Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Balita Ini Dulu Lahir Saat Usia Kehamilan 21 Minggu

Melly Febrida   |   HaiBunda

Sabtu, 11 Nov 2017 15:34 WIB

Dulu balita ini lahir di usia kehamilan 21 minggu. Sekarang dia sudah berusia tiga tahun.
Ilustrasi bayi baru lahir/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Gadis kecil berusia 3 tahun ini dulunya lahir di usia kehamilan 21 minggu 4 hari. Bahkan menurut laporan yang diterbitkan Jurnal Pediatric, bayi tersebut mungkin bayi prematur yang dilahirkan di usia kehamilan paling muda.

Bayi prematur itu adalah buah hati pasangan Courtney Stensrud dan suaminya. "Ada berita tentang 22 minggu, 23 minggu, tapi tidak ada yang mengenai 21 minggu. Jadi saya tahu bahwa tidak ada yang bertahan hidup atau bertahan hidup pada 21 minggu," kata Courtney (35).

Di Amerika Serikat, sebagian besar pediatri dan kebidanan setuju kehamilan 22 minggu adalah batas bawah ambang kelayakan bayi yang lahir prematur. Di bawah usia kehamilan 22 minggu, biasanya kemampuan bayi untuk bertahan hidup rendah. Sementara itu, bayi disebut lahir cukup bulan jika lahir di usia kehamilan 39-40 minggu.

Bayi yang tak disebutkan namanya itu lahir karena darurat medis di awal 2014. Courtney saat berada di ruang antepartum di Methodist Children's Hospital in San Antonio, Texas, masih mencari pengalaman melahirkan di usia 21 minggu secara online. Namun nihil.

Tepat setelah Courtney melahirkan, dr Kaashif Ahmad, seorang ahli neonatologi di rumah sakit dan penulis utama laporan kasus tersebut, memberitahukan tentang peluang bertahan hidup bayi yang sangat rendah. dr Ahmad juga menasihati untuk tidak melakukan resusitasi pada bayi tersebut.

Resusitasi merupakan tindakan atau pertolongan untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan fungsi jantung yang terganggu guna kelangsungan hidup.

Kala itu, Courtney mendengarkan keterangan dokter saat ia menggendong bayi mungil yang beratnya 425 gram, dengan tali pusar masih terpasang.

"Meskipun saya mendengarkannya, saya merasakan sesuatu di dalam diri saya yang mengatakan, 'Cukup punya harapan dan iman.' Tidak masalah bagi saya jika dia 21 minggu 4 hari, saya tidak peduli, "kata Courtney seperti dilansir CNN.

Kepada dokter yang menangani anaknya, Courtney meminta untuk mencoba melakukan langkah medis demi kesehatan si kecil, termasuk resusitasi. Nasib baik berpihak pada bayi dan keluarga Courtney. Bayi prematur yang sangat kecil itu saat ini sudah tumbuh menjadi anak balita.

Courtney berharap jika ada ibu yang melahirkan prematur dan mencari informasi tentang apa yang dialaminya di Google, bisa menemukan kisahnya, sehingga para ibu dan orang tua lainnya menemukan sedikit harapan akan masa depan anaknya.

Namun Courtney meminta agar nama putrinya dan foto terbarunya dirahasiakan. Hal ini dilakukan untuk menghormati privasi keluarganya.

Terkait kasus putri kecil Courtney, dr Ahmad mengatakan hal itu adalah satu kasus saja. Perlu lebih banyak penelitian tentang kelahiran prematur yang lebih lebih rendah dari 22 minggu.

"Sangat mungkin ada banyak bayi berusia 21 minggu yang diresusitasi di tempat lain yang tidak memiliki hasil positif," kata dr Ahmad.

Namun karena kasusnya baru satu, tentu tidak bisa mengambil kesimpulan secara asal-asalan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di seluruh dunia ada sekitar 15 juta bayi lahir terlalu dini, sebelum usia kehamilan 37 minggu, setiap tahunnya. Tahun lalu, kelahiran prematur mempengaruhi sekitar 10 bayi yang lahir di Amerika Serikat. Demikian menurut Centers for Disease Control and Prevention.

Sementara itu, menurut organisasi nirlaba March of Dimes, telah terjadi peningkatan prevalensi kelahiran prematur di Amerika Serikat, dengan tambahan 8.000 bayi lahir prematur tahun lalu karena kenaikan tingkat kelahiran prematur antara tahun 2015 dan 2016.

Penyebab Lahir Prematur

dr Ahmad berharap kasus terbaru ini bisa membantu membimbing dalam mendapatkan jawaban yang benar. Dalam laporan kasus baru ini, dr Ahmad dan rekan-rekannya menggambarkan bagaimana mereka 'menghidupkan' kembali anak perempuan Stensrud.

Tim juga menggambarkan bagaimana bayi kecil itu membutuhkan perawatan yang berkepanjangan di unit perawatan intensif neonatal, yang dikenal dengan NICU. Si bayi tidak dipulangkan dari rumah sakit sampai 126 hari setelah dilahirkan.

Pada kasus Courtney, persalinan lebih dini terjadi karena ketuban pecah dini dan infeksi umum pada membran plasenta yang disebut chorioamnionitis.

Mulanya tim dokter tidak akan melakukan resusitasi jantung. "Tapi ketika ibunya meminta agar kita melakukan segalanya untuk putrinya, meski tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa bayi tersebut akan selamat, saya membuat keputusan untuk melanjutkan resusitasi yang kuat," sambung dr Ahmad.

Setelah resusitasi dilakukan, para dokter mendengar detak jantung si bayi. Tubuh yang membiru perlahan jadi memerah.

"Kami segera meletakkan tabung pernapasan di jalan napasnya. Kami mulai memberikan oksigennya, dan sangat cepat detak jantungnya mulai naik. Dia sangat perlahan berubah warna dari biru menjadi pink, dan dia benar-benar mulai bergerak dan mulai mulai bernapas dalam beberapa menit saja," tutur dr Ahmad.

Ukuran Tubuh Lebih Kecil

Pada usia 2 tahun, ukuran tubuh anak perempuan Courtney memang lebih kecil daripada teman-temannya. Meski demikian, dia meraih nilai rata-rata di tes Bayley III. Tes tersebut bertujuan untuk mengukur perkembangan anak sampai usia 3 tahun, menilai kemampuan kognitif, motor, dan bahasanya.

"Untuk gadis kecil ini, kami katakan motornya bagus yang setara dengan umur 20 bulan," lanjut dr Ahmad.

Menurut laporan, gadis kecil itu tidak mengalami gangguan pendengaran atau penglihatan atau gangguan otak. Bahkan sekarang dia sudah ikut prasekolah.

"Jika Anda tidak tahu dia sangat preemie, Anda akan mengira dia anak normal berusia 3 tahun," ucap courtney.

"Di sekolahnya, dia menjaga anak-anak berusia 3 tahun lainnya, dia suka bermain dengan anak-anak lain. Dia menyukai semua yang saya kira seperti anak berusia 3 tahun yang normal," imbuh ibunya.

Meskipun kasus bayi perempuan ini tampaknya "luar biasa," tapi pakar juga harus berhati-hati dalam menilai hasilnya dan bahkan usia kehamilan sebenarnya. "Ultrasonografi trimester pertama pada umumnya diperkirakan akurat dalam lima sampai tujuh hari, jadi mungkin saja bayi itu berusia 22 minggu saat lahir," kata dr Noelle Younge, asisten profesor pediatri di Duke University School of Medicine, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Karena perawatan neonatal dan obstetrik membaik seiring berjalannya waktu dan sejumlah besar bayi secara aktif dirawat pada usia kehamilan 22 minggu, kemungkinan ada lebih banyak kasus bayi yang bertahan dengan hasil yang baik. Namun sayangnya, sebagian besar bayi yang lahir terlalu awal tidak bertahan," tambahnya. (Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda