Jakarta -
Pada beberapa kasus, Magnetic Resonance Imaging (
MRI) perlu dilakukan ibu menyusui. Terkait hal ini, bukan nggak mungkin timbul pertanyaan di benak ibu 'boleh enggak ya saya menyusui setelah menjalani
MRI?'?
Magnetic Resonance Imaging (
MRI) atau pencitraan resonansi magnetik adalah teknik diagnostik medis yang menghasilkan gambaran untuk memeriksa dan mendeteksi kelainan di dalam tubuh, dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio frekuensi, demikian dilansir
detikcom.
MRI tidak menggunakan sinar X, sehingga tidak menyebabkan radiasi.
MRI dapat menghasilkan gambaran-gambaran dengan potongan sangat tipis dari bagian tubuh manapun dalam waktu yang singkat.
MRI merupakan prosedur non-invasif dan tidak menyebabkan nyeri. Sampai saat ini, tidak ditemukan efek samping dari MRI.
Sejumlah ahli radiologi mengatakan seorang ibu harus berhenti menyusui dalam kurun waktu tertentu setelah menjalani pemeriksaan dengan menggunakan sinar X. Seperti sinar-X untuk ginjal.
Lymphangiogram, atau sinar X untuk saluran kandung kemih. Begitu juga dengan pemeriksaan menggunakan
MRI Scan, Bun.
Kristin Gourley, IBCLC, yang menawarkan konsultasi online di Lactation Link, bilang beberapa pemindaian aman buat ibu menyusui.
"Sebagian besar pemindaian, termasuk yang kontras, aman dilakukan ibu saat sedang menyusui. Yang tidak aman umumnya adalah isotop radioaktif, seperti yang digunakan secara khusus memindai tiroid," kata Gourley kepada
Romper.
Senada dengan Gourley, pakar laktasi internasional, Jack Newman menjelaskan rekomendasi dokter umum untuk berhenti menyusui selama 24 hingga 48 jam setelah MRI tidak didasarkan pada bukti. Apalagi, media kontras yang masuk ke ASI saat
MRI dilakukan jumlahnya sedikit.
Ilustrasi MRI/ Foto: iStock |
"Serangkaian pemeriksaan tersebut dilakukan dengan materi yang mengandung iodin (bukan radioaktif). Kebanyakan ahli radiologi mengerti bahwa sebenarnya berhenti menyusui sama sekali tidak perlu dilakukan. Apalagi mengingat bahwa hanya sebagian kecil iodin yang akan masuk ke dalam ASI," tulis Newman dalam bukunya
The Ultimate Breastfeeding Book of Answers (Segala yang Perlu Anda Tahu soal Menyusui).Baca juga: ASI Ekslusif Penting untuk Perkembangan Otak Bayi Prematur |
Newman mengatakan sama seperti
CT Scan yang juga menggunakan bahan aktif yang mengandung iodin (bukan radioaktif). Sedangkan untuk MRI Scan, materi yang digunakan adalah
gadopentate, sesuatu yang memiliki waktu luruh sangat singkat (kurang dari satu jam) dan akan hilang sama sekali dalam tubuh ibu dalam waktu 6 jam. Lalu, hanya sebagian kecil
gadopentate yang terserap usus besar, kira-kira hanya 0,8 persen yang akan masuk ke dalam tubuh bayi.
"Sebenarnya tidak ada alasan sama sekali untuk berhenti
menyusui sementara setelah menjalani prosedur
MRI. Meskipun demikian tetap saja pihak pemeriksa
MRI scan tetap merekomendasikan agar ibu tidak menyusui selama 24 jam setelah menjalani
MRI Scan," katanya.
Beberapa waktu lalu, dr.Med. Luqman Adji Saptogino, Sp.Rad (K), Sp.KN dari RS Pondok Indah, pernah mengatakan
MRI boleh dikatakan tidak memiliki efek samping yang berarti.
"Yang menjadi masalah biasanya (gelombang) radio frekuensinya, yang digunakan untuk merangsang proton-proton di tubuh, sehingga pasien akan merasa tidak nyaman, panas," kata Luqman.
[Gambas:Video 20detik]
(rdn/rdn)