Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Dampak Posting ASIP di Medsos, Bisa Jadi Motivasi atau Malah Bikin Insecure

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Selasa, 26 Apr 2022 07:10 WIB

Young mother breastfeeding her baby boy in public place. Trieste, Italy, Europe
Dampak Memposting ASIP di Medsos, Bisa Jadi Motivasi atau Malah Bikin Insecure /Foto: iStock

Jakarta - Bagi Bunda pejuang ASI, memompa atau pumping adalah salah satu cara untuk mencukupi kebutuhan ASI Si Kecil. Agar memastikan produksi ASI selalu aman, para busui juga biasanya akan sering melakukan pumping dan menyetoknya di freezer.

Dengan begitu, busui pun merasa tenang karena Si Kecil bisa mendapatkan ASI kapan pun. Tak jarang, mungkin karena merasa puas dan ingin membangkitkan semangat busui lain, tak sedikit ibu menyusui yang lalu mem-posting stok ASI-nya di medsos.

Mungkin bagi Bunda, mem-posting stok ASI di media sosial merupakan hal yang biasa saja, tapi mungkin tidak bagi ibu menyusui lain lho. Faktanya, tidak semua ibu memutuskan untuk menyusui secara eksklusif karena berbagai alasan.

Maka itu, segala postingan tentang menyusui hingga ASI bisa tak melulu akan dilihat sebagai hal yang positif oleh ibu lain, bahkan mungkin ada yang malah merasa insecure dan rendah diri karena tak mampu menghasilkan ASI sebanyak busui lain. 

Padahal seorang ibu menyusui sangat membutuhkan motivasi dan dukungan dari lingkungan sekitarnya agar ia merasa rileks sehingga tubuhnya mampu menghasilkan ASI dengan lancar.  

Banner cara menyimpan daun bawangCara menyimpan daun bawang/ Foto: HaiBunda/ Novita Rizki

Karena itulah, Bunda mungkin perlu memperhatikan apa saja yang perlu dipahami saat hendak mem-posting segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas menyusui, terutama tentang stok ASI perah di media sosial agar tidak membuat Bunda lainnya merasa insecure. Yuk, simak panduannya berikut ini, Bunda.

Pantau penggunaan media sosial

Untuk mendukung aktivitas menyusui, kini memang telah banyak tersedia grup diskusi di media sosial yang menampung banyak pesan positif dan dukungan bagi ibu pejuang ASI. 

Namun, ternyata hal semacam itu bisa saja memicu komentar yang beragam dari para Bunda pengguna media sosial lho, seperti mempertanyakan perjuangan ibu menyusui atau meremehkan keputusan menyusui seseorang.

Ms. Ashwinni Manasseh dari Alliance Counselling mengatakan mungkin beberapa Bunda akan mengalami perasaan rendah diri ketika membandingkan diri mereka dengan ibu lain di media sosial.

“Di media sosial, terkadang ada ibu yang mem-posting foto jumlah stok ASIP yang telah mereka miliki. Melihat hal tersebut, beberapa ibu mungkin akan merasa termotivasi dan terpacu untuk bisa menghasilkan lebih banyak ASIP. Bahkan, ada yang terlalu fokus dengan pumping dan lebih memikirkan kuantitas melebihi kualitas ASI," kata Manasseh, dikutip dari laman CNA.

Mother using a mobile phone while breastfeeding her newborn baby boy. They are lying in bed in their bedroom. Belgrade, SerbiaDampak Memposting ASIP di Medsos, Bisa Jadi Motivasi atau Malah Bikin Insecure . Belgrade, Serbia/ Foto: Getty Images/NoSystem images

Menurutnya, hal tersebut bisa menyebabkan ibu-ibu lain merasa insecure bahkan depresi karena mereka merasa sangat malu, bersalah, dan menyesal kepada bayinya.

Untuk itu, ia pun mengimbau para Bunda agar lebih peka saat mem-posting segala sesuatu di media sosial mereka karena dapat memengaruhi psikologis ibu yang lain.

“Jika seorang ibu tengah berjuang menyusui dan terus melihat gambar yang malah membuat Anda kesal, lebih baik menghindari bahkan un-follow saja akun tersebut. Lebih baik membatasi penggunaan media sosial dan lebih fokus pada diri sendiri saja," kata Manasseh.

