MENYUSUI
Cegah Insecure Sesama Busui, Bagaimana Etika Posting ASIP di Medsos?
Dwi Indah Nurcahyani | HaiBunda
Kamis, 24 Mar 2022 09:30 WIBJakarta - Apa yang terlintas di benak Bunda ketika melihat adanya postingan seorang Bunda menyusui lain tentang stok ASI-nya? Bagi Bunda yang produksi ASI-nya lancar mungkin akan turut berbahagia. Namun, bagaimana dengan Bunda yang aliran ASI-nya memiliki masalah? Bisa-bisa malah merasa insecure ya.
Kemudahan berteknologi di jaman ini terkadang bisa membuat orang lupa diri, menjadikan media sosial sarana untuk mem-posting segala macam hal. Padahal tidak semua hal yang kita umbar di media sosial bisa diterima dengan baik oleh orang lain.
Adakalanya postingan di media sosial bisa mendatangkan efek positif ya, Bunda. Tapi, di sisi lain, bisa juga Bunda lain yang melihatnya justru merasa insecure.
Wah, jangan sampai itu dialami ya, Bunda. Apalagi, niatnya awalnya sekadar sharing.
Setiap tubuh ibu menyusui memiliki kemampuan berbeda-beda dalam menghasilkan ASI, tergantung dari kebutuhan Si Kecil. Ada yang mampu menghasilkan banyak ASI, tapi ada juga Bunda yang tidak bisa memproduksi ASI karena beberapa kondisi.
Apalagi, sesama pejuang menyusui yang enggak mudah menjalaninya, saling mendukung menjadi kunci keberhasilan menyusui secara tidak langsung.
Perlu Bunda ketahui bahwa tidak semua busui dapat menyusui dengan cepat dan memiliki produksi ASI yang sama banyaknya. Nah, beberapa busui pun merasakan insecure karena ASI mereka tak sebanyak busui lainnya.
Tak ayal, rasa insecure itulah yang mendatangkan stres dan kecemasan. Karena itu, sebelum posting di medsos, apalagi soal ASIP nih, Bunda sebaiknya memikirkan apa dampaknya secara luas saat banyak busui lainnya melihatnya, seperti dikutip dari laman Babymed.
Ada baiknya, tetap kedepankan empati sehingga apa yang di posting tidak membuat busui lainnya insecure ya, Bunda.
Ms Ashwinni Manasseh dari Alliance Counselling bahwa beberapa ibu mungkin merasa insecure ketika mereka membandingkan diri mereka dengan ibu lainnya di medsos.
"Di medsos, terkadang Bunda melihat busui lainnya mem-posting gambar berapa banyak ASI yang didapatkan dan, beberapa ibu bisa menjadi sangat terobsesi dengan produksi mereka sehingga mereka mulai menargetkan keras pada sesi pumping dan selalu memeriksa berapa banyak ASI yang berhasil dipompa. Ini bisa menyebabkan depresi karena merasa merasa sangat malu, bersalah, dan menyesal," katanya seperti dikutip dari laman Channelnewsasia.
Tak hanya itu, busui lainnya pun tak jarang berpikir bahwa mereka tak cukup memproduksi cukup ASI karena melihat postingan yang ada di medsos.
Simak juga video tentang 3 cara menghangatkan ASI yang tepat.

CEGAH INSECURE SESAMA BUSUI, BAGAIMANA ETIKA POSTING ASIP DI MEDSOS?