kehamilan
Hasil Studi Terbaru Sebut Morning Sickness Parah Bikin Perempuan Takut Hamil Lagi
HaiBunda
Sabtu, 25 Oct 2025 07:00 WIB
Morning sickness yang parah atau ekstrem dapat terjadi di awal kehamilan. Kondisi ini disebut juga hiperemesis gravidarum, Bunda. Pada kebanyakan kasus, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum perlu menjalani perawatan medis untuk mencegah kekurangan nutrisi.
Penelitian tentang hiperemesis gravidarum sudah banyak dilakukan. Baru-baru ini, studi menemukan dampak emosional dan fisik yang berat karena morning sickness yang parah.
Dilansir laman News Medical, survei yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE ini mengungkap bahwa lebih dari separuh perempuan yang mengalami morning sickness parah mempertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan mereka. Kemudian, 9 dari 10 perempuan mengatakan bahwa mereka pernah berpikir untuk tidak memiliki anak lagi.
Survei ini merupakan salah satu investigasi paling komprehensif tentang pengalaman perempuan dengan hiperemesis gravidarum. Penulis utama Associate Professor Luke Grzeskowiak mengatakan bahwa temuan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan perawatan yang lebih baik dan berbasis bukti bagi ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
"Hiperemesis gravidarum bukan sekadar mual di pagi hari, melainkan kondisi serius yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental, hubungan, dan keputusan perempuan tentang kehamilan di masa mendatang," kata Grzeskowiak.
"Studi kami menunjukkan bahwa banyak perempuan tidak mendapatkan dukungan atau bantuan yang mereka butuhkan, dan itu adalah sesuatu yang harus segera kita atasi."
Hasil survei terkait dampak hiperemesis gravidarum
Survei ini dilakukan pada 289 perempuan di Australia. Hasil survei menemukan bahwa 54 persen perempuan mempertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan karena gejala hiperemesis gravidarum. Sementara itu, 90 persen mempertimbangkan untuk tidak memiliki anak lagi.
Kondisi hiperemesis gravidarum juga dikaitkan dengan tingginya tingkat kecemasan dan depresi. Setidaknya, 62 persen responden melaporkan bahwa mereka 'sering' atau 'selalu' mengalami perasaan ini selama kehamilan. Meskipun gejalanya parah, hanya setengah dari perempuan yang disurvei menilai bahwa pengobatan yang umum digunakan cukup efektif.
Perlu diketahui, ada beberapa obat yang dianggap efektif dalam mengatasi keluhan hiperemesis gravidarum, seperti ondansetron, doksilamin, dan kortikosteroid. Namun, banyak perempuan melaporkan efek samping yang signifikan, termasuk konstipasi, sedasi (mudah mengantuk), dan gangguan kognisi.
"Perempuan sering diresepkan beberapa obat untuk mengatasi gejala mereka, tetapi kenyataannya banyak dari pengobatan ini memiliki dampak tersendiri," ujar Grzeskowiak.
"Kami membutuhkan bukti yang lebih baik untuk mengambil keputusan terkait pengobatan dan memastikan perempuan mendapat dukungan untuk membuat pilihan yang tepat," sambungnya.
Di luar gejala fisik, studi ini juga menggambarkan gambaran suram tentang dampak hiperemesis gravidarum yang lebih luas terhadap kehidupan perempuan. Setidaknya, lebih dari separuh responden melaporkan gangguan besar pada kemampuan mereka untuk bekerja, mengasuh anak, menjaga hubungan dengan orang lain, dan melakukan tugas sehari-hari.
Sementara itu 37 persen responden meminta induksi persalinan dini untuk mengakhiri kehamilan lebih cepat karena tingkat keparahan gejala hiperemesis gravidarum.
"Gejala perempuan terlalu sering dianggap sebagai bagian normal dari kehamilan. Padahal sebenarnya mereka mengalami kondisi yang tepat untuk mengubah hidup," ungkap rekan penulis studi dan pendiri organisasi Hyperemesis Australia, Caitlin Kay-Smith.
"Kita perlu beralih dari pendekatan satu ukuran untuk semua dan menuju perawatan personal yang mengakui dampak penuh dari hiperemesis gravidarum."
Meski studi ini menghasilkan temuan yang cukup mengejutkan, para peneliti tetap menyarankan studi lanjut untuk mengetahui efek jangka panjang dari hiperemesis gravidarum.
Demikian studi terbaru yang meneliti dampak hiperemesis gravidarum pada emosional seorang perempuan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kehamilan
Kisah Bunda Melahirkan dalam Kondisi Koma Usai Alami Morning Sickness Parah
Kehamilan
Penelitian Terbaru Ungkap Penyebab Morning Sickness Parah pada Ibu Hamil
Kehamilan
Benarkah Mual Muntah saat Hamil Pertanda Janin Kuat? Ketahui Faktanya
Kehamilan
Kisah Bunda Trauma Hamil Usai Alami Morning Sickness Ekstrem
Kehamilan
Kisah Ibu yang Muntah Ekstrem karena Hiperemesis Gravidarum
5 Foto
Kehamilan
7 Potret Kehamilan Kedua Dinda Hauw, Shaka bakal Punya Adik Perempuan Nih
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Emesis Gravidarum: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Perbedaannya dengan Hiperemesis Gravidarum
Terungkap Alasan 7 dari 10 Ibu Hamil Alami Mual, Simak Tips Mengatasinya
Mual Parah saat Hamil Dapat Tingkatkan Risiko Masalah Kesehatan Mental, Ini Hasil Studi