Lalu, bagaimana cara memanfaatkan media sosial untuk membuat Bunda menyusui lebih bersemangat? Simak di halaman selanjutnya ya.

Simak juga video tentang curhat ASI Tasya Kamila, dipermalukan hingga salahkan diri sendiri.

[Gambas:Video Haibunda]




DUA SISI PENGARUH MEDIA SOSIAL PADA PROSES MENYUSUI

Baby having a tantrum and fighting with his mother for a smart phone sitting on a couch in the living room at home

Dampak Memposting ASIP di Medsos, Bisa Jadi Motivasi atau Malah Bikin Insecure /Foto: Getty Images/iStockphoto/AntonioGuillem

Dua sisi pengaruh media sosial pada proses menyusui

Media sosial memang bisa memberikan efek yang berlawanan ya Bunda pada proses menyusui. Di satu sisi bisa membantu Bunda mendapatkan informasi dan dukungan dari sesama busui, tapi di sisi lain justru bisa membuat Bunda merasa sedih dan bersalah karena tidak memiliki kemampuan seperti ibu lainnya.

Dr. Kamini Rajaratnam, seorang psikiater yang tertarik dengan psikiatri perinatal menyarankan agar proses menyusui berjalan lancar, para ibu sebaiknya mengunjungi konsultan laktasi sebelum melahirkan.

Konsultan laktasi yang terlatih dapat memberikan saran yang tepat. "Sangat penting untuk memiliki seseorang yang dapat Anda hubungi jika kesulitan menyusui," kata Dr Kamini.

Dengan begitu, bila menemukan sesuatu yang membuat Bunda merasa kecil hati atau cemas, bisa langsung berkonsultasi dengan ahlinya dan segera menemukan solusinya agar merasa tenang dan terhindar dari stres yang dapat memengaruhi kuantitas dan kualitas ASI untuk bayi.

Terlebih, ketika sedang berjuang menjadi seorang ibu menyusui, Bunda tidak membutuhkan seseorang yang menghakimi, tetapi seseorang yang bisa mendukung perjuangan Bunda. 

Dr. Mohana Rajakulendran, dokter anak di Parkway East Pediatric Clinic di Parkway East Hospital, mengatakan bila ia bertemu dengan ibu yang sedang berjuang menyusui, dia meyakinkan bahwa mereka akan baik-baik saja dan melakukan yang terbaik. Berapa pun jumlah ASI yang mereka berikan, sangat bermanfaat bagi bayi.

Dia juga menekankan bahwa ibu menyusui perlu menjaga kebutuhan diri mereka sendiri, seperti istirahat, terhidrasi, dan mengonsumsi nutrisi yang baik untuk meningkatkan suplai ASI yang baik dan menjaga kondisi mental yang sehat juga.

Meskipun berpotensi berdampak negatif pada beberapa orang, para ahli menekankan media sosial dapat membantu para ibu, menawarkan dorongan yang tepat dan memberikan nasihat berharga.

Dr. Kamini mengatakan ketika wanita bertanya di platform media sosial, mereka terkadang mendapat tanggapan yang baik dari ibu-ibu lain yang jujur tentang perjuangan mereka.

"Media sosial dapat membantu karena membuat dukungan untuk ibu lebih mudah diakses. Bunda tidak perlu keluar dan bertemu dengan seseorang, dukungan sangat mudah didapatkan dan membantu ibu yang membutuhkan," kata Dr Kamini.

Namun, seperti pisau bermata dua, media sosial juga bisa membuat Bunda yang mengalami kesulitan dalam menyusui akan menghadapi perasaan tidak mampu, malu, dan bersalah, kata pakar kesehatan mental.

"Ada banyak rasa bersalah dan malu yang terlibat ketika mereka tidak berhasil menyusui atau menyusui secara eksklusif," kata Dr. Kamini.

Di sisi lain, media sosial juga bisa banyak memberikan busui petunjuk tentang trik menyusui. Selain itu, busui juga dapat berbagi cerita sehingga akan merasa lebih tenang dan bahagia karena memiliki teman. 

Biar makin semangat menjalani bulan Ramadan, ada HAMPERS spesial nih, dari HaiBunda. Bunda bisa mendapatkan minyak goreng 2 liter, emas 3 gram, smartphone, smart TV, dan masih banyak lagi. Daftar di SINI untuk mendapatkannya!


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda