Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Efek Bunda Menyusui Minum Obat Epilepsi, Bikin Bayi Ngantuk & Mudah Emosi

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 18 Apr 2021 14:30 WIB

Ibu menyusui
Bunda menyusui konsumsi obat epilepsi/ Foto: iStock

Bagi orang yang mengalami epilepsi, biasanya diresepkan obat-obatan anti-kejang di sepanjang hidupnya. Namun, apakah obat epilepsi masih boleh diminum oleh ibu menyusui? 

Bunda yang baru memiliki anak, mungkin akan bertanya-tanya apakah kandungan obat tersebut bisa masuk de dalam ASI dan berdampak pada bayi. Sebuah studi yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Epilepsy Society (AES), menunjukkan kalau beberapa dokter anak dan dokter kandungan mungkin tidak menyarankan pasien epilepsi untuk menyusui, tetapi Bunda dengan epilepsi yang berkonsultasi dengan dokter dan konsultan laktasi lebih cenderung memberikan ASI.

Dikutip dari Web MD, Neil Lava, MD, mengatakan bahwa obat menyusui sebenarnya aman untuk bayi. Memang, sejumlah obat anti-kejang ini bisa masuk ke ASI. Itu sebabnya beberapa bayi yang disusui Bunda yang minum obat epilepsi jadi terlihat selalu mengantuk. Hal itu bisa terjadi karena beberapa obat anti-kejang dapat menyebabkan kantuk.

"Bicaralah dengan dokter Anda tentang menggantinya dengan susu formula. Ingat, bayi Anda pernah terpapar obat tersebut selama kehamilan Anda. Jumlah obat yang ditemukan dalam ASI kurang dari jumlah di aliran darah Anda selama kehamilan," kata Lava.

Bunda menyusui yang mengonsumsi Luminal atau Mysoline, mungkin memperhatikan kalau bayi terlalu mengantuk atau mudah tersinggung. Apabila ini menjadi masalah, tanyakan kepada dokter atau dokter anak apakah Bunda harus memberinya susu botol.

Gadis Aceh dinikahi Polisi Turki


Kebanyakan Bunda pengidap epilepsi khawatir kalau mengalami kejang saat menggendong bayi.  Ini merupakan ketakutan yang wajar dan masuk akal.  Hal pertama yang harus dilakukan adalah berbicara dengan dokter tentang kekhawatiran Bunda.  

"Anda dan dokter Anda dapat bekerja sama untuk merencanakan untuk menjaga bayi Anda tetap aman," jelas Lava.

Kim Meador, MD, dari Universitas Stanford di California, menjelaskan ada dua penelitian yang mengawasi anak-anak yang disusui Bunda yang mengonsumsi obat epilepsi dan tidak menemukan efek samping setelah 3 tahun.

Analisis NEAD juga mengamati paparan obat anti-epilepsi dan menemukan hasil kognitif yang lebih baik pada usia 6 tahun di antara anak-anak yang disusui, tambahnya. "Penelitian menunjukkan bahwa ibu dan anak mendapatkan semua efek positif dari menyusui tanpa efek negatif," kata Meador kepada MedPage Today.

Sementara itu, Elizabeth Gerard, MD, dari Northwestern University di Chicago, mengatakan menyusui pada Bunda yang epilepsi itu agak rumit. Seorang ibu baru yang memutuskan menyusui biasanya bangun setiap dua jam untuk menyusui bayinya.


"Tetapi gangguan tidur sangat merepotkan bagi wanita pengidap epilepsi. Saya menasihati pasien saya untuk berpikir kritis tentang bagaimana mereka akan mengatur ini dan berencana untuk memompa sehingga anggota keluarga dapat mengambil alih setidaknya satu atau dua kali menyusui setiap malam," ujar Gerard.

Karena itu, Abrar Al-Faraj, MD, dari Fakultas Kedokteran Universitas Boston, mengingatkan agar Bunda menyusui dengan epilepsi harus selalu mendiskusikan dan bertanya tentang menyusui dengan ahli sarafnya untuk memastikan keamanan, terutama jika Bunda minum lebih dari satu obat.

"Ahli saraf dapat meyakinkan wanita bahwa dalam banyak kasus menyusui aman dan harus didorong," jelas Al-Faraj.

Bunda menyusui juga harus mewaspadai epilepsi ya, agar tidak seperti Citra Kirana dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda