Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kapan Puncak Mual dan Muntah Muncul dan Hilang saat Hamil? Ini Fakta Medisnya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 29 Oct 2023 08:45 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil Sedih
Ilustrasi Mual dan Muntah saat Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/
Daftar Isi
Jakarta -

Mual dan muntah merupakan salah satu tanda awal kehamilan. Banyak orang mengaitkan mual dan muntah saat hamil dengan kondisi janin yang sehat, Bunda.

Mual dan muntah dikenal juga dengan istilah morning sickness. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), mual dan muntah saat hamil merupakan kondisi yang umum terjadi.

Meski disebut 'morning sickness', ibu hamil dapat mengalami mual dan muntah kapan saja sepanjang hari. Beberapa ibu hamil merasa mual dalam waktu singkat setiap hari, atau bisa satu sampai dua kali per hari.

"Mual dan muntah saat hamil biasanya tidak membahayakan janin, namun dapat memengaruhi hidup ibu hamil, termasuk kemampuan untuk bekerja atau melakukan aktivitas normal sehari-hari," tulis ACOG dalam laman resminya.

Dalam kasus yang lebih parah, mual dan muntah dapat berlangsung terus-menerus hingga menjadi hiperemesis gravidarum. Bila tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan ibu hamil dehidrasi dan janin kekurangan nutrisi.

Puncak mual dan muntah saat hamil

Menurut American Pregnancy Association (APA), lebih dari 50 persen ibu hamil mengalami morning sickness. Sementara menurut jurnal yang diterbitkan di Autonomic Neuroscience tahun 2017, disebutkan bahwa 70 hingga 80 persen ibu hamil mengalami mual dan muntah.

Tanda-tanda awal kehamilan ini umumnya dimulai sekitar minggu ke-6 kehamilan. Sementara menurut ACOG, mual dan muntah dapat terjadi sejak usia kehamilan 9 minggu, Bunda.

Kondisi mual dan muntah akan hilang pada usia kehamilan 14 minggu. Tapi, bagi beberapa perempuan, keluhan ini dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.

Hal yang sama juga dijelaskan dr. Suririnah dalam buku Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Menurutnya, mual dan muntah biasanya akan berakhir pada usia kehamilan 14 minggu. Sementara itu, waktu terjadinya keluhan ini bisa setiap saat, tidak hanya di pagi hari.

"Mual biasanya berakhir pad 14 minggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketika, tapi ini jarang terjadi," kata Suririnah.

Ilustrasi Mual pada Ibu HamilIlustrasi Mual pada Ibu Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/geargodz

Penyebab mual dan muntah saat hamil

Mual dan muntah saat hamil tak terjadi begitu saja ya, Bunda. Ada beberapa penyebab yang mendasari terjadinya kondisi ini, yakni:

1. Perubahan hormon

Mual dan muntah dapat terjadi karena peningkatan kadar hormon kehamilan, yaitu hormon human chorionic gonadotropin (hCG), yang puncaknya berlangsung di pagi hari. Hormon ini pertama kali diproduksi oleh embrio yang sedang berkembang setelah pembuahan. Beberapa ahli mengaitkan hubungan antara hCG dengan mual dan muntah.

Selain hCG, peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron juga dikaitkan dengan morning sickness di awal kehamilan. Peningkatan hormon estrogen pada ibu hamil 100 kali lebih tinggi dibandingkan tidak hamil. Tapi meski dipercaya menyebabkan mual dan muntah, hingga kini belum ada bukti yang menunjukkan perbedaan kadar estrogen ibu hamil yang memiliki gejala atau tidak.

Sementara itu, hormon progesteron yang tinggi di awal kehamilan dapat mengendurkan otot-otot rahim untuk mencegah persalinan dini. Hormon ini juga bisa mengendurkan usus, sehingga menyebabkan penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) yang terkadang menyebabkan mual dan muntah.

2. Kelebihan air liur

Kelebihan air liur adalah salah satu perubahan yang dialami tubuh selama hamil. Penyebabnya juga dipengaruhi oleh perubahan hormon kehamilan, Bunda.

Air liur yang berlebih cenderung terkumpul di mulut, sehingga menambah rasa mual dan menghilangkan nafsu makan. Apapun penyebabnya, kelebihan air liur di awal kehamilan masih dianggap normal dan tidak berbahaya asalkan pola makan tidak terganggu.

3. Pengaruh makanan

Mual dapat muncul karena perut kosong setelah beberapa jam atau tidak makan selama periode waktu yang cukup lama. Keengganan untuk makan ini memang bisa muncul di awal kehamilan karena flulktuasi hormon.

Selain itu, morning sickness juga bisa terjadi karena pengaruh makanan atau perubahan suasana di mulut, misalnya timbul rasa logam saat mengonsumsi makanan tertentu. Rasa mual juga dapat dipicu oleh bau-bau makanan yang Bunda anggap menyengat.

Tips mengatasi mual dan muntah saat hamil

Sebenarnya, mual dan muntah saat hamil dapat dicegah, Bunda. Berikut beberapa tips untuk mengatasi dan mencegahnya:

  1. Mengubah kebiasaan makan, misalnya makan dalam jumlah sedikit tapi sering. Berusaha makan ketika perut terasa enak, dengan porsi kecil atau makan 5 sampai 6 kali sehari untuk mencegah perut kosong dan mempertahankan kadar gula darah agar stabil.
  2. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan protein dapat membantu mengatasi rasa mual. Selain itu, banyak juga makan buah dan sayuran selama kehamilan.
  3. Jangan langsung terburu-buru bangun di pagi hari. Cobalah duduk sebentar dan makan camilan atau biskuit untuk mencegah mual.
  4. Hindari konsumsi makanan yang memicu rasa mual, seperti makanan berbau menyengat, berlemak, dan pedas.
  5. Minum cairan yang cukup selama Bunda mengalami morning sickness ya. Minumlah untuk menggantikan cairan yang hilang selama muntah atau mencegah dehidrasi.
  6. Tingkatkan asupan vitamin B6 karena efektif mengurangi rasa mual pada Bunda hamil. Vitamin ini bisa didapatkan dari sereal, alpukat, dan pisang.
  7. Minum air jahe hangat untuk mengurangi rasa mual. Selain minuman, Bunda juga bisa mengunyah permen jahe.

Kapan harus ke dokter?

Mual dan muntah saat hamil memang kondisi yang normal karena pengaruh hormon. Namun, Bunda tetap harus waspada dengan keluhan ini karena bisa menjadi parah dan menyebabkan hiperemesis gravidarum.

Segera ke dokter bila Bunda mengalami mual dan muntah disertai dengan gejala:

  • Kesulitan makan
  • Berat badan turun
  • Urine berwarna gelap
  • Mengalami demam
  • Tidak bisa tidur
  • Muntah darah

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda