Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kenapa Bunda Bisa Melahirkan Anak Laki-laki Semua? Ini Penyebab di Baliknya

Annisa Aulia Rahim   |   HaiBunda

Minggu, 23 Nov 2025 13:10 WIB

Ibu dua anak
Kenapa Bunda Bisa Melahirkan Anak Laki-laki Semua? Ini Penyebab di Baliknya/Foto: Getty Images/RealPeopleGroup
Daftar Isi
Jakarta -

Bunda mungkin pernah melihat keluarga yang semua anaknya laki-laki atau sebaliknya perempuan semua. Banyak yang kemudian bertanya-tanya, “Apakah ini karena makanan? Faktor keturunan?” atau, "Bunda yang memengaruhi?”

Yuk kita bahas penyebab sebenarnya!

Jenis kelamin ditentukan oleh Ayah, bukan Bunda

Dalam proses pembuahan, jenis kelamin ditentukan oleh kombinasi kromosom:

X dari Bunda + X dari Ayah = Anak perempuan (XX)

X dari Bunda + Y dari Ayah = Anak laki-laki (XY)

Menurut penjelasan dari Genetics Home Reference yang dikutip dari NIH, sel telur Bunda selalu membawa kromosom X, sedangkan sperma Ayah bisa membawa kromosom X atau Y.

Jadi Ayahlah yang menentukan apakah bayi akan laki-laki atau perempuan.

Kalau suatu pasangan punya anak laki-laki semua, berarti kebetulan sperma yang berhasil membuahi adalah yang membawa kromosom Y.

Peluangnya tetap 50:50 setiap kehamilan

Walaupun ada faktor genetik dari Ayah yang bisa memengaruhi kecenderungan keluarga lebih sering punya anak laki-laki atau perempuan, Bunda perlu tahu satu hal penting: banyak penelitian menunjukkan bahwa peluang punya anak laki-laki atau perempuan itu seimbang, sekitar 50:50.

Salah satunya penelitian oleh James WH yang dikutip dari Human Reproduction yang menegaskan bahwa rasio jenis kelamin pada populasi normal tidak condong ke satu jenis kelamin. Artinya, meski anak pertama, kedua, atau ketiga laki-laki, peluang anak berikutnya tetap sama seperti awal.

ACOG dan Mayo Clinic menjelaskan bahwa jenis kelamin bayi adalah proses acak, dipengaruhi oleh sperma mana yang lebih dulu berhasil membuahi sel telur. Karena itu, walaupun tampak seperti sebuah pola di keluarga, secara ilmiah setiap kehamilan kembali ke peluang dasar: sekitar 50:50.

Ada kemungkinan faktor genetik dari Ayah

Beberapa penelitian menunjukkan pola menarik pada keluarga tertentu yang sering memiliki anak laki-laki semua atau perempuan semua. Beberapa studi menemukan bahwa komposisi sperma X dan Y bisa dipengaruhi oleh faktor bawaan Ayah, misalnya pola genetik keluarga. Itu sebabnya ada keluarga yang terlihat lebih sering punya anak laki-laki atau sebaliknya lebih banyak anak perempuan.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Evolutionary Biology menemukan bahwa sebagian pria memiliki kecenderungan genetik menghasilkan lebih banyak sperma pembawa Y atau X. Artinya, kalau dalam keluarga Ayah banyak anak laki-laki, ada kemungkinan ia juga menghasilkan lebih banyak sperma Y. Tapi ini bukan kepastian, hanya kecenderungan.

Selain komposisi kromosom, faktor genetik Ayah juga bisa memengaruhi kualitas sperma, seperti kemampuan berenang, kecepatan bergerak, hingga ketahanan. Kualitas ini bisa berpengaruh pada sperma mana yang lebih dulu mencapai sel telur.

Perbedaan sperma X dan Y: Mana yang menang?

Sperma Y (untuk anak laki-laki) cenderung lebih cepat berenang, tapi lebih rapuh.

Sperma X (untuk anak perempuan) lebih kuat dan tahan lama.

Teori ini pertama kali dijelaskan oleh Landrum Shettles, meski penelitian modern seperti yang dipublikasikan dalam Human Reproduction Update menyebut perbedaannya tidak cukup kuat untuk menentukan jenis kelamin secara pasti.

Intinya, siapa yang lebih dulu sampai ke sel telur tergantung banyak faktor acak, bukan hanya “kecepatan berenang”.

Waktu berhubungan tidak menentukan jenis kelamin

Bunda mungkin pernah mendengar mitos bahwa berhubungan pada waktu tertentu misalnya lebih dekat dengan masa ovulasi, bisa meningkatkan peluang hamil anak laki-laki atau perempuan. Namun, secara medis teori ini tidak terbukti. Banyak orang percaya bahwa berhubungan tepat saat ovulasi bisa meningkatkan peluang punya anak laki-laki.

Tapi penelitian besar dari New England Journal of Medicine menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara waktu berhubungan dan jenis kelamin bayi. Jadi metode seperti Shettles Method belum terbukti valid secara medis.

Bukan karena makanan, posisi, atau kondisi tubuh Bunda

Bunda mungkin pernah dengar berbagai saran, mulai dari makan tertentu biar dapat anak perempuan, sampai posisi khusus saat berhubungan supaya hamil anak laki-laki. Padahal secara medis, hal-hal seperti makanan, posisi, atau kondisi tubuh Bunda tidak menentukan jenis kelamin si Kecil.

Jadi kalau Bunda punya anak laki-laki semua, itu bukan karena pola makan, bukan karena cara berhubungan, dan bukan pula karena kondisi tubuh Bunda. Ada penjelasan ilmiah yang jauh lebih tepat.

Faktanya, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan Mayo Clinic, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa makanan tertentu, posisi berhubungan, waktu ovulasi, atau kondisi tubuh ibu dapat memengaruhi jenis kelamin bayi.

Kedua lembaga medis besar ini menegaskan bahwa jenis kelamin bayi sepenuhnya ditentukan oleh kromosom dari sperma ayah pada saat pembuahan, bukan oleh perilaku atau pola hidup ibu.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda