Keluhan ini biasanya dimulai sekitar minggu ke-6 kehamilan.

Hingga kini, banyak mitos mengaitkan morning sickness dengan kondisi kehamilan. Salah satunya menganggap bahwa keluhan ini sebagai tanda kehamilan sehat hingga dianggap bisa risiko keguguran di trimester pertama.

Lantas, benarkah morning sickness saat hamil dapat menurunkan risiko keguguran?

Studi tentang morning sickness dan keguguran

Sebuah studi terbaru di JAMA Internal Medicine pada tahun 2016 mengungkap pandangan baru terkait mitos morning sickness yang disebut bisa menurunkan risiko keguguran. Studi ini dianggap cukup kredibel karena subjek didaftarkan sebelum konsepsi. Dalam studi ini, subjek mencatat gejala morning sickness bahkan sebelum mereka tahu sedang hamil.

Para perempuan yang berpartisipasi dalam penelitian ini setidaknya pernah mengalami satu atau dua kali keguguran sebelumnya. Hampir dua pertiga di antaranya melaporkan mual pada minggu kedelapan kehamilan, dan lebih dari seperempatnya mengalami morning sickness, Bunda. Menurut studi, mual saja atau mual yang disertai muntah dikaitkan dengan penurunan risiko keguguran sebesar 50 hingga 75 persen.

"Di antara perempuan dengan satu atau dua riwayat keguguran, keluhan morning sickness terjadi di awal kehamilan dan dikaitkan dengan penurunan risiko keguguran," demikian hasil studi, dikutip dari laman Harvard Health Publishing.

Secara lebih rinci, data studi dikumpulkan dari 15 Juni 2007 hingga 15 Juli 2011. Perempuan dalam studi ini diikuti selama enam siklus menstruasi saat mencoba untuk hamil dan selama kehamilan jika konsepsi berhasil.

Dalam catatan harian prakonsepsi dan kehamilan, peserta menilai morning sickness sebagai tidak ada, hanya mual saja, muntah sekali sehari, atau muntah lebih dari sekali sehari. Catatan harian prakonsepsi digunakan untuk mengukur morning sickness sejak minggu ke-2 kehamilan hingga kehamilan dipastikan secara medis.

Pada minggu ke-12 hingga ke-26 kehamilan, peserta lalu diminta untuk mengisi kuisioner bulanan yang menjelaskan gejala mual dan muntah selama empat minggu sebelumnya. Lama morning sickness yang dinilai, yakni tidak pernah, jarang (sebulan sekali), kadang-kadang (2-3 kali sebulan), cukup sering (1-2 kali seminggu), sering sekali (3-6 kali seminggu), atau setiap hari.

Seperti dijelaskan sebelumnya, hasil studi menemukan kaitan morning sickness dengan penurunan risiko keguguran. Temuan ini mengatasi keterbatasan analitik dan desain sebelumnya, serta mewakili data paling definitif yang tersedia, yang menunjukkan hubungan protektif antara morning sickness pada awal kehamilan dengan risiko keguguran. Hasil studi juga dapat memberikan ketenangan bagi perempuan yang mengalami gejala-gejala sulit ini selama kehamilan.

Cara mengatasi morning sickness saat hamil

Meski dikaitkan dengan penurunan risiko keguguran, keluhan morning sickness dapat mengganggu aktivitas. Morning sickness dapat disebabkan karena perubahan hormon, kelebihan air liur, dan pengaruh makanan.

Melansir dari beberapa sumber, ada beberapa cara untuk mengatasi morning sickness saat hamil, yakni:

  1. Mengubah kebiasaan makan, misalnya makan dalam jumlah sedikit tapi sering. Berusaha makan ketika perut terasa enak, dengan porsi kecil atau makan 5 sampai 6 kali sehari untuk mencegah perut kosong dan mempertahankan kadar gula darah agar stabil.
  2. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan protein dapat membantu mengatasi rasa mual. Selain itu, banyak juga makan buah dan sayuran selama kehamilan.
  3. Jangan langsung terburu-buru bangun di pagi hari. Cobalah duduk sebentar dan makan camilan atau biskuit untuk mencegah mual.
  4. Hindari konsumsi makanan yang memicu rasa mual, seperti makanan berbau menyengat, berlemak, dan pedas.
  5. Minum cairan yang cukup selama Bunda mengalami morning sickness ya. Minumlah untuk menggantikan cairan yang hilang selama muntah atau mencegah dehidrasi.
  6. Tingkatkan asupan vitamin B6 karena efektif mengurangi rasa mual pada Bunda hamil. Vitamin ini bisa didapatkan dari sereal, alpukat, dan pisang.
  7. Minum air jahe hangat untuk mengurangi rasa mual. Selain minuman, Bunda juga bisa mengunyah permen jahe.

Demikian hasil studi yang mengaitkan morning sickness dengan penurunan risiko keguguran selama hamil. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda