MENYUSUI
Ibu Menyusui Positif COVID-19, Haruskah Berhenti Menyusui?
Nadiyah S.Gz, M.Si, C.Ht, CSRS | HaiBunda
Rabu, 28 Jul 2021 13:06 WIBPekan ASI Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Agustus tiap tahunnya. Berbeda dari sebelumnya, tahun ini banyak ibu menyusui harus berjuang lebih dari biasanya karena COVID-19 kian mengancam.
Dalam kondisi terinfeksi COVID-19, apakah Bunda masih harus tetap menyusui? Seperti yang kita ketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI kepada bayi baru lahir selama 6 bulan pertama, kemudian ASI tetap dilanjutkan dengan tambahan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) setelah 6 bulan hingga berlanjut sampai usia 2 tahun.
Simak yuk aturan Bunda yang terkonfirmasi COVID-19, apakah harus berhenti atau tetap boleh menyusui anaknya?
Aturan menyusui untuk ibu menyusui dengan COVID-19
COVID-19 telah menyebar hingga seluruh dunia, bahkan banyak Bunda menyusui juga ikut terinfeksi. Tapi, Bunda yang akan segera melahirkan tidak perlu khawatir. Berdasarkan beberapa penelitian, COVID-19 tidak ditularkan dari Bunda ke janin atau bayi baru lahir.
Perlu Bunda ingat, ibu menyusui dengan COVID-19 tidak menularkan virus SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2) melalui ASI mereka. Sebaliknya, Bunda yang terinfeksi COVID-19 tetap bisa memberikan antibodi yang masuk melalui ASI sehingga ke depannya mampu menetralisir virus tersebut.
Berdasarkan penelitian pada ibu menyusui yang terdiagnosis positif COVID-19 oleh Departemen Pediatrik University of Rochester Medical Center (URMC) dan berbagai universitas lainnya, menunjukkan bahwa tidak ada sampel ASI yang mengandung virus. Tercatat hampir dua pertiga sampel ASI mengandung dua antibodi khusus untuk virus. Secara kritis, penelitian ini memberikan bukti bahwa ibu yang positif COVID-19 tidak boleh dipisahkan dari anak mereka yang baru lahir.
Kelebihan kandungan ASI Bunda terkonfirmasi COVID-19
Bunda yang terkonfirmasi positif COVID-19, memiliki ASI dengan kandungan kadar IgA yang tinggi, yaitu suatu antibodi umum dalam darah dan cairan tubuh lainnya. IgA bermigrasi melalui transfer mukosa, ini menjadi bukti bahwa ibu mentransfer antibodi tersebut kepada bayinya.
Rekomendasi saat masa pandemi ini adalah untuk terus menyusui bagi ibu yang diduga atau terkonfirmasi positif COVID-19. Sebagaimana sebelum pandemi, menyusui langsung (direct breastfeeding) dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dianjurkan untuk dimulai segera setelah lahir.
Untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, pemberian ASI tetap harus didorong dan didukung, karena ASI memperkuat sistem kekebalan bayi baru lahir dan melindungi terhadap berbagai penyakit menular.
Menyusui secara umum, selama wabah pandemi ini tidak boleh dihentikan. Bahkan ibu yang berniat untuk menyapih bayi atau balitanya, harus menunda keputusan tersebut selama periode khusus ini, agar memungkinkan bayi/balita mendapatkan manfaat dari zat kekebalan dalam ASI.
Kenapa bayi harus tetap disusui selama pandemi? Simak alasan selengkapnya di halaman berikut!
Nah, alasan dilarang menyapih selama pandemi juga bisa Bunda simak dalam video di bawah ini:

REKOMENDASI WHO MENYUSUI SAAT POSITIF COVID-19