Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bocah Lucu Ini Dulunya Mengalami Gizi Buruk dan Cacingan

Nurvita Indarini   |   HaiBunda

Selasa, 12 Dec 2017 08:13 WIB

Bun, lihat bocah berbaju merah ini. Lucu ya. Nggak nyangka, dulunya dia adalah pasien gizi buruk.
Bocah Lucu Ini Dulunya Mengalami Gizi Buruk dan Cacingan/ Foto: Nurvita Indarini
Nias - Bocah berbaju merah ini tampak lucu dengan pipinya yang montok. Ketika melihat saya, dia langsung menyodorkan tangan minta salaman. Cup, dia lantas mengecup punggung tangan saya. Lucu!

Nggak nyangka rasanya kalau bocah bernama Sandra Natania itu dulunya pernah mengalami gizi buruk. Saat ditemukan LSM Obor Berkat Indonesia (OBI) melalui program Tango Peduli Gizi, bocah asal Nias itu memiliki perawakan kurus.

"Sebulan kita rawat, dikasih makanan bergizi, tapi kok berat badannya nggak naik-naik. Lalu dicek lebih lanjut, ternyata ada cacing kremi di perutnya," ujar dr Carla Riupassa, koordinator medis Posko OBI Nias.

Kata dr Carla, dari pemeriksaan dalam diketahui cacing di perut Sandra lumayan banyak dan membentuk seperti bola. Cacing pun dikeluarkan dari tubuh Sandra, dan bocah itu kembali mendapat perawatan perbaikan.

Setahun berlalu, Sandra sudah tinggal kembali bersama orang tua dan keluarganya. OBI dan Tango Peduli Gizi nggak ingin Sandra kembali mengalami gizi buruk, sehingga keluarganya pun diberi edukasi. Misalnya nih tentang pentingnya makan nggak asal kenyang. Apalagi anak-anak butuh tumbuh dan berkembang, sehingga pasti butuh banget nutrisi yang cukup.

Keluarga Sandra diajari menanam sayuran yang nantinya bisa dipetik dan dimasak. Sayuran tersebut ditanam dalam polybag di depan rumahnya.

Bocah Lucu Ini Dulunya Mengalami Gizi Buruk dan CacinganBocah Lucu Ini Dulunya Mengalami Gizi Buruk dan Cacingan/ Foto: Nurvita Indarini


Oh iya, Bun, Sandra adalah anak ke-delapan. Orang tua Sandra kelihatannya sudah cukup berumur, sekitar 50 tahun. Kakak Sandra usianya hanya terpaut 1-2 tahun.

"Sekarang sudah KB, nggak akan nambah anak," kata ibunda Sandra menggunakan bahasa daerah.

Di kesempatan yang sama, Harianus Zebua, Head of Corporate and Marketing Communication Orang Tua Grup, menjelaskan pada 2017 ini adalah tahun ke-tujuh program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia digelar di Nias. Setelah gempa bumi yang melanda Nias pada 2005 silam, memang banyak yang sudah membantu Nias. Namun pemberdayaan dan pendampingan pada masyarakat Nias belum selesai.

"Program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia, merupakan wujud kepedulian sosial Tango terhadap anak-anak Indonesia, khususnya di kepulauan Nias, terhadap permasalahan gizi buruk dan gizi kurang. Tango ingin membantu mempersiapkan generasi penerus bangsa yang sehat. Untuk menghasilkan generasi yang sehat salah satunya adalah dengan dipenuhinya asupan gizi yang baik" jelas Harianus.

Hingga tujuh tahun perjalanannya, program TPGAI telah menjangkau hampir seluruh wilayah Kepulauan Nias. Dimulai pertama kali pada periode tahun 2010-2011, di Desa Sisarahili (Kabupaten Nias), Desa Sitolu Banua (Kabupaten Nias Barat) dan Kota Gunungsitoli. Periode 2011-2012 fokus di Kota Gunungsitoli. Periode 2012-2013 di Desa Banua Gea (Kabupaten Nias Utara). Periode 2014-2015 di Desa Hiligodu Ulu (Kota Gunungsitoli) dan periode 2016-2017 di Desa Siwalubanua (Nias Selatan). (Nurvita Indarini/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda