Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Efektivitas KB Suntik untuk Ibu Menyusui, Benarkah Tidak Ganggu Produksi ASI?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 08 Dec 2021 16:46 WIB

Young mother breastfeeding her baby boy in the bedroom. Belgrade, Serbia
Efektivitas KB Suntik untuk Ibu Menyusui, Benarkan Tidak Ganggu Produksi ASI?/ Foto: iStock
Jakarta -

KB suntik adalah pilihan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Jenis kontrasepsi ini diyakini aman digunakan saat menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI, Bunda. Benar enggak ya?

KB suntik bekerja dengan cara melepaskan hormon ke dalam aliran darah untuk mencegah kehamilan. Menurut National Health Service (NHS) Inggris, efektivitas KB suntik adalah 99 persen, Bunda.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan bahwa suntik KB hanya bisa diberikan tenaga profesional terlatih. Suntikan pertama dapat diberikan kapan saja selama siklus menstruasi atau selama dokter atau tenaga medis yakin bahwa Bunda tidak sedang hamil.

Secara umum, KB suntik adalah metode kontrasepsi hormonal yang diberikan dalam jangka waktu tertentu. Cara kerjanya KB suntik adalah menghambat pembuahan atau ovulasi, sehingga dapat mencegah kehamilan.

"Mekanisme kerja KB suntik ini bertujuan untuk menghambat ovulasi, mengalami pembuahan, dan menipiskan dinding endometrium. Penggunaan KB suntik tergolong mudah karena Bunda tidak perlu melakukan pemeriksaan lebih dalam," kata Staf Medis Women Health Service RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Ilham Utama Surya, SpOG, kepada HaiBunda belum lama ini.

KB Suntik biasanya dilakukan di bagian otot bokong, bawah perut, lengan, atau paha. Penyuntikan dilakukan dengan cepat dan bisa didapatkan di fasilitas kesehatan, seperti klinik, Puskesmas, atau rumah sakit.

Jenis KB suntik

Ada dua jenis KB suntik yang dikenal di Indonesia, yakni KB suntik 1 bulan dan 3 bulan. Apa beda keduanya ya? Berikut penjelasan lengkap dari Dokter obgyn RS Brawijaya Woman & Children Jakarta, dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, FFAG:

1. KB suntik 1 bulan

KB suntik satu bulan umumnya menggunakan hormon kombinasi, yakni hormon progestin dan estrogen. Kandungan hormon yang digunakan adalah depoprovera (DMPA) 25 miligram (mg), ditambahkan estradion cypionate 5 mg atau norethisterone enanthanante 50 mg dan estradion valerate 5 mg.

"Estradiol merupakan kombinasi dari estrogen steroid yang berfungsi mengatur dan meregulasi siklus haid," kata Dinda, dalam Webinar bersama Andalan, beberapa waktu lalu.

2. KB suntik 3 bulan

KB suntik tiga bulan menggunakan single hormon yang berisi DMPA atau medrocyprgesterine acetate 150 mg. Seperti KB suntik 1 bulan, jenis KB suntik ini tidak memengaruhi kesuburan, Bunda.

Mengutip Mayo Clinic, KB suntik 3 bulan cukup efektif mencegah kehamilan. Diperkirakan 6 dari 100 orang yang menggunakan metode ini hamil. Namun, risiko kehamilan jauh lebih rendah bila Bunda rutin suntik KB setiap 3 bulan.

KB suntik untuk ibu menyusui

Kb suntikIlustrasi Bunda dapat KB suntik/ Foto: Getty Images/iStockphoto/nikom1234

KB suntik dapat digunakan selama Bunda menyusui buah hati. Namun, pilihan terbaik adalah KB suntik 3 bulan.

KB suntik 1 bulan tidak direkomendasikan karena mengandung estrogen, Bunda. Segala pengobatan yang mengandung hormon estrogen tidak disarankan untuk Bunda menyusui karena bisa menurunkan kualitas dan kuantitas ASI.

Sementara itu, dalam kandungan KB suntik 3 bulan tidak mengandung estrogen tapi hanya DMPA. DMPA adalah nama merek terkenal untuk medroxyprogesterone acetate, yakni suntikan kontrasepsi yang mengandung hormon progestin.

DMPA dapat menekan ovulasi, mencegah ovarium melepsakan sel telur, hingga mengentalkan lendir serviks untuk mencegah sperma mencapai sel telur. Alat kontrasepsi ini juga dapat mengurangi risiko kanker endometrium.

Dinda mengatakan bahwa hormon dalam KB suntik 3 bulan adalah progestin yang aman digunakan selama masa menyusui. Kandungan progestin ini juga tidak memengaruhi produksi ASI.

"KB suntik ini adalah progestin atau satu hormon sama seperti single hormon. Kontrasepsi tidak akan mengubah produksi ASI dan disuntik 3 bulan," ujar Dinda.

Meski aman untuk Bunda menyusui, KB suntik 3 bulan tetap bisa meninggalkan efek bagi tubuh. Salah satunya adalah menyebabkan berat badan naik. Obat yang disuntikkan dalam KB ini memiliki efek menahan cairan di dalam sel, sehingga bikin berat badan bertambah.

Tak semua wanita bisa menggunakan KB suntik ini ya. Bagi Bunda yang berusia di atas 35 tahun dan berisiko osteoporosis tidak disarankan untuk menggunakan KB suntik. Penggunaan KB ini juga sebaiknya dikonsultasikan ke dokter ya.

Pilihan kontrasepsi untuk ibu menyusui

1. Menyusui eksklusif

Menyusui eksklusif bisa menjadi metode KB alami yang aman nih, Bunda. Namun, tak semua ibu menyusui pasti bakal aman dan enggak 'kebobolan'. Menyusui sebagai KB alami harus memenuhi syarat ya.

Selain harus diberikan sebagai ASI eksklusif tanpa tambahan makanan, syarat lainnya adalah bayi masih berusia di bawah 6 bulan, dan Bunda menyusui tidak haid setelah melahirkan.

Selain itu, metode ini baru bisa berhasil bila Si Kecil menyusu eksklusif dari puting Bunda atau direct breastfeeding. Memerah ASI tidak berlaku dalam metode ini karena tak bisa meningkatkan hormon prolaktin.

"Metode amenore sebagai KB alami ini baru berhasil kalau bayi disusui langsung. Sebab, rangsangan dari hidapan bayi di puting itu menekan saraf-saraf ke hipotalamus atau otak untuk menghasilkan hormon prolaktin. Kalau diperah, tidak ada rangsangan di puting, lama-lama produksi ASI malah menurun dan terkadang bisa muncul haid karena kadar prolaktin tidak tinggi," ujar Dr.Gorga I.V.W Udjung Sp.OG dari RSIA Bunda, Jakarta, dalam Live Instagram Haibunda, belum lama ini.

2. IUD hormonal dan tembaga

Pilihan kontrasepsi lain yang aman selama menyusui adalah IUD (Intrauterine Device). Dilansir Parents, dua pilihan aman adalah IUD hormonal dan IUD tembaga, Bunda.

IUD hormonal adalah alat berbentuk T kecil yang dimasukkan dokter ke dalam rahim wanita. Hormon di dalamnya, progestin, bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks dan menipiskan lapisan rahim untuk mencegah pembuahan dan implantasi sel telur.

Beberapa jenis IUD hormonal dapat bertahan selama tiga hingga lima tahun. IUD dianggap lebih dari 99 persen efektif untuk mencegah kehamilan.

Sedangkan IUD tembaga berfungsi seperti IUD hormonal, tetapi tidak mengandung hormon. Sebaliknya, tembaga di dalamnya menciptakan peradangan yang dapat mencegah sperma membuahi sel telur. IUD tembaga sama efektifnya dengan IUD hormonal dan dapat digunakan hingga 10 tahun.

3. Implan progestin

KB implan progestin sering menjadi pilihan bagi Bunda menyusui yang ingin cegah kehamilan. Alat kontrasepsi ini memiliki bentuk seperti batang fleksibel kecil yang dimasukkan di bawah kulit lengan atas.

KB ini mengandung progestin, hormon yang sama yang ada di IUD dan KB suntik. Fungsinya pun untuk mencegah kehamilan dengan cara yang sama.

Selain metode KB di atas, Bunda juga bisa menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi cegah kehamilan selama menyusui. Meski efektivitasnya tidak sebaik yang lain, kondom bisa melindungi kita dari Penyakit Menular Seksual (PMS) saat berhubungan seks.

Simak juga 4 jenis sayuran yang bisa bikin ASI banjir, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda