kehamilan
Autisme pada Anak Bisa Dipengaruhi oleh Komplikasi Kehamilan, Ini yang Perlu Diketahui
HaiBunda
Sabtu, 06 Dec 2025 19:10 WIB
Daftar Isi
Bunda, belum banyak yang mengetahui bahwa autisme dapat dipengaruhi oleh komplikasi yang terjadi saat hamil. Mengetahui apa saja yang menjadi penyebab secara dini dapat mencegah terjadinya hal tersebut. Simak bagaimana komplikasi kehamilan, terutama penyakit tiroid, dapat menyebabkan autisme pada Si Kecil.
Dilansir dari New York Post, peneliti mengungkapkan peluang anak mengidap autisme bisa lebih besar jika sang ibu memiliki masalah tiroid selama hamil. Seorang ibu yang memiliki kadar hormon tiroid rendah selama tiga trimester kehamilan akan meningkatkan resiko autisme pada anak sebanyak tiga kali lipat.
Sebuah data di Amerika mengungkapkan diperkirakan 1 dari 31 anak berusia 8 tahun ke atas telah didiagnosis menderita ASD (Autism Spectrum Disorder), gangguan perkembangan neurologis yang mempengaruhi pembelajaran, perilaku, serta interaksi sosial anak.
Mengenal tiroid dan fungsi hormonnya
Tiroid merupakan kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher dan tepat di bawah jakun. Kelenjar ini lah yang menghasilkan hormon untuk mengatur metabolisme, energi, dan fungsi vital lainnya, Bunda. Hormon ini juga sangat penting dan berpengaruh untuk perkembangan otak Si Kecil, terlebih di saat awal kehamilan.
Hormon tiroid ini membantu neuron atau sel otak untuk tumbuh, bergerak, dan membentuk koneksi yang sangat penting dalam membangun kecerdasan dan komunikasi di otak. Selain itu, hormon ini mendukung perkembangan struktur produksi otak dan produksi mielin, yaitu lapisan lemak yang membantu sinyal saraf bergerak cepat. Singkatnya, hormon ini yang menjadi kunci untuk perkembangan otak yang optimal, Bunda.
Mengenal penyakit komplikasi tiroid
Penyakit tiroid merupakan sebuah kondisi kesehatan yang perlu diwaspadai, baik ketika hamil maupun tidak sedang hamil, yang ditandai dengan gangguan endokrin. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan kelenjar dalam memproduksi hormon. Jika terjadi saat Bunda hamil, penyakit tiroid bisa mengakibatkan keguguran, preeklamsia, kelahiran prematur, Si Kecil lahir dengan berat badan yang rendah, serta potensi efek jangka panjang pada kesehatan Si Kecil.
Oleh karena itu, Bun, penting untuk mengetahui sedari awal terkait risiko komplikasi kehamilan pada penyakit tiroid tersebut. Jika Bunda mengalaminya ketika hamil, tidak perlu khawatir, segerakan diri untuk melakukan pemeriksaan serta pengobatan rutin bersama ahlinya. Dengan begitu, Bunda dapat memiliki kehamilan yang sehat.
“Disfungsi tiroid kronis yang ditangani dengan tepat tidak akan membuat peningkatan risiko autisme pada keturunan. Risiko autisme lebih memungkinkan apabila hormon terus-menerus tidak seimbang dan tidak terkontrol dalam jangka waktu yang lama, terutama saat trimester-trimester penting perkembangan otak janin,” tegas Dr. Idan Menashe dosen senior di Universitas Ben-Gurion di Negev.
Gejala penyakit tiroid
Dilansir dari NIDDK, secara umum gejala masalah tiroid yang paling sering menjumpai ibu hamil adalah detak jantung terasa lebih cepat, kesulitan menahan panas, dan kelelahan. Namun, terdapat beberapa gejala lain yang bisa mengindikasikan tiroid Bunda bermasalah, seperti berikut:
- Detak jantung lebih cepat dan tidak teratur
- Tangan gemetar
- Terjadi penurunan berat badan yang sulit dijelaskan atau secara tiba-tiba
- Tidak adanya kenaikan berat badan normal selama kehamilan
Apabila saat hamil Bunda merasakan gejala seperti itu, untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan yang lebih buruk, Bunda bisa melakukan pemeriksaan ke rumah sakit untuk mendapatkan hasil medis serta penanganan yang tepat.
Cara menjaga kesehatan tiroid
Agar tiroid Bunda berfungsi secara optimal dan baik untuk Si Kecil, Bunda harus memperhatikan jumlah yodium yang dikonsumsi. Yodium adalah mineral yang sangat penting dan berfungsi untuk memproduksi hormon pada tiroid. Selama kehamilan, Si Kecil sepenuhnya bergantung pada yodium yang Bunda dapatkan dari makanan.
Dikutip dari NIDDK, kebutuhan yodium harian Bunda meningkat saat hamil. Bunda harus memenuhi setidaknya 250 mikrogram yodium per hari. Berikut adalah makanan dan minuman dengan sumber yodium terbaik yang bisa Bunda konsumsi:
- Produk susu
- Makanan laut
- Telur, daging, dan unggas
- Garam beryodium
Selain itu, para ahli juga sangat menyarankan Bunda untuk mengkonsumsi vitamin prenatal dengan kandungan 150 mikrogram yodium untuk memastikan asupan harian tercukupi, terutama jika Bunda tidak menggunakan garam beryodium. Vitamin prenatal sendiri mengandung asam folat, zat besi, kalsium, vitamin D, DHA/Omega 3, vitamin B kompleks, dan yodium yang baik untuk menunjang kesehatan Bunda dan perkembangan Si Kecil.
Apa yang Bunda konsumsi lebih baik dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter agar kesehatan Bunda dan Si Kecil lebih optimal.
Demikian risiko autisme yang terjadi pada bayi apabila seorang ibu mengidap komplikasi kehamilan. Jangan panik dan selalu komunikasikan kepada ahli agar Bunda dan Si Kecil tetap sehat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Kehamilan
Studi Terbaru Ungkap Komplikasi Kehamilan Serius Meningkat Selama Pandemi
Kehamilan
Mengenal Vasa Previa, Kondisi Keluarnya Pembuluh Darah Janin
Kehamilan
Ini Penyebab Mata Tak Bisa Melihat Usai Melahirkan Menurut Dokter
Kehamilan
Mengenal Atonia Uteri, Komplikasi Kehamilan: Penyebab, Gejala, & Cara Mengobatinya
Kehamilan
Bunda Perlu Waspada, 6 Faktor yang Tingkatkan Risiko Komplikasi Kehamilan
9 Foto
Kehamilan
9 Potret Gaya Busana Keluarga Kerajaan Inggris Usai Melahirkan
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Pakar Temukan Tes Darah untuk Deteksi Preeklamsia Sebelum Muncul Gejala di Awal Kehamilan
Ketahui 5 Risiko bila Bunda Tak Rutin Jalani Kontrol Kehamilan
Ingat Bunda Melahirkan di Usia 58 Th? Kini Ia Rayakan Hari Jadi Si Kecil